Menunggu dengan sabar dan tabah. Akhirnya yang ditunggu tunggu pun datang menyapa. Seperti hal nya alunan musik yang menenangkan, kedatangan Renjun yang sudah mereka harapkan.Pelukan erat sebagai tanda pembuka, dilanjutkan dengan adegan manja penyejuk mata. Pasangan mark dan Haechan hanya menatap tenang. Kebahagiaan tak bisa terucap dengan kata kata, seperti halnya rasa cinta di dada.
"Sakit na??"
"Tidak lagi..." Jaemin menahan air matanya yang siap jatuh. Merindukan semua hal yang ada di Renjun. Juga sangat khawatir.
"Sayang, apakah sakit? Sudah diobati?" Renjun menaruh tangan Jeno di wajahnya. Lalu tersenyum. "Udah.... Injun kangen nono."
Jeno tersenyum. "Aku juga menyayangimu. Aku sangat khawatir... Maafkan aku."
Renjun langsung menoleh begitu merasakan sesuatu yang basah menyentuh bajunya. "Na- Na jaemin! Nana kenapa nangis....." Renjun menghapus air mata itu lalu menggeleng. "Nana sama nono jangan.. Sedih. Injun kan udah... Disini..."
Jeno dan jaemin saling berpandangan. Ada apa dengan Renjun? Benar saja, kemudian Renjun terkulai lemas di pelukan Jaemin. Jeno dengan cepat memanggil dokter, sama seperti Mark. Haechan keluar dari ruangan karena tidak mau mengganggu, sambil berpikir apa yang terjadi dengan injun mereka.
"Apa yang terjadi hah?!"
*
*
*
*
*Ternyata Renjun memakan sesuatu. Sesuatu itu membuat perutnya kejang, infeksi ringan.
Dan... Tentunya. Jeno dan Jaemin tidak tau apa apa soal ini.
Renjun memakan sesuatu yang salah? Sungguh sialan. Siapa pun itu.
"Ini salahmu karena tidak menjaganya dengan baik, LEE Haechan! Sudah kubilang kan?! Aku tidak butuh penjelasanmu!"
"J-jen... Dengarkan. Kumohon. Aku-"
"Lee Haechan..." Jaemin memanggil.
"Jangan bilang kamu yang melakukan ini?"
Haechan menatap mereka berdua tak mengerti. "Jangan seperti ini... Jebal- hiks. Semenjak ada Renjun kalian berdua sungguh berubah! Kalian tidak pernah berteriak padaku!"
"Kami melindungi hal yang kami cintai, Lee Haechan." Jaemin masih berusaha tenang. Tidak membiarkan Jeno menjawab karena dia tau, ucapan Jeno lebih menyakitkan dibanding ucapannya.
Ya... Itu pikirannya. Nyatanya sama sama menyakitkan.
"Kamu sudah memiliki Mark hyung kan? Apa... Kamu mengharapkan cinta dari kami? Cih, bodoh."
"Aku sayang pada renjun. Tapi- hiks. Aku membenci ini semua... Kalian tidak mengerti!!"
"Kalau begitu katakan, Lee! Apa lagi masalahmu hah?!"
Haechan mendorong Jeno yang terus berteriak padanya. "Kalian menyuruh ku ini-hiks dan itu. Aku selalu menurut. Tapi hiks. Kalian tidak pernah berterima kasih. AKu- aku tidak akan pernah- hiks melukai seseorang. Kalian- tidak percaya padaku. Aku- hiks."
Mark masuk, tidak sempat memberitahu apa yang dia mau katakan karena melihat kesayangannya menangis. "Apa yang terjadi."
Tatapan nya menatap tajam dua orang itu. Lalu menatap haechan tak kalah tajam. "Dokter bilang Renjun memakan makanan yang tidak bersih. Bukankah waktu itu kamu memberikan sesuatu untuk injunie?"
Mengintimidasi.
Haechan tidak mengerti. Semuanya rumit. Sangat kasar, Orang-orang jahat padanya. Dia hanya mau membantu. Haechan tidak mau melukai Renjun juga. Lalu kenapa semua menuduhnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
NoRenMin: Accident
Short StoryNoRenMin story! Perasaan bersalah, Rumit. Renjun dan dua temannya. Kejadian ini, apa harus membuat mereka berpisah? Mungkin. Tapi jika begitu maka Renjun akan ada di Neraka. Di Neraka maksudnya, dia akan merasa begitu tersiksa. Tunggu, kenapa...