prolog

360 36 0
                                    

hay selamat membaca dan jika ada typo harap maklum 🥰

-
-

jangan lupa vote dan komen


"Sini lo anjing!Beraninya lo ganggu milik gue!" desis pemuda tampan dengan seragam yang kusut dan rambut yang sudah acak acakn serat keringat yang membanjiri wajahnya.

Bugh

Bugh

"Akhhh, Ampun! g-gue janji g-gak akan ganggu zamora lagi!" pekik pemuda yang tengah dihajar habis dengan kesakitan.

"Ampun lo bilang? Cih bahkan gue belom puas hajar lo sampe mampus!" ujar pemuda tampan yang tak lain dia Zergio Albara.

"Udah wey gio, inget ini sekolah bego, jangan buat anak orang mati!" teriak pemuda tak kalah tampan dengan histeris.

"Gak ada cara lain, cuma Zamor yang bisa nenangin Gio" ujar salah satu pemuda yang merupakan sahabat Zergio juga, lalu Pemuda itu segera berjalan tergesa gesa menuju kelas penenang Zergio.

"Mor, zamor!! Ini gaswatt lo cepet ikut gue"

"Eh ada apaan si Sat! Gak usah tarik tarik doang" pekik perempuan cantik yang tak lain Zamora Ilovieve.

"Ini genting Mor!" ujar pemuda laki laki tadi seraya menyeret Zamora dengan tergesa gesa.

"Iya jelasin dulu ada apa sih Satria!" geram Zamora lalu berhenti dari jalananya.

"Ck, itu si Gio berantem di lapangan! Dikit lagi lawannya bakal mati kalo gak dipisahin Mor!" ujar Satria dengan gemas.

"Yaudah ayo! Kok bisa sih berantem lagi" ucap Zamora dengan panik.

"Biasa" jawab Satria dengan nada malas, lalu bergegas menuju lapangan.

"Kenapa gak dipisahin sih, kalo lawannya udah mau sekarat"

"Kalo bisa udah dari tadi kita semua pisahin mereka, lo tau sendiri gimana gio kalo udah lepas kontrol, cuma lo doang yang bisa" Zamora menghela napas pasrah, lagi lagi laki laki nakal itu kembali mencari masalah.

Zamora dan Satria tiba di lapangan, mata Zamora membulat, seketika panik karena lawan gio sudah terkapar lemah, namun laki laki itu tetap mengajarnya.

"ZERGIO ALBARA, BERHENTI! SEKARANG JUGA!" teriak Zamora dengan lantang, membuat satu lapangan menoleh kearahnya, Zamora tak peduli tatapan itu karena sudah biasa.

Disisi lain, Zergio yang mendengar teriakkan dari gadis yang sangat dia kenal, mendadak mematung lalu manik matanya menoleh melihat gadis cantik dengan rambut sebahu diurai tengah menatapnya tajam serta tangan yang melipat didepan dada.

Zergio berjalan dengan keringat yang bercucuran, ditambah baju seragam yang kusut, penampilan itu lah membuat para siswi di lapangan bertriak histeris, Zergio menghampiri perempuan yang tengah menatapnya tajam serta dingin itu, Zergio memeluk tubuh Zamora dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di pundak Zamora, tanpa perduli tatapan murid murid.

"Siapa yang suruh kamu peluk peluk hm? Lepas" ujar Zamora seraya mendorong Zergio pelan.

"Maaf" gumam Zergio yang masih diam dipelukan Zamora.

"Apa lagi kali ini masalahnya Zergio Albara, aku lagi pasti" tebak Zamora, diberi anggukan kecil oleh Zergio.

"Udah aku bilang kan dia kemarin gak ganguin aku, dia cuma minta kenalan aj Al" ujar Zamora dengan menghela napas lelah.

"Sama aja" gumam Zergio dengan datar.

Lalu Zergio menggandeng tangan Zamora, untuk mengikutinya, Zergio membawa Zamora ke roftoop sekolah.

"Gue gak suka kalo ada cowo yang ganggu lo" ucap Zergio datar.

"Besok kamu aku cariin pacar aja gimana? Banyak loh yang cantik, masa kamu bucin sama sahabat sendiri sih" ledek Zamora.

Zergio menatap tajam Zamora, karena gadis itu dengan entengnya mengucapkan kalimat seperti itu, ingin sekali dia meraup bibir ranum milik gadis didepannya ini, agar tidak mengucapkan kalimat tentang pacar pacar lagi.

"Kenapa kok mukanya gitu? Kamu gak mau cari pacar atau kamu gay?" tanya Zamora dengan polos, membuat Zergio menahan gemas.

"Gue gak minat pacaran, dunia gue terlalu sibuk jadi gak sempet cari pacar" jawab Zergio dengan memutar bola matanya malas.

"Yaudah, kalo aku punya pacar boleh nggak?" tanya Zamora dengan mengedipkan matanya berulang kali.

"Gak boleh, cowo diluaran sana gak cocok bersanding sama lo, mereka gak baik buat lo" Zergio menatap teduh manik mata didepannya ini.

Laki laki itu akan berubah 90° jika sudah berhadapan dengan perempuan didepannya ini, tatapan dingin mimik wajah yang datar yang selalu dia tunjukkan kepada orang orang, berbanding terbalik jika bersama Zamora, pemuda itu akan selalu lembut entah itu tatapannya atau cara bicaranya, walaupun mimik wajahnya akan tetap datar.

"Termasuk kamu dong"

"Kalo gue beda, gue jelas deretan cowok terbaik yang Pernah ada di negri ini dan yang gak boleh lo jauhi sedikit pun" tutur Zergio sedikit menyombongkan diri, tetapi tetap dengan mimik wajahnya yang datar.

TBC.

ZergioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang