| |T A M A N

44 1 5
                                    


HEYY "4tune " IN HERE!!

HAPPY READING
____ >>>>>><<<<<<< ____


°

°

°

°




Siang hari yang sangat cerah seakan matahari sedang tersenyum di sana tapi tidak untuk anak kecil ini dia berjalan sepulang sekolahnya.

"huh...cape, ko Elen ga nyampe-nyampe sih? padahal udah jalan dari tadi. " sambil menoleh ke belakang.

"ihh lagian kaki Elen kenapa kecil gini sih kan Elen jadi lama jalannya." kesalnya sambil menendang kecil kerikil di jalanan tersebut.

"Elen ga boleh berenti mulu biar cepet nyampe rumah." ucapnya dan mengeratkan pegangan pada tas pundaknya.

baru beberapa langkah Elena melanjutkan berjalan matanya berbinar seperti anak anjing, ia melihat tukang penjual eskrim di ujung jalan sana.

entah kekuatan dari mana Elena langsung berlari dengan kaki kecil yang tadi ia kesali
ke arah sana untuk mengejar tukang penjual eskrim yang sudah mengayuh sepedahnya.

"BANG TUNGGUIN ELEN MAU BELI.." teriak elena sambil berlari.

"bang tunggu Elen mau beli eskrimnya." elena terus berlari padahal ia sudah tertinggal lumayan jauh.

tukang penjual eskrim tersebut tidak mendengar teriakan Elena dan berbelok ke
blok lain.

"hosh..hosh yah abangnya kemana ya?kan-nn," Elena menjeda ucapannya untuk menghirup udara lebih banyak.

"kan Elen mau beli eskrimnya, cape lagi Elen lari-lari." dengan muka kesalnya.

rambutnya sudah berantakan akibat berlari tadi dengan muka yang lusuh dan berkeringat.

hari pun semakin redup karena matahari sudah mulai tengggelam dan Elena tidak menyadari sudah berada jauh dari jalan pulang ke rumahnya.

"duh Elen di mana nih?" sambil menggaruk pipi gembulnya yang tidak gatel.

"ini kan bukan jalan ke arah pulang, Elen gimana dong pulangnya?" matanya terus
menatap sekitarnya.

di dekat Elena bediri ada sebuah taman kecil dan ayunan tapi sangat sepi karena sudah mulai sore.

"Elen main ayunan aja deh kan seru." dan berjalan mendekati ayunan itu.

Elena baru menyadari ada anak kecil cowo yang terlihat lebih tinggi darinya, karena ayunannya cuman dua jadi tidak gak mau Elena duduk di ayunan sebelahnya.

"hai nama kamu sii-apa?" tanya elena dengan gugup.

sedangkan yang di tanya hanya menunduk dan melilit kecil bawah bajunya. karena tidak di jawab Elena menghiraukannya dan mengayun pelan ayunannya.

"kamu kenapa diem aja." tanya Elena lagi lebih berani.

lagi, anak kecil cowo itu hanya diem ketika di tanya. karena kesal Elena pun turun dari ayunan dan berjongkok di depan anak kecil cowo itu agar bisa melihat mukanya.

"kamu kenapa? kamu lagi sedih ya? dari tadi Elen nanya ga di jawab." ucapnya.

"emm..gapapa deh kayanya kamu lagi sedih." sambil mengusap-ngusap bahu anak kecil cowo itu.

beberapa detik mereka saling terdiam eh maksudnya Elena karena emang anak kecil cowo itu diem dari tadi, Elena sadar bahwa sudah
sore dan dia tidak tau jalan pulang.

"oh,iya elen lupa lagi," refleks elena langsung bediri.

"Elen kan harus pulang, tapi ini di mana ya?Elen ga tau arah pulang ke rumah." ucapnya sendiri.

Elena berpikir sejenak dan melirik anak kecil cowo tersebut untuk meminta tolong kepadanya tapi Elena ragu.

"ka-amu tau ga ini di mana? kamu mau ga anterin Elen pulang soalnya takut mamah nyariin, kamu tau ga jalan ke arah rumah elen?di blok f no 12." tanya elena secara beruntun.

anak kecil cowo itu hanya menjawab dengan anggukan yang berati iya.

"yess anterin elen pulang ya." dengan senang Elena langsung menggandeng tangan anak kecil cowo itu.

sepanjang jalan pulang hanya elena yang bicara dan bernyanyi masih dalam bergandengan tangan sedangkan anak kecil cowo itu hanya menunduk.

"di sini senangg di sana senangg di manaa manaa hatiku senangg lalalalala..."
Elena terus bernyanyi dan mengayunkan gandengan tangannya, tapi yang di gandengnya hanya diam mendengar nyanyian Elena.

akhirnya mereka sampai di dekat rumahnya Elena walupun sudah sangat sore.

Elena langsung menunjuk rumahnya yang bewarna putih." itu rumah Elen yang warna putih dua rumah lagi dari sini".

mengetahui itu anak kecil cowo itu berhenti dan melepas gadengan tangannya.

"kenapa ko kamu berenti kan dikit lagi depan rumah Elen." dengan muka bingungnya.

anak kecil cowo itu langsung mengayunkan tangannya pertanda menyuruh Elena jalan sendiri ke depan rumahnya.

Elena mengerti maksud lambain tangan itu "makasih ya mau nganterin elen pulang."
dengan tersenyum dan berjalan mundur
sambil melambaikan tangan.

anak kecil cowo tersebut membalas lambaian tangan Elena dan memperhatikan punggung Elena yang menghilang masuk ke rumahnya ada rasa sedikit senang di dalam hatinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

       

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMPORARY HAPPY                                              Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang