M I R A

86 4 0
                                    

Pagi yang cerah menyemangatiku untuk pergi belajar. Aku terbangun dari tidur nyenyakku. Tanpa  alasan apapun, aku langsung mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Entah mengapa hari ini aku sangat semangat. Apa mungkin karena hari ini hari pertama aku jadi anak kelas 7 ya?. ah entahlah.

Menuju ruang makan,

“ MIRA. Sekarang kamu bersihin gudang gih, soalnya nanti siang temen-temenku mau pada kerja kelompok di gazebo deket gudang. SEKARANG ya, soalnya kalo nanti temen-temenku dateng.” perintah sinis dari ka Nia untukku yang belum sempat menduduki kursi meja makan.

Seketika kobaran semangatku, padam. Sampai kesabaranku habis dan..

“ kok aku sih ka. Kaka aja sana, aku kan tadi malem udah bersih-bersih rumah”. jawabku sedikit membela diri.

“ paa.. liat. Masa Mira ngga mau ikuti perintah aku sih pa.” adu ka Nia pada bapa dengan raut pura-pura memelas.

“ MIRA!!! kamu apa apan sih. Sekarang kamu ke gudang. Bersihin!!!!” ibu mengecamku.

“ tapi bu, aku masih cape. Kemarin aku udah bersih-bersih. Aku pengin berangkat sekolah bu” lirihku yang masih bisa di dengar oleh bapa, ibu.

BRAAAKK.

Bapa tiba-tiba memukul meja dan menatapku dengan wajah penuh emosi.

“ MIRAA!!!! KAMU MULAI BERANI YA.” bapa berteriak di depan wajahku.

“ NGGA TAU TRIMAKSI BANGET KAMU. MASIH UNTUNG  BAPA IBU NAMPUNG KAMU DISINI. NGASIH MAKAN. MASIH HIDUP. DASAR ANAK NGGA TAU DIRI!!!!!!” ucap ibu terlontar tanpa perasaan.

Mendengar itu, langsung ku urungkan untuk pergi ke sekolah. Dan pergi ke gudang untuk membersihkannya. Aku sampai lupa memakan sarapan pagiku. Menangis di balik pintu gudang, merintih kesakitan atas luka dalam hatiku.

“ Ya Alloh, aku harus gimana? Aku ngga mau di perlakukan seperti ini Ya Alloh. Kuatkan Hambamu, berikanlah kesabaran dalam menghadapi hidup pahit ini.” doaku di sela-sela tangis senduku.

M I R A (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang