"Name, daripada main hp, mending kamu bantuin bunda deh."
"...Iya bun, tunggu match-nya selesai dulu ya, nanggung nih mau naik Legend."
"Yaudah terserah."
*
*
*Hai, pembaca baru ya?
Kenalin, gue Name Surname. Umur gue baru menginjak 17, udah kelas dua SMA.
Hari ini gue beserta keluarga baru pindahan ke rumah baru, yang aslinya rumah gue dulu di Jakarta, sekarang jadi di sini, Bandung.
Alasan kepindahan kita ya sama kayak kebanyakan orang, yaitu karena pekerjaan. Jadi ceritanya ayah gue ditugasin di sini untuk waktu yang cukup lama.
Karena bunda gue itu bucin banget sama ayah, dia maksa minta gue sama dia ikut dengan alasan gak rela LDR.
Dan berhubung ayah gue juga sama bucinnya, akhirnya dia ngebolehin.
Jadilah kita bertiga said goodbye to Jakarta :)
"Victory!"
Tuk
Sesuai perkataan gue tadi, pas match-nya udah selesai, gue langsung nyimpen hp di atas meja sebelum keluar kamar.
"Mana bun yang harus dibantuin?" tanya gue ke bunda yang lagi ngeluarin barang-barang dari kardus berukuran lumayan gede.
Bunda noleh, terus ngelambai-lambai tangannya sebagai isyarat biar gue ngedeket.
"Mana?" tanya gue lagi.
Bunda nunjuk ke dalam kardus, "Ini, barang-barang buat di kamar ayah sama bunda."
"Kamar ayah sama bunda belum diberesin emangnya?"
"Belum, kan dari baru sampe tadi yang udah diberesin cuma kamar kamu."
Gue ngangguk-ngangguk paham sebelum ngambil alih kardus tadi. "Yaudah, ini dikeluarin aja apa ditata juga?"
"Dikeluarin aja, nanti yang tata bunda sendiri. Kalo udah dikeluarin semua, kamu tolong sapuin ruang tamu ya."
"Iya."
*
*
*
*
*Jam 8 malam, seisi rumah udah rapi semua. Delapan puluh persen hasil kerjaan bunda sedangkan sisanya kerjaan gue.
Sekarang kita sekeluarga lagi duduk di meja makan, masing-masing sibuk nyantap makanan yang dibawa sama ayah sepulang kerja tadi.
"Name, besok pagi kamu ikut bunda belanja bahan kue ya." pesan bunda tiba-tiba.
Gue yang lagi sibuk ngunyah pun berhenti sejenak. "Belanja bahan kue?"
"Iya, bunda mau bikin kue buat dibagi-bagiin ke tetangga. Sebagai formalitas, kita kan orang baru di komplek ini."
Waduh, tiba-tiba feeling gue gak enak nih.
"...Nanti yang bagi-bagiin siapa? Bunda kan?" tanya gue hati-hati.
Bunda malah ketawa. "Ya bukan lah, kamu yang bagiin."
Nah kan bener, gue yang kena.
"Hadeh... kok aku sih bunda." keluh gue sambil majuin bibir.
Dan gokilnya bibir gue langsung ditarik sama ayah gue, sakit coy.
"Kamu kalo disuruh sama orang tua jangan ngeluh." tegur ayah. Gue buru-buru mukulin tangan dia pelan, biar dilepas gitu bibir guenya. Kan gak elit nanti kalo bibir gue malah jadi maju permanen.
"Iya-iya... maaf." ucap gue.
Ayah sama bunda cuma geleng-geleng kepala. Setelahnya kita lanjut makan sampe selesai lalu ngucapin selamat tidur satu sama lain karena emang udah larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pawang Tetangga (Haikyuu!!, Tokyo Revengers)
FanfictionKisah seorang Name Surname yang tinggal di lingkungan komplek full jamet kurbel. ⚠️ • Reverse harem • Bahasa kasar • Lokal AU • Gaje Karakter bukan punya author.