Bonus part (2)
Lakuin! Kalo gak mau dia sedih.
.
.
.
.
.
.Kejadian ini di hari di mana Yuta dan Jia pergi ke bioskop untuk tugas review film mereka.
.
.
.
."Tunggu sebentar ya, kak." Kata perempuan penjaga kasir setelah Yuta memberitakan pesananannya.
"Iya. Terima kasih."
Yuta segera bergeser ke meja yang biasanya orang-orang akan mengambil pesanan mereka yang sudah siap. Sambil menunggu, Yuta mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia senang memperhatikan orang-orang. Walau sekarang tidak ada yang lebih diperhatikannya selain Jia.
Jia, perempuan itu selalu mengingatkan Yuta kepada ibunya yang sudah tiada. Rasanya hanya berbeda raganya saja. Selebihnya sama semua. Pola pikir, cara bicara, sampai minatnya juga sama.
Yuta berkali-kali mengira kalau dia sebenarnya menyukai Jia hanya karena wanita itu mirip mendiang ibunya. Tapi berkali-kali pula ia menyadari kalau ia juga menyukai Jia sebagai lelaki yang menyukai perempuan.
Terkadang Yuta jadi bingung sekaligus juga yakin. Berkali-kali dia memikirkannya. Tapi ada yang sudah pasti, yaitu dirinya yang tidak ingin kehilangan Jia.
Sejujurnya, Yuta sedih melihat Jia yang selalu melihat kepadanya dengan tatapan marah. Tapi, ia tidak bisa menahan perasaannya. Rasanya ia akan jadi gila kalau tidak menunjukkan rasa sukanya kepada wanita itu.
Yuta tahu betul kalau apa yang dilakukannya pada Jia selama beberapa tahun terakhir ini adalah tindakan yang kurang pantas. Ia dengan gamblang mendekati gadis itu walau tahu gadis itu sudah punya pacar. Tindakannya membuat gadis itu kesal padanya. Tapi karena Yuta tahu apa yang tidak diketahui Jia mengenai Mark, maka Yuta merasa kalau tidak ada salahnya ia berbuat begini.
Mark. Yuta membenci lelaki itu. Cowok itu mendapatkan hati wanita yang menjadi pujaan Yuta secara cuma-cuma tapi dia malah mengkhianatinya. Yuta tahu sebenarnya Mark tidak hanya berkencan dengan Jia saja. Walau yang berstatus sebagai pacarnya hanya Jia seorang.
Pemikiran itu bukan tanpa alasan. Yuta sudah melihatnya sendiri dengan matanya kalau Mark berkali-kali terlihat pergi dengan perempuan selain Jia. Awalnya Yuta berpikir kalau mungkin itu sepupu Mark atau temannya yang lain. Tapi semakin jelas ketika Yuta melihat Mark membonceng seorang cewek menaiki sepeda motor dan cewek itu memeluknya dari belakang dengan mesra. Kebetulan Yuta juga bersama Taeyong saat itu. Sehingga Abang dari Jia itu mengetahui juga kalau lelaki yang memacari adiknya bukanlah lelaki yang baik.
"Gue harus kasih liat ke Jia." Ucap Taeyong setelah memotret apa yang dilihatnya. "Jia kudu tau dia pacaran sama cowok modelan apa."
"Jangan, Yong." Sergah Yuta saat Taeyong hendak mengirimkan bukti foto dimana Mark terlihat bersama wanita lain.
"Kenapa? Adek gue berhak tau! Gue gak rela dia diselingkuhin." Seru Taeyong.
"Jangan." Yuta merampas ponsel Taeyong dan menyembunyikannya di balik punggungnya.
"Apaan sih?! Balikin!" Bentak Taeyong.
"Nggak. Lu gak mikirin nanti Jia bakalan gimana? Dia bakalan sedih banget. Biarin Jia tau sendiri kebenarannya."
"Kalo kayak gitu adek gue bakalan lebih sakit! Lu gak ngerti, ya? Mumpung mereka belom lama pacarannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome to Color |•| Yuta NCT [END✓]
FanfictionBAHASA NON BAKU . . "gue ijin sayang sama lo ya?" "terserah" . . ini kisah dimana yang mencinta tidak berharap dicinta. Dan yang dicinta terus menerus dicinta. Terus akhirnya gimana? Apa gitu-gitu aja? Gak capek? . . . . happy reading~