Kabar kehamilan Jendral Xuan Zhen menyebar cepat baik di alam surgawi ataupun alam fana. Tahun berlalu, kini perut Mu Qing sudah membesar hingga ia perlu berhati-hati ketika melangkah. Untungnya Mu Qing sudah pernah hamil dan tidak terkejut dengan apa yang ia alami kali ini, beberapa kali Mu Qing mengunjungi Bai Shanren. Wanita tua itu terlihat bahagia mendengar kabar kehamilan Mu Qing.
Pagi itu adalah pagi yang damai, Nan Feng dan Fu Yao semakin serius berlatih dan perlahan namun pasti latihan ketat yang diajarkan oleh kedua orangtua mereka membuahkan hasil. Nan Feng dan Fu Yao begitu hebat dan dicintai oleh banyak orang karena mereka lucu, hebat, dan sopan.
Mu Qing terbangun, ia mengerang lembut. Rambut hitam menyebar dibahu bersihnya dan bantalnya, Jendral Xuan Zhen perlahan membuka matanya dan merasakan nyeri disekujur tubuhnya. Ketika Mu Qing hamil maka ia tidak jauh berbeda dengan manusia kebanyakan, Mu Qing menjadi mudah lelah, lapar, dan tidur lebih banyak.
"Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak?" Suara dalam dan sedikit kasar membuat Mu Qing bangun sepenuhnya, Dewa itu menatap sengit pria yang duduk di meja kerja yang berhadapan langsung dengan ranjang.
Feng Xin tampan tampan seperti biasa, jenis ketampanan yang patut untuk selalu diingat. Kulit kecokelatan Feng Xin disinari lembut oleh cahaya matahari, ia telanjang dada hanya mengenakan celana panjang. Rambut hitamnya diikat rapi, tangannya mengenggam kuas dan beberapa gulungan tersebar diatas meja. Mu Qing dengan susah payah mengubah posisinya menjadi duduk.
"Pria cabul." Tuduh Mu Qing kesal. Ia berusaha membungkus erat tubuhnya dengan selimut sutra, karena Feng Xin dengan mata emasnya yang liar itu terus menatapnya intens seolah ingin mencicipi setiap inchi tubuhnya hanya melalui tatapan matanya saja.
"Kau sangat seksi tadi malam, tidakkah kau tahu?" Feng Xin menyeringai, menggoda suaminya itu.
"Aku akan memukulmu." Mu Qing mendesis.
Banyak cara untuk menyalurkan energi spiritual. Lewat sentuhan, ciuman, pelukan, atau seks. Karena mereka sudah menikah maka Feng Xin dengan senang hati melakukan opsi terakhir, melakukan hubungan seks bisa dengan cepat menyalurkan energi dan itu juga menyenangkan untuk dilakukan. Feng Xin berjuang keras untuk tidak lepas kendali dan memperlakukan Mu Qing sebaik mungkin, meminta maaf pada anaknya berkali-kali karena didalam kandungan harus mendengar tindakan tidak senonoh kedua orangtuanya. Tapi tetap, Feng Xin tidak menyesal melakukannya.
"Pukul aku dan aku akan menciummu 100 kali."
Mu Qing melempar bantal, Feng Xin Dewa Beladiri maka mudah baginya untuk menghindar.
"Tutup mulut cabulmu itu, brengsek." Mu Qing meraih pakaiannya yang berserakan diatas lantai. Ia menghela napas kecil karena itu semua sudah kotor dan Mu Qing tidak memiliki gagasan untuk mengenakannya kembali.
Mu Qing turun dari ranjang, membiarkan tubuh telanjangnya tak dilindungi selimut sutra yang lembut.
Feng Xin menatap pemandangan itu penuh penghargaan. Bagaimana kulit putih bersih Mu Qing yang terlihat berkilauan, tanda merah yang ia tinggalkan diberbagai tempat, dan tentu saja perut besar Mu Qing. Ada perasaan yang sulit dijelaskan oleh Feng Xin, perasaan bahagia yang mengalir dengan begitu deras. Ia kehilangan momen saat Jian Lan dan Mu Qing hamil dulu, saat ini Feng Xin diberi kesempatan untuk melihatnya dan ia menghargai setiap detiknya.
Awal kehamilan sangat sulit bagi Mu Qing karena ia terus muntah, Feng Xin akan dengan pengertian memijit tengkuknya dan membuatkannya teh jahe agar Mu Qing lebih baik.
Mereka selalu berkelahi dimasalalu dan berusaha saling menghancurkan, namun sekarang Feng Xin bersumpah akan melindungi Mu Qing dan anak-anak mereka sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Dark [Feng Xin x Mu Qing]✓
FanfictionBagi semua penyembah dan pejabat surgawi, Jendral Nan Yang dan Jendral Xuan Zhen tidak pernah bisa akur. Mereka berkelahi untuk hal-hal kecil yang begitu sepele. Jendral Nan Yang bukan orang sabar, Jendral Xuan Zhen bermulut beracun. Ratusan tahun...