DPK part. 2

19 2 2
                                        

🍑Hai guys, gimana nih kabarnya? Semoga sehat dan selalu dalam lindungan yang maha kuasa🍑

🌹Jangan lupa votement, and share🌹

📚Happy Reading📚

"Sekarang ikut gue. Bantu bawa bola, terus ikut keruang Osis." Ucapnya sambil menarik tangan Kya masuk ke area sekolah.

'Yaelah positif sih gue bakal disidang dulu. kenapa gak to the point aja sih, ribet.' batin Kya.

✨✨✨

Saat sampe di lapangan, mereka semua pada heboh liat Kyara bareng Yahya. Secara,, mereka semua tau kalau Kyara dan Yahya gak pernah tegur sapa sama sekali walau mereka udah sekelas 2 tahun. Setelah naro bola dan absen, Kya ditarik masuk ke ruang Osis.

Setelah mereka sampai di ruang Osis, Yahya hanya diam tak bersuara sambil menatap lurus ke arah Kyara. Kyara pun sama, gak mau membuka pembicaraan. Setelah kurang lebih 15 menit, akhirnya dia mulai sidang.

"Kenapa telat?" Tanyanya singkat.

"Kesiangan." Jawab Kya tak kalah singkat.

'Emang dia pikir, dia doang yang bisa ngomong singkat-singkat? Gue juga bisa kali!' batin Kyara.

"Cih, klise." Ucapnya sambil melirik sinis Kyara.

"Serah! Emang kesiangan!" Jawab Kya mulai emosi.

"Bersihin perpus!"

"Ha?"

"BERSIHIN PERPUS!" Ucap dia menaikkan nada bicaranya.

"APAAN SIH?! NGOMONG ITU YANG JELAS KENAPA? GUE GAK NGERTI!"

"hukuman lo"

"Ha? Gimana?" Ucap Kya masih tak mengerti.

"Hukuman lu bersihin perpus!"

"Ohhh,, hukuman gua bersihin perpus. Ngomong kek dari tadi. Kalo lo ngomongnya jelas kan gue ngerti. Lo juga gak perlu ngurat!"

"Berisik. Sana ke perpus!"

"Sekarang? Berarti gue gak ikut olahraga?"

"Dispen."

"Ha? Apaan si? Aduhhh bapak Yahya yang terhormat, bisa gak sih kalo ngomong gak usah singkat-singkat? Ngirit amat! Dasar pelit!"

"Lo aja yang otaknya gak sampe. Lo izin untuk mapel olahraga. Jadi sekarang lo ke perpus. Jalanin hukuman lo dengan baik dan benar. Paham?"

"Oke"

"Habis ini lo gak boleh telat lagi dengan alasan apapun. Kalo sampe lo telat, hukumannya bakal gue tambah." Peringatnya.

"Iya iya"

Kya langsung berjalan kearah perpus dengan perasaan yang sedikit membaik. karena bisa jauh dari Yahya si makhluk menyebalkan itu.

                       ✨📚📚📚✨

Saat Kyara sedang membereskan perpustakaan, ada sekelompok kakak kelas yang sudah selesai membaca, tapi bukunya gak ditaruh pada tempat sebelumnya. Dan hal itu membuat Kya kesal.

"Mbak-mbak yang cantik tiada tara, kalo abis baca buku, tolong dikembaliin ditempat semula ya." Ucap Kya

"Gak bisa, kita lagi buru-buru." Ucap salah satu dari mereka.

"Kalian udah kelas dua belas tapi gak ada rasa tanggungjawabnya ya?"

"Wah tengil banget ni bocah."

"Kenapa? Gak terima sama ucapan gue?"

"Bisa yang sopan gak sama kakak kelas?!"

"Aduh maaf ya kak, aku emang gak sopan." Ucap Kya dengan nada meledek.

Karena gengs kakak kelas itu gak terima dengan tingkah dan ucapan Kyara, akhirnya mereka pun berakhir baku hantam. Dan tak berselang lama, guru penjaga perpustakaan pun datang merelai mereka.

Saat ini mereka berada di ruang BK. Mereka mendapat hukuman untuk membersihkan seluruh sampah yang ada di sekolah ini.

Setelah selesai membersihkan seluruh sampah, Kya langsung bergegas ke kantin untuk istirahat. Dia langsung bergabung di meja 🍑peachy geng🍑.

"Tau gak sih, sial banget gue hari ini. Udah telat, dihukum bersihin perpustkaan, ketemu geng kakak kelas titisan Dakjal, ngebersihin semua sampah. Capek woy!" Ucap Kya.

"Sabar Ra." Ucap Sasya lembut.

"Emang lo gelud sama geng kakel yang mana sih? Penasaran deh gue." Tanya Fira mulai memanas.

"Halah pasti geng cabe kan?" Timpal Nau.

"Iya." Ucap gw malas.

"Emang kurang ajar banget tuh geng cabe. Gak bisa dibiarin ini. Pokoknya kita harus bertindak Nau!" Ucap Fira.

"Aduh, udah deh terserah kalian mau diapain geng itu, tapi guue gak ikutan. Gue capek, laper mau makan." Ucap Kya.

"Iya sama, aku juga gak mau ikutan." Tambah Sasya.

Setelah selesai dengan urusan kantin, mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.

✨✨✨

Dan sekarang sudah masuk jam istirahat kedua. Semua umat islam yang ada di sekolah sedang menunaikan ibadah solat Dzuhur berjamaah. Setelah solat dzuhur, Kyara, Naura, Sasya, dan Fira memutuskan ke kantin untuk makan siang.

Tapi saat diperjalanan, mereka melihat ada se-geng kakak kelas perempuan yang sepertinya sedang memalak adik kelas. Karena gak ada yang berani menengahi, jadi Kyara yang pemberani ini, menghampiri mereka.

"Ngapain nih?" Ucap Kya saat sampai dihadapan mereka.

"MINGGIR! BUKAN URUSAN LO!" Ucap salah satu dari mereka.

"BODO AMAT! LO NGAPAIN? MALAK? MAU JADI PREMAN LO? APA LO MISKIN JADI MALAKIN ORANG, IYA?"

"KURANG AJAR MULUT LO YA!!" Ucapnya tak terima, sembari mendorong badan Kyara. Belom sempat Kya membalas dorongan itu, Nau sudah membalas dorongan itu lebih keras. Sampai-sampai kakak kelas itu jatuh tersungkur.

Karena tak ada satupun dari mereka yang ingin mengalah dan kalah, akhirnya mereka pun berkelahi di kantin.

✨✨✨

Disini mereka sekarang diruang BK.

"KENAPA KALIAN BERANTEM?!" Tanya pak Joko, wakil kepala sekolah.

"Dia duluan yang mulai pak!" Ucap kakak kelas itu menyalahkan Kya.

"Gak pak, dia duluan yang mulai." Ucap Nau tegas.

"Iya pak, dia duluan. Tadi saya liat dia malak adik kelas! Saya cuman mau bantu adik kelas yang dipalak sama dia pak,," jelas Kya.

"LO GAK USAH SOK TAU YA! GUE GAK MALAK! DIA ITU PUNYA UTANG SAMA GUE!" Ucapnya membela diri.

"Masa sih? Mending kita tanya langsung aja deh pak sama anak yang tadi. Dia dipalak apa emang dia punya utang." Ucap Kya dengan sinis.

Tidak berselang lama, Yahya masuk keruangan ini.

"Yahya! Kamu urus mereka dulu. Tolong segera diselesaikan ya, saya masih ada urusan." Pinta pak Joko pada Yahya.

"Baik pak." Jawabnya patuh.
Setelah itu pak Joko pergi meninggalkan ruangan ini.

Setelah kepergian pak Joko, ruangan ini menjadi lebih dingin. Auranya juga sangat mengerikan ditambah saat Kya tidak sengaja melihat tatapan mata Yahya yang tak bersahabat, semakin membuat suasana di ruangan ini mencekam.

✨✨✨

Maaf ya kalo agak gak jelas, soalnya moodnya lagi gak jelas juga.

🌹Thank you yang udah baca, votement, and share🌹

                                          31 Agustus 2021

Dijodohin Pak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang