Haechan termenung dalam lamunannya. Memikirkan kalau putrinya segigih itu demi mencari appa nya. Dan yang mengejutkannya adalah Chenle berhasil bertemu dengan Mark. Bukan suatu yang kebetulan mengingat Mark memiliki pekerjaan di Incheon. Terlebih Mark yang merupakan klien Jeno.
Namun, satu yang Haechan herankan. Kenapa Mark bisa dengan mudah percaya kepada Chenle? Ah maksud Haechan, mereka belum pernah saling bertemu. Bisa saja Chenle mengaku-ngaku jika ia adalah putri seorang Mark Jung.
Suara pintu yang tertutup membuyarkan pikiran Haechan. Seseorang dengan tubuh tegapnya menjatuhkan dirinya tepat di samping Haechan. Ia baru saja menemani putrinya tidur. Chenle pasti kelelahan dan butuh istirahat mendengar gadis kecil itu berjalan kaki dari sekolahnya sampai ke wilayah proyek Mark.
Keduanya terdiam tanpa saling bertemu pandang. Kembali sibuk dengan pemikiran masing-masing. Tetapi dehaman berat Mark tiba-tiba memecah keheningan yang tercipta di antara mereka.
"Bagaimana kabarmu?" Mark membuka pembicaraan setelah beberapa jam mereka bertemu.
"Baik." jawab Haechan singkat. Errr... kalian tahu kan apa itu 'canggung'?
Tak bertemu hampir satu dekade lamanya tentu saja Haechan harus kembali beradaptasi. Ditambah perpisahan mereka yang dikatakan kurang baik. Pria di sebelahnya ini pun sepertinya mengalami banyak sekali perubahan. Lebih dingin dan aura yang dikeluarkanya semakin kuat seakan mencekik pernafasan Haechan.
"Lalu b-bagaimana denganmu?"
Dengusan Mark terdengar di telinga Haechan. Pria itu tersenyum kecil, "Apa kau berpikir aku akan baik-baik saja setelah ditinggal wanita yang ternyata mengandung anakku?"
Haechan kembali bungkam. Tidak tahu apalagi yang harus ia keluarkan dari dalam mulutnya.
Kenyataan jika Mark telah memiliki anak sedari 8 tahun silam membuat rahangnya mengetat. Buah hati yang selama ini Mark tidak tahu akan keberadaanya di dunia. Ia tak pantas menyalahkan Haechan. Yang patut disalahkan adalah dirinya dan Jaehyun. Ia yang tak mampu menjaga miliknya dan Jaehyun yang tanpa perasaan membuat Haechan pergi meninggalkannya.
"Maaf."
Satu kata yang baru Haechan dengar dari mulut Mark sendiri. Di saat mereka bersama apalagi mereka berpisah, jujur saja Haechan benar-benar tak pernah mendengar kata itu dari Mark. Ya, Mark yang terlalu sempurna sehingga kata 'maaf' hampir tidak pernah keluar dari mulutnya.
Haechan memalingkan kepalanya. Menatap Mark dengan pandangan terkejut. Namun pria itu membalas tatapannya dengan pandangan kelembutan, kelegaan, dan penuh sesal. Itu lah yang dapat Haechan tangkap. Sangat berbeda dengan tatapan Mark yang dulu hanya menatapnya datar.
"Untuk?" Haechan sengaja memancing Mark supaya lebih menjelaskan konteks 'maaf' yang pria itu utarakan.
"Maaf atas keterlambatanku mengetahui keberadaan Chenle." Mark menyandarkan penuh punggungnya sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan besarnya. Sangat tergambar begitu jelas bagaimana seorang Mark Jung begitu menyesal.
Seumur hidupnya, Mark baru kali ini serasa bertekuk lutut di hadapan wanita selain Taeyong.
"Tak apa Mark. Aku tidak menyalahkanmu. Maafkan aku juga yang tiba-tiba menghilang bersama Chenle yang masih berada di rahimku."
"Memang awalnya aku sangat marah kau pergi tanpa adanya salam perpisahan. Tapi setelah mengetahui siapa dalang dibalik perginya dirimu, amarahku menghilang." ucap Mark. Pria itu menegakkan tubuhnya. Tanpa ragu, tangannya meraih salah satu tangan Haechan. Membuat wanita itu tersentak kaget.
"Akan aku pastikan seorang Jung Jaehyun meminta maaf kepada calon menantunya dan juga cucunya, Haechan-ah."
Haechan tergagap. Apa maksud dari ucapan Mark yang mengatakan dirinya adalah calon menantu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost [END]
FanfictionPerasaan cinta seorang asisten pribadi kepada Tuan nya apakah sebuah kesalahan? ⚠️ Markhyuck GenderSwitch dldr