1 - Hari-hari Pertama

58 2 0
                                    

*CERITA INI DIBUAT 100% OLEH IMAJINASI SAYA SENDIRI, MOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN

JIKA TERJADI KESELARASAN DENGAN CERITA LAIN, ITU HANYALAH KEBETULAN YANG PASTINYA TIDAK DISENGAJA*

ok, lanjut

Sierra membuka resleting tasnya dengan pelan dan segera memeriksa semua barang yang ada didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sierra membuka resleting tasnya dengan pelan dan segera memeriksa semua barang yang ada didalamnya.

"Hmm...buku bio udah, buku mate udah, kalo b.ing...." sahutnya pelan sambil meraba-raba buku dalam tasnya.

"Ok sip." sahutnya lagi sambil menutup resleting tasnya kembali.

Anak itu langsung menggendong tas putihnya ke punggung dan membuka pintu kamar.

Dia masuk kedalam mobilnya dan memandang rumput-rumput yang berdansa diluar kaca, disaat mobilnya sudah melaju ke jalan.

Bosan memandang ke luar kaca, Sierra memutuskan untuk mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan memainkannya. *Ting* ia mendapat satu notif pesan dari temannya, Ayla.

Ayla: "Oyyy, kamu udah di sekolah???"

Sierra: "Belum, masih di jalan."

Ayla: "Okeyy, aku gak ada temen di kelas, ayoo cepetan temenin akuuu."

Sierra: "Iye iyee 🙂👌"

Sierra mematikan ponselnya dan kembali memandang ke kaca mobil, mengingat kejadian-kejadian yang terjadi terakhir kali dia masuk sekolah, 2 bulan lalu. "Pergi lagi ke tempat ini...." Ucapnya dalam hati sambil menghembuskan napas.

Ia juga mengingat kejadian 4 tahun lalu, dimana ia pertama kalinya pergi ke sekolah itu. "Dulu rasanya pergi ke sekolah ini hanyalah mimpi." Ujarnya lagi dalam hati sambil menundukan kepalanya. "Semenjak profit bisnis papa melonjak, pergi ke sekolah ini bukanlah suatu mimpi lagi." Lanjutnya dengan ekspresi datar.

"Males banget harus ketemu si ini, si itu..."

"Hahahah, sok ngegalau kau, bego." Ucapnya sambil menertawai dirinya sendiri.

Tak lama kemudian, ia melihat ia telah sampai di depan gerbang sekolah.

Ia menunggu mobilnya sampai di parkiran, lalu ia membuka pintu mobilnya dan menapakkan kaki kanannya ke aspal, lalu kaki kirinya.

Ia melanjutkan perjalanannya menuju lobby sekolah masih sambil menggendong tas putihnya. Sesampainya di lobby, ia dipertemukan dengan seorang laki-laki, badannya tinggi dan tatapannya tajam, laki-laki itu tampak sedang menatap Sierra dari kepala hingga kaki perlahan-lahan.

The Sinister (17+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang