Aneh

1.6K 255 33
                                    

[M/n] = Male name
[H/c] = Hair color
[E/c] = Eyes color

_________________________




[M/n], pria nolep berusia 20 tahun yang selalu ngehalu waifunya pasti akan nyata nanti, sedang berlari dengan tergesa-gesa. Dibelakang pria itu, lima orang pria dewasa mengejarnya sambil membawa pemukul kasti, botol bekas mar*jan, kayu, dan barang yang berguna untuk memukul seseorang.

Hayoo, baru mulai kok sudah dikejar? mari kita mundurkan waktu sebentar.

Setengah jam yang lalu, pria berinisial [M/n] itu sedang tiduran di kursi sambil baca komik yang lagi booming akhir-akhir ini.

"Njing, mata gue!"

Pria itu segera meng-scroll panel yang menurutnya menjijikkan. Ya, scene dimana remaja bernama Kokonoi mencium Inupi. [M/n] terduduk sambil mencak-mencak.

"Kok jadi gay, anjing?" umpatnya kesal.

Karena masih penasaran, [M/n] pun akhirnya kembali melanjutkan bacaannya meskipun langsung ia skip ke chapter lain. Ya, ini contoh pembaca yang nggak baik ya teman-teman.

Beberapa menit kemudian, [M/n] kembali fokus pada benda canggih berbentuk persegi panjang ditangannya. Sampai akhirnya ibu negara bertitah untuk membelikan garam.

Awalnya [M/n] nge-lag. Dia kira salah satu waifunya itu nyata dan bisa dibeli. Ealah ternyata garam dapur toh yang dimaksud ibunda ratu.

Dengan lesu [M/n] berjalan ke tokonya bu Ani, istrinya pak rt. Setelah membeli, pria itu duduk dulu di salah satu kursi depan toko bu Ani, sekalian numpang Wi-Fi katanya. Sang pemilik Wi-Fi pun tak keberatan karena orangnya baik hati. Best lah bu Ani.

Males ngikutin alur dan segala macam flashback, [M/n] pun langsung pilih chapter secara acak. Chapter yang menampilkan Takemichi Hanagaki yang hendak menikah dengan Hinata Tachibana. [M/n] tersenyum, tiba-tiba membayangkan dirinya dan waifu kesayangan bisa nikah. Rada sengklek, memang.

Teringat dengan suruhan ibunda ratu, [M/n] dengan malas menjauh dari toko bu Ani. Masih mau nge-Wi-Fi kayaknya.

Pria berusia 20 tahun itu bersenandung pelan sambil fokus pada smartphone canggihnya, tak menyadari kalau dihadapannya ada segerombolan preman dan [M/n] menyenggol salah satu dari mereka.

Kerah kaos [M/n] tertarik, dan wajahnya langsung kena tinju.

Dengan tak terima [M/n] berteriak pada orang yang meninjunya. Tangannya secara refleks meninju balik orang itu. Segerombolan orang itu seketika melongo saat temannya langsung tepar pas kena sekali tinjuan.

[M/n] kicep. Padahal ia tak ikut silat ataupun beladiri lainnya, tapi dengan sekali tinju musuh bisa tumbang.

Waoww, impresif...
[M/n] seketika merasa bangga bisa ngalahin preman.

"Heh! ;arusan ninju siapa lu, anjing?!" salah satu dari mereka berteriak marah pada [M/n].

"Lah, kok gue bang? temen lu yang duluan noh!" balas [M/n] emm, rada nggak nyambung. Sedetik kemudian, pria itu melesat lari saat segerombolan orang itu mulai nunjukin senjata masing-masing.

Biarlah dirinya kena ceramah kanjeng ratu nanti, asal nyawanya bisa selamat sekarang. [M/n] merutuk, mengabsen isi kebun binatang di pikirannya. Lari pria itu makin cepat, begitu pula dengan preman dibelakangnya.

'Anjing, anjing, kok jadi begini?'

Demi apapun, [M/n] lebih suka dikejar sama anjing daripada sama preman. Ngeri, cuy...
[M/n] berbelok, berlari kearah gedung yang sudah terbengkalai. Pria itu bersembunyi di balik tangga sambil mendekap handphone dan garam titipan sang bunda.

Time thread || Tokyo Revengers with male readers!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang