[🥙] 006 ⋮ Tuan Kim Sibuk

1.1K 188 114
                                    

006

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

006

Mingyu mengancingkan dua kancing terakhirnya kemudian menangkap kelinci kecil berjalan perlahan terpantul pada kaca. Shua sudah kembali ke wujud kelincinya beberapa jam yang lalu. Masih terkejut tapi dia harap dirinya mulai terbiasa kalau cahaya berwarna hijau memenuhi kamar.

"Kenapa?" Tanya Mingyu heran karena sedari tadi Shua tak berhenti menatapnya.

Kepala Chef itu berjalan melewati Shua tapi yang dilewati malah mengekorinya seperti anak ayam. Mingyu tak mau repot-repot bertanya jadi dia biarkan saja Shua mengikutinya ke manapun dia pergi. Paling nanti kelinci itu akan bercicit-cicit cerewet.

"Shht cit inghhsst─"

Kan, benar. Joshua sudah bercicit dengan bahasa kelincinya selagi Mingyu membubuhkan gel di rambut. "Aku tak paham, Shua. Bicara yang benar."

Pantulan cahaya di mata itu Mingyu tebak Shua ngambek. Agak berkaca-kaca seperti meminta sesuatu, bersiap merengek, setelah itu memukuli lantai dengan kaki. Mingyu tahu kelinci ini meminta ikut ke restoran.

Kim Mingyu tetap melanjutkan kegiatannya menata rambut lalu pergi dari kamar bersiap pergi sambil menenteng sepatu. Ingin rasanya tertawa melihat telinga Shua berayun-ayun mengejarnya. Menggemaskan apalagi perutnya berisi habis sarapan.

"Shua, jaga rumah. Makananmu sudah kusiapkan di kotak kemarin. Jangan ada yang berantakan, jangan mengintip jendela kalau tak mau rumah ini kemasukan pencuri. Aku pergi." Pesan Mingyu.

Tuk! Tuk!

"Inghh!!" Rengek Shua tak terima ditinggal kembali.

Kaki belakangnya mengetuk lantai dengan beringas untuk mengekspresikan amarah. Sebal, Mingyu masih betah mengejeknya sambil menutup pintu perlahan-lahan. Dia menyelip di antara celah pintu lalu berusaha meraih celana panjang yang tuannya pakai.

"Tidak muat, lihat perutmu sudah mirip perut beruang saking besarnya." Ledek Mingyu lagi karena perut Shua tak bisa menyelip ke luar rumah.

Berhubung wajah Shua sudah keruh, Mingyupun memberikan ruang untuk kelinci itu ke luar. "Boleh ikut tapi jalan sendiri."

Shua mengangguk lalu membiarkan Mingyu mengunci rumahnya. Dia berjalan di depan menjadi pemimpin. Restoran Mingyu tak terlalu jauh, dia masih sanggup berjalan walau kekenyangan.

"Ke kanan." Ucap Mingyu mengarahkan ketika Shua tampak percaya diri berjalan lurus. "Kau belum hapal jalannya tapi berjalan seolah-olah sudah khatam. Lurus, Shua!" Peringat Mingyu lagi ketika kelinci itu tertarik melihat ayam.

Bukannya menurut, kelinci itu malah semangat menemui lima anak ayam dan induknya tersebut. Awalnya Joshua hanya berani mengamati tapi dia sekarang mulai mendekat ingin menyentuh anak ayam berwarna putih. Joshua rindu teman ayam hutannya, mereka baik mau berbagi kacang.

Rabbit Master | Minshua [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang