#01

430 43 3
                                    

Dunia Kultivasi telah lepas dari segala kegelapan yang melanda.
Itu membuat banyak kalangan dari beberapa sekte terkemuka menjadi lega.
Akhirnya mereka terbebas dari kekangan kegelapan.

Dan ini semua berkat Sekte Jiang Yunmeng.

Entah itu karena ia yang menyelamatkan,atau ia juga yang memulainya.

Setelah perselisihan antara sekte terkemuka dengan sekte Qishan Wen,menyisakan abu yang akan mengembalikan kegelapan sekali lagi.
Dan itu dimulai setelah Sekte Wen musnah.

Kali ini pelopornya adalah Sekte Yunmeng Jiang.

.

.

.

"Wei Wuxian sudah mati,dan itu akan menjadi sebuah kebebasan dalam dunia Kultivasi"

"Iblis yang sebenarnya selama ini akhirnya musnah juga"

"Ia hanya akan membawa kesialan dan kehancuran"

Setelah tokoh dalam dunia Kultivasi,Wei Wuxian telah mendatangi ajalnya,akhirnya dunia kembali damai.
Dan itu membuat para penduduk sekte dapat bernafas lega.

Terkecuali...atas kejadian yang membuat mereka tidak lagi membinarkan mata.

"Seorang anak dari klan Wen?!"

"Yang benar saja!"

"Apa semua disini sedang becanda?!"

Pakaian putih bersih,bagaikan orang sedang berkabung.
Motif awan yang terapung lembut di antara jubahnya.
Juga pita putih suci yang melekat di dahi siapa saja yang memakainya,melekat dengan rapi seakan tidak akan pernah lepas.

Pandangan emas sedingin es itu menyapu kerumunan yang menyebabkan kericuhan sejak tadi.

Seketika pandangan yang dingin itu menajam,menunjukan kelopak matanya yang sedikit sayu juga sudut yang melancip dengan indah.
Bulu mata yang panjang dapat memberikan kesan yang berbeda ketika ia menatap siapa yang ia lihat.

Dan kali ini ia menatap banyak orang yang melihatnya dengan wajah ketakutan.

"Ribut dilarang di Relung Awan".

Suara berat dengan intonasi yang dingin bercampur tegas dengan cepat merayap pada banyak telinga yang ada disana.
Seketika mereka menjadi diam,menunduk ketakutan seakan mereka akan mati besok.

Manik emas permata yang dingin itu perlahan mengalihkan pandangannya pada sosok yang bahkan tingginya tidak sampai pinggangnya.
Matanya terpaku pada sosok itu,yang terlihat sedang menahan tangisannya karena ketakutan.

Ia takut,tidak ada yang akan menerimanya.

Nafas Lan Wangji berhembus pelan,menciptakan sedikit asap tipis mengepul yang keluar dari mulutnya.

Ya,inilah dia.

Wen Yuan,satu-satunya klan Wen yang tersisa.

Orang tuanya meninggal saat berperang membela Qishan,dua saudaranya juga sudah meninggal entah mengapa.

Dan satu orang lagi yang menjaganya juga telah tiada.

Orang yang mengurusnya,bahkan sering bermain dengannya.
Dan perlahan meninggalkan dirinya sendirian pada malam yang sepi.

Lan Wangji mengedipkan matanya beberapa kali,setelahnya ia menghela nafas pelan lalu menggeleng.
Sudah terlambat memikirkan ini,dan sekarang yang hanya ia bisa lakukan adalah membawa Wen Yuan ke Gusu.

Karena Wen Yuan adalah janjinya.
Yang harus ia tepati.

"Kami menerima Wen Yuan di Gusu".

Seketika mereka menoleh untuk melihat siapa yang memecah keheningan barusan.

Dan yang mereka dapati adalah seseorang berjubah Klan Lan dengan senyuman lembut di wajah tampannya.
Tak lupa rambut hitam yang tergerai rapi terawat,menyisakan aroma cendana yang halus.

Sekilas penampilannya sangat mirip dengan Lan Wangji,dan itu membuat beberapa murid sekte yang sedang berkumpul menunduk hormat.

Lan Xichen tersenyum untuk menyapa semuanya lalu ia menghampiri kedua orang yang berdiri di paling depan di antara semuanya.

"Mulai hari ini Wen Yuan akan tinggal di Relung Awan,dan secara resmi akan menjadi salah satu keluarga Lan".

Lan Xichen memejamkan matanya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.
Tak lama ia membuka mata sedikit demi sedikit menyisakan kesan sayu yang menampakan manik coklat gelap berkilau disana.

"Ku harap kalian semua mengerti maksudku".

Sontak semua murid Klan Lan saling berpandangan,ada dari mereka yang berbisik untuk meminta pendapat satu sama lain.

Karena tidak memiliki banyak pilihan terlebih lagi membantah ketua sekte,akhirnya mereka semua mengangguk untuk menyetujui ucapan Lan Xichen.

Lan Xichen tersenyum manis sampai matanya menyipit,"Terimakasih semua".

Manik gelapnya melirik sang adik,Lan Wangji yang masih memasang wajah datarnya.

"Aku menghargai keputusanmu,Wangji".

Lan Wangji mungkin tidak tersenyum,tapi ada sedikit binar dimatanya yang menandakan ia senang dengan keputusan itu.

Ia memberi salam hormat,"Terimakasih kakak".

Lan Xichen hanya tersenyum sebagai balasan.
Setelahnya yang ia saksikan adalah sang adik dan anak kecil dari Klan Wen itu membalikan tubuh mereka,pergi dari sana.

Dan yang terlihat dari kejauhan adalah rambut hitam Lan Wangji yang berkibar dengan tenang.

.

.

.

Wen Yuan menginjak lantai kayu yang dingin.
Tepatnya ini di teras menuju sebuah kamar.
Dapat ia lihat kuntum-kuntum bunga sakura bertebaran disana,dan Wen Yuan dengan jahil menginjaknya satu persatu.

Langkahnya terhenti saat ia mengikuti Lan Wangji sampai pada sebuah ruangan.
Dimana barang-barang tertata rapi juga bersih.

Lan Wangji membawanya masuk,lalu menutup pintu kamar.
Setelahnya ia menghapiri Wen Yuan dan membiarkan Wen Yuan di pangkuannya.

"Kakak Wangji,kakak wangji!" Panggil Wen Yuan dengan nada polosnya yang kekanakan.

Lan Wangji menatapnya dengan datar,setelah itu jari lentiknya mulai menyusuri surai hitam legam Wen Yuan yang sedikit berantakan.

Ada niatan tersirat untuk membenarkan letak kunciran di rambut Wen Yuan.
Perlahan ia membentuk sebuah pola kuncir kuda keatas.

Dimana membuat hatinya kembali berdenyut merasakan sesuatu.

Gaya kuncir ini...

Mirip dengan seseorang.

Dan itu membuat dada Lan Wangji perih.
Sangat perih.

"Kakak Wangji,aku rindu Kakak Wei!"

Lagi-lagi,Lan Wangji seakan tertimpa sesuatu yang menyakitkan.
Dan itu membuatnya meringis dalam hati.

Untuk mengurangi rasa sakit itu,ia memejamkan matanya dengan tenang,setelahnya menatap wajah polos Wen Yuan.

Perlahan tangannya membelai surai Wen Yuan.

Dan itu membuat Wen Yuan senang karena rasa hangat yang mengelus kepalanya.

"Ahahaha,A-Yuan sangat senang!" Tawa Wen Yuan membuat Lan Wangji melihat sebuah senyuman polos merekah disana.

"Bukan lagi Wen Yuan"

Wen Yuan berhenti tertawa saat itu juga,ia terdiam bingung menatap wajah Lan Wangji.

"Tapi Lan Sizhui"

.

.

.

Tbc!!!

Jangan lupa Vote + comment!










Our Story [Sizhui x Jingyi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang