Lost [END]

1

Mark Jung

-

Lee Haechan

•••

Haechan membawa secangkir kafein panas dengan hati-hati. Menjadi seorang asisten pribadi seorang Mark Jung sangat melelahkan. Ia harus mengurus segala sesuatu yang bersangkutan dengan tuan muda Jung itu. Pekerjaannya ini bukan hanya melelahkan jiwa dan raganya, namun juga hatinya.

Naif jika seorang Lee Haechan tidak mengakui kalau dirinya terjatuh ke pesona Mark. Tiga tahun bekerja pada pria itu, tiga tahun juga Haechan memendam perasaannya. Tidak ada yang menyadari perasaan Haechan. Bahkan Mark sendiri pun tidak tahu. Haechan benar-benar menjaga sikapnya dengan amat baik.

Sampai di depan pintu kayu berwarna hitam, Haechan mengetuknya dan langsung masuk tanpa menunggu jawaban dari seseorang yang berada di balik pintu tersebut. Mark yang fokus pada laptopnya di atas ranjang menyapa kehadiran Haechan dengan lirikan sekilas.

"Minumlah lebih dulu. Aku tahu kau membutuhkan ini." Haechan mendudukkan dirinya di pinggir ranjang samping Mark. Kemudian menyodorkan kopi buatannya.

"Hati-hati masih panas." ucap Haechan.

Tanpa banyak kata, Mark menerima cangkir itu dan menyesapnya sedikit. Mark memberikannya lagi kepada Haechan yang langsung diletakkan di nakas oleh wanita itu.

"Butuh pijitan?" tawar Haechan. Mark mengangguk sebagai pengganti jawaban 'iya'. Wanita itu bangkit dan memposisikan diri supaya lebih mudah memijat kepala Mark.

Haechan tahu, pasti Mark tengah pusing dengan meeting tadi sore. Pihak perusahaan incaran Mark tidak menyetujui penawaran yang telah diajukan. Mereka pun sampai terlibat negoisasi yang lumayan panjang namun tidak menghasilkan apapun sehingga harus ditunda esok hari sebab pimpinan perusahaan itu memiliki janji lain.

Haechan ingat sekali, bahkan Mark yang pandai bernegoisasi pun saat meeting tadi pria itu sepertinya berpikir keras. Jangan tanya kenapa Haechan bisa mengetahuinya karena jabatannya sebagai asisten pribadi Mark tentu mengikuti kemanapun Mark pergi. Bisa dikatakan posisi Haechan di atas sekretaris Mark.