part 02: a happy note

56 15 0
                                    

To the Boy I Never Dated

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







To the Boy I Never Dated



pagi ini jake meneleponku dan dia bilang bahwa aku punya hutang padanya. kaget setengah mati, kupikir benar-benar hutang namun rupanya aku punya hutang harus menghabiskan hari bersamanya dan menuruti semua keinginannya. sebagai hukuman karena kalah saat bermain street basketball di salah satu game center ketika kami berlibur di gold coast, australia, bulan lalu.

memang agak menguras kesabaran tapi apa boleh buat. aku juga tidak bisa bohong, memang ini yang selalu kuinginkan setiap saat, bersamanya kemanapun itu. aku langsung bersiap dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

tak lama setelah itu, jake datang dengan sebuah mobil cabriolet putih yang ia pinjam dari kakaknya. tidak bisa dibilang pinjam, karena memang kebetulan kakaknya sedang tidak ada di rumah dan jadi kesempatan baik untuknya.

pip! pip!

bunyi klakson yang terus menggema di halaman rumahku. sudah tau pasti siapa pelakunya. keluarga tidak akan mungkin marah karena tau si pembuat ulah adalah jake. keluargaku dan jake sudah seperti keluarga besar, jadi jake sudah layaknya saudaraku sendiri.

"tuan putriiii!! gak perlu cantik cantik, perginya cuma denganku saja kok!" belum cukup dengan suara klakson, kini suaranya menggelegar menyuruhku untuk bergegas.

bukan aku yang lama, tapi dianya yang terlalu cepat dan bersemangat. kita lihat saja, pasti dia sudah membuat list berisikan apa yang harus dilakukan oleh kami berdua hari ini. lagian bagaimanapun juga, aku tetap memiliki rasa ingin terlihat menarik biarpun hanya pergi dengannya yang notabenenya adalah sahabatku.

aku berlari kecil ke bawah setelah meraih sebuah tas berukuran sedang kemudian melingkarkannya di tubuhku. hampir lupa, perutku masih kosong dan rupanya tidak ada apa-apa di meja makan.

"perutmu gak boleh keisi apapun, april. kita kan mau makan ramen!" teriak jake dari mobilnya. lagi dan lagi. dia seperti kamera pengawas yang bisa mengetahui semua kegiatanku.

"jake shim! berisik!"

aku langsung berlari ke luar, dan yah ... melewatkan sarapan juga kali ini demi jake yang sangat mengidamkan ramen.

"jangan lupa! ramen danbo!" kedua jarinya mengacung lalu ia letakkan di pipinya. aneh tapi mengingatkanku dengan jake yang berumur sepuluh tahun.

aku berdecih kemudian masuk ke dalam mobilnya itu. disambut dengan ocehannya seperti biasa. jake membawaku ke sebuah tempat bernama ramen danbo, letaknya tepat di brisbane selatan. ramen danbo adalah hal yang wajib setiap pergi ke brisbane selatan.

kami akhirnya sampai di destinasi pertama. jake seperti belum makan selama sebulan. secinta itu dengan ramen dia sampai memesan dia mangkok ramen. yah, aku melihatnya makan saja sudah ikut kenyang.

"mana liat listnya" pintaku pada jake yang terlihat mengelus-elus perutnya. asal kalian tau saja, dia hampir tidak mampu bicara. tangannya merogoh saku jaket denimnya dan mengeluarkan secarik kertas kecil berisi tulisan.

aku melihat hanya ada tiga point dalam kertas dengan tulisan 'to-do list with april yoo' besar paling atas. pertama, ramen danbo. sudah jelas dan sudah terpenuhi. kedua, piknik kecil di sungai brisbane. aku menahan tawa membacanya, bisa-bisanya ia terpikirkan untuk berpiknik. oh iya, katanya sudah bawa perlengkapan pikniknya juga. terakhir, brisbane powerhouse. aku kebingungan sebab dia tidak menuliskan kegiatannya di sana.

"ini saja?" aku bertanya padanya yang masih sibuk mengatur nafasnya.

"kamu ... kalo mau menambah tempat, kamu saja yang nyetir. aku gak sanggup" katanya sambil cemberut. entah untuk apa seperti itu.

"...and brisbane powerhouse?"

"my chemical romance!"

"huh? your chemical romance? siapa?" aku mengernyit tidak paham dengan ucapannya yang mendadak random itu.

"april! it's a band! kita bakal nonton konser nanti malam setelah dari sungai brisbane" jake kini sudah bisa mengeluarkan suaranya lagi.

konser katanya. oh, tepat sekali. kata orang, konser adalah moment yang tepat untuk siapapun yang ingin menyatakan perasaannya.

haruskah aku?

TO THE BOY I NEVER DATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang