Aku up terus nih, itu tandanya apa? Tandanya mood aku bagus banget xixixi.
Jangan lupa vote dan komen yaa♥
—
24; Rahasia.
••••
“Bila sudah memiliki, kamu harus mencintai.”
•••••
Kemarin Dante bilang sudah tidak ingin menyimpan dendam kepada Kakaknya, lalu kenapa sekarang mereka terlibat baku hantam? Ranna memang belum mendapat kepastian soal itu, namun ia yakin semalam mereka telah membuat kegaduhan.
Ranna benci. Ranna selalu benci kekerasan. Apapun motifnya ia benci ketika melihat seseorang saling menyerang. Ia khawatir. Ia takut mereka terluka seperti sekarang ini. Entah dengan Atlas maupun Dante. Keduanya penting. Ranna tidak suka melihat mereka bertengkar.
Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa permusuhan ini begitu kuat hingga baku hantam menjadi solusi dari solusi yang ada? Apakah sebesar itu masalah mereka?
Ranna tidak bisa memaksa Dante untuk berterus terang. Ia menghargai privasi mereka, tapi di sisi lain sangat ingin tahu.
“Tindakan kamu berbanding terbalik sama ucapan kamu kemarin...” ujar Ranna setelah lama keheningan mendominasi. Ranna duduk dipinggir kasur, memperhatikan Dante di sampingnya.
Dante mengangguk singkat. “Tahu,”
“Terus kenapa kamu bilang kalau kamu udah mau lepas dendam? Kamu gak bisa tepatin omongan kamu,”
“David patah tulang gara-gara mereka.” sahut Dante datar.
Ranna bungkam. Kepalanya menunduk mendengar alasan tersebut.
“Kenapa bisa?” tanya Ranna pelan.
“Bisa.”
“Kakak gak mungkin gitu...”
“Mungkin bukan Kakak kamu, mungkin anggotanya.”
“Maaf,”
“Kamu gak salah.”
“Tapi—”
“Ssshh. Diem.”
Ranna mendongak perlahan.
“Ini sebabnya kamu pesan ke aku biar gak keluar tadi malam?”
“Hm,”
“Sebenernya kalian punya masalah apa sih?” tanya Ranna heran. Ranna lelah menebak-nebak, tanpa hasil jelas.
“Gak perlu tahu.” sahut Dante.
Ranna diam. Semakin sadar diri bahwa dirinya tidak berarti apapun di kehidupan Dante.
“Luka kamu udah di obatin?” Dengan berani Ranna menyentuh bagian wajah Dante yang terdapat lebam. Dante diam memperhatikan Ranna.
Ranna mengelus alis Dante sangat lembut.
“Dante...”
“Udah, diobatin Shea.”
Mendengar nama Shea disebut sontak membuat Ranna menghentikan acara mengelus alisnya. Ranna menarik tangannya dari wajah Dante. Dan tersenyum kecil.
“Aku pulang kalau gitu. Syukur kamu sekarang baik-baik aja, aku cemas.” Ranna tersenyum. Gadis itu bangkit hendak pergi namun Dante menahan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANTE [Completed]
Teen FictionRanna mencintai lelaki yang mencintai dendamnya. Selama ini Dante berusaha melupakan dendamnya terhadap Kakak Ranna, namun lagi-lagi sesuatu mengacaukan itu hingga dendam terus membesar dan membuat keretakan pada hubungan asmara dirinya dan Ranna. R...