BAB 1

17 2 0
                                    

"it's just a bad day , not a bad life."

•••

Jam menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit. sial sekali Atara hari ini!
Ia merutuki nasibnya yang hari ini bangun kesiangan karena semalam marathon drakor. biasalah..

Mengendarai motor ninja warna merahnya dengan kecepatan tinggi, Atara masih merutuki dirinya dan mengumpat karena telat. Habis sudah nasibnya karena ini hari senin dan seharusnya ia mengikuti upacara.

Saat Atara melesat cepat bersama motornya, membelah kota Jakarta pagi ini, segerombolan anak Black Wolf pun sedang dalam perjalanan menuju sekolah yang juga telat. Atara melewati anak-anak Black Wolf dan itu mengundang perhatian mereka yang juga berhenti seketika.

"eh busett! tuh orang lagi cari mati apa gimana dah, pagi-pagi gini udah ngebut aja berasa raja jalanan." ucap Bima sembari membuka tutup helm nya.

"tau tuh, kek ini jalanan nenek moyang nya apa" balas Chandra.

Hal itu justru, mengundang penasaran Dhirendra, sang ketua geng Black Wolf yang langsung tancap gas dan mengejar sang pengendara tadi, Atara.

"lah bos maen pergi-pergi aja. si bos ngapain mau ngejar si raja jalanan?" tanya Bima asal lalu dibalas dengan toyoran oleh wakil ketua geng Black Wolf, Arsa.

"bacot lo. udah ayo cabut juga udah telat ini."

"gausah noyor gue juga bisa kali sat!" kesal Bima.

Yang lainnya pun tancap gas dan mengikuti Dhirendra yang malah belok ke arah lain seperti akan mencegat sang "raja jalanan" di depan nanti.

ckiiittt

Suara motor Atara ketika di depannya tiba-tiba ada enam lelaki yang sudah menghadang jalannya.
Ia belum membuka helm nya karena masih syok. Untung saja ia mengerem dan tidak bablas, kalo tidak, mungkin ia sudah menabrak motor kakak kelas nya itu.

"widih pagi-pagi begini udah ngebut aja cuy. lu kira ini jalan nenek moyang lu apa huh!" ucap Chandra sembari membuka tutup helm nya.

Dhirendra pun turun dari motornya dan berjalan mendekati sang empu motor Kawasaki Ninja berwarna merah tersebut.

dengan mengangkat sebelah alisnya, Dhirendra bertanya, "ngapain lo ngebut?mau jadi pawang jalanan lo?" tanya nya wanti-wanti karena, ia rasa orang yang ada dihadapannya ini bukan seorang lelaki.

Kemudian Atara membuka tutup helm full face nya yang hanya menampilkan manik mata nya.

"urusan lo?" jawab Atara sungut. ia tidak ingin mencari ribut disaat dirinya saja sudah pasti akan mendapat hukuman sesampai disekolah nanti.

Kening Dhirendra mengerut, ternyata firasatnya benar, yang membawa motor dengan kebut-kebutan ini adalah seorang perempuan. Dan seorang adik kelasnya.

"eh lah lah kok- kok matanya lentik sih? lu cowo beneran apa beti?" tanya Bima polos saat melihat Atara membuka tutup helm full face nya.

"si goblok! mulut lo! di filter dikit bisa gak sih? kalo kesinggung dia gimana? mau dihajar lo?!" sarkas Bagas menanggapi ucapan temannya yang memang rada-rada ini.

"filter-filter ndasmu! lu kira mulut gue handphone apa?! filter aja mulut lo sana! lu juga seenaknya ngatain gue goblok!" timpal Bima.

Kesal dengan perdebatan teman-temannya yang tidak bermanfaat di pagi-pagi begini karena mereka pun sudah telat, Agasthya menimpal "berisik anjing!"

"lo? Atarangi?" tanya Dhirendra pada Atara yang setelahnya, ia melepaskan helm nya dan memperlihatkan wajah ketusnya pada sang kakak kelas.

"iya! terus apa urusan lo sama gue? ck gue udah telat nih kak, gausah nambah-nambah masalah deh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLUE SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang