6)-misi awal

11 5 0
                                    

"Gilla sih parah-parah," erang Mora menggigit jari tangannya.

Mora saat ini sedang membaca cerita dari aplikasi berlogo warna oren dan huruf kapital W itu.

Yes wattpad. Aplikasi yang menemaninya saat gabut. Mora bisa menyelesaikan 3-4 judul berbeda saat ia sedang gabut.

Jadi sebut saja ia pun kaum dunia oren.

Ia sedang membaca cerita fiksi yang menggambarkan seorang wanita yang tengah mengejar cintanya. Menunjukan cintanya pada pujaan hatinya.

"BAPER BANGET GAK SIH!!"

"Kapan coba gue gitu?" tanyanya sendiri.

"Bikin iri aja si, sialan jadi pengen!" teriaknya lagi tak tertahan saat menemukan adegan so sweet.

Dimana sang laki-laki yang memberikan perhatian di hadapan banyak orang. bikin iri bukan. Belum lagi si cewe di perlakukan like a queen.

"Gue pengenn! dan gue harus bisa dapetin ka Aksa!" ucapnya penuh tekad.

Bagaimanapun caranya ia harus bisa membuktikan pada Aksa agar Aksa bisa percaya padanya.

"Tunggu besok ka Aksa samyang!" teriak Mora dengan girang lalu membaringkan tubuhnya dan bersiap untuk menuju ke alam mimpi.

~~

"Pagi dunia," ucap Mora.

Setelah 10 bangun dari tidurnya dan kini ia sedang membuka horden kamarnya. Membuat sinar matahari itu kini masuk ke dalam kamarnya.

Mora berjalan ke arah kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya, setelahnya ia memakai seragam dan mengambil tas nya. Berjalan ke arah dapur.

Dan di sana sudah ada bi sum, tetangganya yang telah menemani dan memasakkan-nya sarapan semenjak Karina berada di rumah sakit menemani Zidan.

Bi sum itu tinggal sendiri di rumahnya, tidak memiliki anak dan tidak punya suami karna dia ditinggal selingkuh. Makanya Karina meminta bi sum untuk menemani Mora dan dengan senang hati bi sum menerimanya.

"Sudah bangun neng?" tanya bi sum sedang menata gelas pada meja.

"Udah bi, selamat pagi ya bi semoga hari ini menyenangkan." jawab Mora membuat bi sum tersenyum paksa.

Gimana mau bahagia, sumber kebahagiaannya saja rela meninggalkannya.

Bi sum tidak mengatakan itu, ia hanya menatap Mora lalu tersenyum tipis.

Mora lalu memulai sarapan dengan sunyi kemudian ia langsung pamit untuk berangkat ke sekolahnya.

Mora berangkat dengan menggunakan taksi. Karna biasanya ia akan berangkat dengan Zidan dan tidak ada supir pribadi.

"Makasih ya mang, ini.." ucap Mora saat hendak turun dari taksi dan menyerahkan uang 50 ribuan.

Mora turun dan berjalan ke arah gerbangnya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Semoga saja harinya menyenangkan, semoga.

Berjalan tanpa hambatan, saat ia akan memasuki kelasnya Mora melihat Aksa berjalan di koridor seperti juga baru datang.

"Bismillah Mora, Lo pasti bisa!" semangatnya membatin.

Mora tidak jadi memasuki kelasnya ia malah berbalik menyusul Aksa dan berlari ke arahnya.

"Ka Aksa!" teriaknya menggema.

Aksa mungkin mendengarnya hingga ia pun membalikkan badannya. Menatap Mora lalu tersenyum tipis.

Diam dan menunggu Mora mengapa ia memanggil dirinya.

AMORA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang