01. Luka

50 35 45
                                    

Naya memasuki taman yang telah dihiasi dengan bunga-bunga cantik serta tanda hati yang terletak ditengah-tengah taman sehingga membuat taman terlihat lebih indah.

"Woaww, i-ini apa? Revan kah yang siapin ini semua?" Naya kagum.

Perlahan-lahan Naya terus berjalan dengan penuh kekaguman sekaligus kebingungan dan akhirnya Naya duduk disebuah kursi yang berada ditengah-tengah hati tersebut.

"Heummm." Naya menghirup wangi dilengkapi senyum manisnya itu.

Tiba-tiba datang seseorang dari belakang dan langsung menutup mata Naya dengan tangannya. Serontak Naya pun kaget dan meraba-raba tangan seseorang tersebut.

"Siapa?"

"Kamu tidak mengenali saya hm? Pastinya kamu tidak mengenali saya. Intinya, saya adalah lelaki yang akan menjadi teman mu. Eh maksud saya teman hidupmu." ucap pria misterius tersebut.

"M-maksud nya?"

Dan Tiba-tiba pria tersebut menghilang bagaikan setan. Naya langsung mencarinya diseluruh taman tersebut namun tidak menemukan nya, yang ada dia hanya menemukan sebuah ponsel melayang yang bertulisan 'tunggu aku'. Dan itu membuat Naya semakin bingung.

"HAI! KELUAR KAMU! JANGAN DATANG LALU PERGI TANPA PAMIT, KAYAK MANTAN AKU AJA!" teriak Naya.

"Naya, sayang bangun yuk ini sudah siang!" Ana, Ibu Nayara menggoyang-goyangkan tubuh anaknya itu agar segera bangun.

Naya terbangun dari tidurnya dan langsung duduk dengan penuh kebingungan.

"Sayang? kamu kenapa?" tanya Ana bingung.

"H-ha? Enggak, enggak apa-apa kok Bu." Naya gugup dan tersenyum aneh.

"Ya sudah, sekarang kamu mandi setelah itu makan. Ibu sudah siapkan sarapan." ucap Ana sembari tersenyum.

"Nanti aja Bu, aku masih ngantuk mau tidur lagi aja." Naya berbaring kembali sembari menarik selimutnya.

Ana langsung menarik selimut tersebut dan menarik Naya ke kamar mandi.

"Aahhh Ibu!" ringis Naya.

15 menit kemudian ...

Disaat semuanya menikmati sarapan, Naya hanya melamun sembari menggerak-gerakkan sendoknya.

"Tuh cowok siapa ya? Dari suaranya bukan Revan. Suara nya tuh lembut, adem gitu di hati gue. Tapi siapa?" batin Naya.

"LO SIAPA SIH!?" teriak Naya sembari memukul meja dengan keras sehingga membuat semuanya kaget.

"Heh! Lo kenapa ha?" tanya Rayyan, Abang Nayara.

"Apaan sih lo! Ganggu aja."

"Gue nanya sama lo, enggak punya kesopanan emang." Rayyan kesal.

"Maksud lo apa ha!?"

"Eh udah-udah. Kenapa sih ribut terus, enggak bisa satu kali aja tenang? Kalian ini sekarang sudah dewasa, bukan anak-anak lagi." Ana sudah sangat kesal dan capek dengan kelakuan kedua anaknya itu.

"Iya Bu, maaf." maaf kedua anaknya itu secara bersamaan.

"Gara-gara lo!" Naya melirik Rayyan sekilas.

Rayyan sempat emosi, namun dia menahannya karena Ibu nya langsung menatap tajam mereka berdua.

Setelah selesai makan, Naya langsung pamit hendak pergi menemui Revan, pacarnya.

"Bu, aku pamit ya. Assalamu'alaikum." pamit Naya sembari mencium punggung tangan Ana dan langsung pergi tanpa pamit kepada Rayyan.

"Waalaikumsalam, hati-hati ya."

Cuman Virtual - DoyunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang