07 - Tempat untuk bercerita

285 39 1
                                    

"Sip, sudah matang." Ujar Sakura kegirangan saat masakannya sudah matang. ia juga sudah mencicipinya dan rasanya sangat pas. Gadis itu bahkan memuji dirinya sendiri karena pandai mengerjakan segala jenis pekerjaan rumah. Dan terakhir ia mengambil ponselnya untuk memberi tahu Sasuke bahwa makan malam sudah siap.

Namun ternyata Sasuke telah lebih dulu mengiriminya pesan singkat dimana isinya tertulis bahwa Sasuke makan malam diluar bersama Tsunade. Seketika hatinya terasa hancur tanpa tahu apa alasan jelasnya. Selama ini Sasuke lebih banyak menghabiskan makan malam dirumah bersama Sakura dibanding makan malam di luar.

Mungkin Sakura yang sudah terbiasa makan berdua merasa sedikit tak rela jika harus makan sendiri, terlebih makanan yang sudah ia masak cukup untuk berdua. Tapi ia cukup sadar diri bahwa dirinya disana hanyalah menumpang jadi Sakura berusaha untuk ikut merasa senang meski sebenarnya hatinya terasa sedih.

.

"Apa aku tidak salah dengar.?!" Tanya Sasuke meminta penjelasan lebih lanjut.

"Iya, aku menyukaimu Sasuke."

"Apa.?! Kau pasti bercanda 'kan.?! Dan bukannya kau bilang sudah punya pacar sejak 5 tahun yang lalu.?"

"Ka –kalau itu sebenarnya aku hanya berbohong."

"Apa maksudnya.?"

"Ma –maaf ya, habisnya aku ini punya firasat yang cukup tajam. Saat kau menyatakan perasaanmu padaku aku merasa sangat senang, tapi aku merasa bahwa waktu itu belum tepat. firasatku bilang bahwa kalau aku menerima perasaanmu dan mulai berpacaran denganmu, maka hal itu tidak akan bertahan lama."

Sungguh Sasuke bahagia saat tahu bahwa Tsunade juga menyukainya, itu berarti perasaannya selama ini tidak bertepuk sebelah tangan. Sampai saat ini juga, Tsunade masihlah menjadi wanita pujaannya.

Tapi, bukannya ingin menolak Sasuke nampaknya merasa begitu kecewa dengan sikap Tsunade. Sebelumnya wanita itu tanpa ragu menolak pernyataan cintanya dan mengatakan bahwa ia sudah memiliki seorang kekasih sejak 5 tahun yang lalu. Dan hari ini tanpa rasa malu Tsunade malah mengatakan bahwa dirinya menyukai Sasuke dan sudah berbohong mengenai dirinya yang sudah memiliki kekasih.

Bukan mustahil kalau hati Sasuke tersakiti dan sampai saat ini masih memerlukan waktu untuk sembuh. Pria itu tak tahu apakah dirinya harus menerima Tsunade atau tidak sedangkan saat ini yang jauh lebih sering Sasuke pikirkan adalah gadis yang sudah sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya.

Meskipun Sasuke tahu usianya dan Sakura terpaut jauh dan mungkin mustahil untuk bisa memilikinya seutuhnya.

"Maaf nona Tsunade bukannya aku lancang, tapi kau pasti tahu bahwa aku bukan manusia yang memiiliki hati baja. Beberapa waktu yang lalu kau sempat menolakku dan itu benar-benar membuat hatiku hancur, jadi mungkin aku perlu waktu untuk bisa menerimamu. Aku..."

"Tidak apa-apa Sasuke, aku akan menunggumu."

"Maaf.."

Setelahnya dengan rasa canggung, Sasuke mengantar Tsunade ke stasiun kereta untuk segera bergegas pulang. Sasuke sendiri saat perjalanannya menuju rumah terus memikirkan apa yang selanjutnya harus ia lakukan kepada atasannya itu.

Sasuke sadar betul perasaannya pada Sakura sudah mulai mekar meski ia belum tahu apapun tentang gadis itu. Ia akan terus berusaha membuat Sakura merasa nyaman dan bahagia saat bersamanya. Sasuke juga berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan terus menjaga dan melidungi Sakura, tidak akan menyentuh apalagi merusaknya.

"Aku pulang."

"Oh selamat datang mas Sasuke." Jawab Sakura dari dapur. Ia juga baru saja selesai makan malam dan sedang mencuci piring. Namun gadis itu nampak sedikit heran karena Sasuke yang biasanya langsung pergi ke kamar mengganti pakaiannya, kini malah pergi ke dapur dengan wajah murung. Sakura pun berinisiatif untuk membuatkan teh hangat untuk Sasuke dengan harapan bisa sedikit mengurangi kemurungannya.

Papa Sementara HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang