Wah selamat memasuki part intii...
Semoga suka, jangan baper yaa..
Dii baca pelan-pelan, biar feel-nya lebih dapet.
Happy reading ❤️
💗💗
***
Hari ini Mora sedikit telat berangkat ke sekolahnya, dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 06.45 ia bergegas mandi lalu memakai seragamnya.
Dengan buru-buru Mora melakukan semua aktivitasnya. Mengambil kunci motor miliknya dan segera tancap gas. Dengan kecepatan tinggi ia mengendari matic itu bagai orang kesetanan.
Akhirnya ia sampai ±7 menit dan ya, gerbang sudah di tutup pastinya. Berulang kali Mora membunyikan klakson untuk segera dibukakan pintunya. Namun gerbang tak kunjung di buka.
Apa sengaja, kalau ada anak murid telat di biarkan saja begini?
Mora tinggal pulang juga ni ya.
Karna kesal akhirnya Mora berdiam di atas motornya, menunggu satpam membukakan pintu gerbang.
Tepat di pukul 08.10 satpam datang dan membukakan pintu untuk Mora, menatap Mora bingung dalam kondisi tertidur di atas motornya.
Mengencangkan sedikit tubuh Mora, satpam itu membangun Karna tidak ada cara lain.
"Neng.."
"Neng..!"
"HALOOW!"
"APAA S-ii.." kaget Mora tak sadar.
"Aduh maaf pak, Mora kira orang gila." kata Mora mengucek-ucek matanya.
"Ganteng-ganteng gini kok dikira orang gilla," jawab pak satpam itu kesal.
Mora hanya terkekeh, lalu menguap menetralisirkan rasa kantuknya.
"Telat ya neng?" tanya bapak itu menatap Mora.
"Kalo kepagian Mora lagi ada di kelas pak, bukan di depan gerbang gini." ucap Mora.
"Ah iya, mau masuk gak?"
"Ya mau kalo boleh, kalo gak boleh Mora bisa pulang lagi." kata Mora enteng.
"Jangan, jangan! mari masuk ambil hukuman ke guru piket." satpam itu mempersilahkan pada Mora.
Mora yang melihat itu tersenyum tipis lalu menjalankan kembali motornya, memarkirkannya lalu berjalan ke arah meja piket berada.
"Assalamualaikum ibu," sapa Mora mengagetkan guru yang sedang tugas piket itu.
"Astagfirullah, Amora bikin kaget ibu saja kamu." kata ibu itu mengelus dadanya.
Kebetulan guru ini mengenal Mora, Karna salah satu guru mapel kelas Mora.
Mora hanya menyengir saja mendengarnya. "Bu minta hukuman dong, Mora telat ni." kata Mora memberikan tangan sebelah kanannya.
Guru itu lantas menatap Mora tak percaya, ini beneran?
Dia telat lo, kok minta hukuman?
Mengapa Mora beda dari yang lain?
Apakah Mora tidak mau hidup enak, dengan mencari jalan lain atau menyelinap masuk diam-diam gitu.
Ini kenapa dia menyerahkan diri secara nyata begini, ini beneran kan?
Bukan arwahnya Mora?"Kenapa bu?" tanya Mora tak paham.
"Kamu beneran minta hukuman?" tanya ibu itu tercengang.
"Ya iya bu hukuman, kenapa emang?"
Ibu itu hanya menggelengkan kepalanya kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA
Teen FictionCape ni mendem sendiri, di ungkapin aja boleh gak? __ "Ka Aksa ko berubah?" _ "Mora salah ya fa, udah ngungkapin perasaan ke ka Aksa?" _ Gak tahu akhirnya kalo bakalan semenyakitkan ini, tahu gini Mora gak bakalan ngungkapin. Mora pendem aja send...