Setelah segala kekacauan di Alam Surgawi, para pejabat membangun kamp sementara diatas Gunung TaiCang. Mereka mulai membiasakan diri dengan kehidupan sulit setelah selama berabad-abad dimanjakan di Surga.
Gunung TaiCang memang tidak seindah dulu ketika masa kejayaan Xianle, namun bagaimanapun masih menyenangkan untuk ditinggali dan dilihat oleh mata. Beberapa Pejabat Surgawi menciptakan ayunan untuk bermain, bagaimanapun mereka membutuhkan waktu untuk melepas stress setelah serangkaian kejadian mencengangkan beberapa waktu belakangan.
Rumput berbunyi lembut ketika diinjak ringan oleh sosok tinggi berkulit putih pucat, ditangannya terdapat kain sutra putih panjang. Bibirnya bergerak menciptakan gerutuan kesal, wilayah ini cukup jauh dari kamp Pejabat Surgawi. Hanya ada dirinya ditemani pohon rindang dan rumput tinggi. Mata kelabunya melihat sekeliling, ada sedikit perasaan rindu yang melintas. Gunung TaiCang adalah tempatnya mempelajari kultivikasi bersama Xie Lian, Mu Qing masih ingat pohon-pohon maple dan buah-buahan yang tumbuh subur ditempat ini.
Dimasalalu, Mu Qing sering mengambil buah ceri untuk mendiang ibunya. Terlalu banyak hal manis dan pahit ditempat ini, mungkin segala hal berubah dan bergerak dengan cepat. Namun bagi Dewa yang hidup selama ratusan tahun, segala hal berjalan begitu lambat. Segalanya berubah, namun kenangan masih melekat dalam ingatan.
Jendal Xuan Zhen, Dewa Beladiri wilayah Barat Daya yang memiliki tujuh puluh ribu kuil penyembah. Dewa Agung yang seharusnya tidak tersentuh, kini tengah membuka kotak kayu berisi gulungan benang dan jarum. Tangannya dengan terampil mulai menjahit sutra ditangannya, ini adalah milik Xie Lian tentu saja. Mu Qing meski menggerutu, dia tetap melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Menjahit kain dengan hati-hati dan begitu rapi.
Angin bergerak lembut, menerbangkan helaian hitam panjang yang halus. Mu Qing begitu penyendiri, ia menghabiskan ratusan tahun dengan disalah pahami oleh semua orang. Dicap sebagai Dewa berhati dingin yang kejam. Tetapi, mereka hanya tidak tahu cara mengerti Mu Qing. Ia hanya pemuda yang memiliki pemikiran begitu rumit.
Krakk
Mu Qing tersentak, ia nyaris menusuk jarinya dengan jarum. Mu Qing otomatis mengangkat kepalanya, melihat sekeliling. Matanya menyipit tajam berusaha berkonsentrasi mencari sumber suara. Biasanya Dewa sepertinya sangat berhati-hati, ia dengan mudah membaca pergerakan disekelilingnya. Namun kali ini berbeda.
"Siapa disana?" Ketenangan mulai muncul, Mu Qing begitu waspada. Ia siap melawan jika itu adalah iblis atau mahluk jahat lainnya.
Keheningan merayap. Mu Qing mendengar langkah kaki yang lembut, matanya sedikit melebar melihat siapa yang muncul dari balik batang pohon besar.
"A-Yao! Feng-er!" Mu Qing meninggalkan sutra Xie Lian, matanya tertuju pada sepasang anak bermata emas yang cantik. Muncul dihadapannya dengan malu-malu.
Dua anak itu memiliki mata emas yang identik, namun fisiknya cukup berbeda. Anak bernama Fu Yao memiliki kulit pucat seperti Mu Qing, namun alisnya tebal dan dalam, menampilkan ekspresi serius namun juga menggemaskan dengan lemak pipinya. Sementara Nan Feng sedikit lebih tinggi dari Fu Yao, kulitnya berwarna gandum dengan alis tipis rapi dan kerutan diantara kedua alisnya membentuk wajahnya sebagai pemuda kecil yang pemarah. Nan Feng menggandeng tangan Fu Yao, keduanya memiliki fisik seperti anak berusia delapan tahun.
"Die-niang!" Sapa Nan Feng terlebih dahulu, Fu Yao cukup tenang dan elegan.
Mereka mendekati Mu Qing, sementara Mu Qing meraih keduanya dengan kelembutan yang nyata. Jendral Xuan Zhen yang biasanya terkenal beracun memiliki sisi kelembutan yang hanya akan muncul pada sepasang anak kembar ini, mata kelamnya menatap iris emas keduanya dengan lamat. Tangan besar menangkup pipi Nan Feng dan Fu Yao secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dark [Feng Xin x Mu Qing]✓
FanfictionBagi semua penyembah dan pejabat surgawi, Jendral Nan Yang dan Jendral Xuan Zhen tidak pernah bisa akur. Mereka berkelahi untuk hal-hal kecil yang begitu sepele. Jendral Nan Yang bukan orang sabar, Jendral Xuan Zhen bermulut beracun. Ratusan tahun...