Rumah Sakit

402 41 3
                                    

jeongwoo masih senantiasa duduk diluar ruangan UGD dimana didalam sana seorang jaehyuk yang telah menjadi istrinya tengah terbaring dan melakukan operasi dibagian perutnya.

sudah dua jam jeongwoo menunggu bersama dengan teman-temannya dan keluarganya tentu saja

rasa khawatir masih terus menggabut dipikirannya bagaimana tidak saat mereka tiba dirumah sakit jae pingsan dan hanya menatapnya dengan senyum lembut sungguh hati seorang jeongwoo menjerit sakit saat melihat senyum itu

"sayang jangan khawatir jae pasti baik-baik saja." ujar bunda uwo dengan menatap sendu sang anak yang sedari tadi hanya menatap pintu bernuansa putih didepannya, tangannya tak lepas untuk terus mengelus punggung sang anak untuk tak terlalu kalut dalam kesedihan

"bun jae dirumah sakit, ini semua salah uwo yang enggak bisa jangan jae dengan baik." jawab jeongwoo masih terus menatap sendu pintu dihadapannya harap-harap pintu itu terbuka dan menapakan wajah jae yang telah bagun dari kondisinya saat ini

"ini semua bukan salah uwo, bunda tau semuanya jadi jangan salahkan diri sendiri sayang." ujar bundanya jeongwoo terus menyemangati anaknya yang masih memengang erat kedua tangannya dan terus menyalahkan dirinya akan kejadian yang menimpah jaehyuk saat ini

"..."

tidak ada jawaban dari jeongwoo masih terus kalut dengan pikirannya sendiri takut jaehyuk tidak bangun lagi akibat tusukan itu. takut jaehyuk koma dan banyak lagi ketakutan yang menghampirinya saat ini

teman-temannya dan kedua orang tua jae juga ayahnya terus berdoa menatap pintu dan terus memberi semangat kepada jeongwoo untuk kuat dan terus mendoakan jaehyuk agar semua baik-baik saja

detikan waktu terus berjalan lampu merah tak kunjung berganti warna pintu yang mereka tunggu tak kunjung terbuka semua semakin was-was akan kondisi masing-masing saat ini

menguatkan satu sama lain itu adalah jalan yang terbaik saat ini

teman-teman jae dan juga kedua orang tua jae dan uwo terus berdoa akan keselamatan jaehyuk bagaimana pun mereka tau jaehyuk adalah pria istimewa yang jaehyuk sendiri tak tau

mereka takut jika terjadi sesuatu maka keistimewaan jae akan hilang akibat luka diperut jaehyuk saat ini

bagaimana tidak sesuatu yang mencap pada perutnya adalah sesuatu yang sudah berkarat dan itu sungguh berbahaya bagi tubuh manusia.

'gue mohon jae bertahanlah.' - asahi

'lo harus ada disini jae, jangan pergi.' -jung hwan

'gue enggak akan pernah maafin elo kalo elo beneran tinggalin gue.' -mashiho

semua membatin memohon agar sang sahabat baik-baik saja disana sungguh semoga tidak terjadi apa pun pada jae saat ini

tiga jam berlalu lampu yang mereka tunggu berubah warna kini telah berubah pintu putih yang terus mereka tunggu akan terbuka kini telah terbuka menampilkan seorang pria berjas putih kebesaran dan beberapa perawat dibelakanganya

jeongwoo dan semua yang berada disana berlari mendekati sang dokter dengan tergesa-gesa.

"dok bagaimana keadaan jae dok?" tanya jeongwoo dengan tatapan penuh pertanyaan ia lontarakan kepada seorang berjas putih didepannya

"apa anda keluarga dari pria didalam?." tanya sang dokter yanv diangguki oleh jeongwoo cepat

"iya saya suaminya dok." ucap jeongwoo yang dapat diangguki oleh sang dokter

"jadi bagaimana keadaan anak saya dok?." tanya ibunya jae

"begini, pasien baik-baik saja saat ini, dia tidak mengalami demam mendadak dan memiliki kondisi kuat saat melalui operasinya, jadi kalian tidak perlu khawatir luka yang dia alami telah kami bersihkan dari sisa benda berkarat itu dan telah kami jahit." ujar sang dokter menjelaskan keadaan jaehyuk saat ini

berawal dari jeruk, musuh, perjodohan yang konyol (jeongjae)(woojae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang