YOU NEVER KNOW-3

148 39 14
                                    

Selamat malam semuanyaa^^ selamat membacaa

***

"Hai tante. Nama aku Anggi."

"Oh, hai Anggi. Tante namanya Nora. Kita mulai hari ini jadi teman ya." Lalu dengan gerakan malu-malu ia menganggukkan kepala, tanda persetujuan. Beruntung dengan adanya keberadaan Anggi, sedikit mengurangi rasa gugup didalam hatiku.

Pertemuan ini berjalan lancar dengan beberapa kali terlihat Anggi putri Mas Gerald mulai menunjukkan keakrabannya padaku. Dan pembicaraanku dengan Mas Gerald ternyata dapat mengalir dengan mudah dan santai walau ditengah-tengah kami ada Anggi. Aku senang dengan pembicaraanku dengan Mas Gerald. Dia orang yang menyenangkan, dan ditambah Anggi yang pintar.

"Tante, besok kita bertemu lagikan?" Wajahnya pias akan tak ingin berpisah dengan diriku. "Iya, memangnya Anggi ingin bertemu tante lagi?" Dan ia menganggukkan kepala mungilnya.

"Anggi baru ketemuloh sama tante. Sudah ingin main lagi dengan tantenya?" Tanya Mas Gerald pada putri semata wayangnya. "Iya papa. Tantenya baik, Anggi jadi seneng. Papa, bolehkan tantenya jadi mama aja?"

Aku terdiam, dengan ungkapan gadis kecil ini. Seketika aku jadi merasa iba dengannya, pasti iamerasa sangat merindukan sosok ibu. Lalu aku mengusap puncak kepalanya tanda refleksku.

"Jadi, Anggi mau mamanya tante Nora?" Dan lagi kepala gadis kecel ini mengangguk mendengar penuturan sang papa. Dan aku, hanya tak tau harus menjawab dan membalas seperti apa.

***

Mas Gerald adalah babak baru yang Tuhan beri untukku, berkenalan dengannya serta mengizinkannya untuk memasuki hidupku lebih dalam serta membiarkannya menarikku kedalam hidupnya membuat apa yang selama ini takutkan menjadi sirnah.

Dulu aku berpikir bahwa saat aku melepas diri dari Mas Fedri, aku akan butuh waktu lama untuk kembali sembuh dan pulih, setidaknya sampai aku benar-benat siap untuk jatuh cinta lagi dan membuka lembaran baru bersama orang yang baru. Tetapi kehadiran Mas Gerald mengubah semua jalan kisah yang aku pikirkan.

"Tante Mama Nora, Anggi boleh ga minta buatin cake yang biasanya?" Putri kecil Mas Gerald ini datang memeluk kakiku dengan manja lalu memintaku membuatkan cake kesukaanya. Tapi aku baru menyadari ada sebutan baru untuk panggilanku. Mama?

"Oke Anggi sayang. Tapi, kalau Tante boleh tanya kenapa sih kamu tadi panggil Tante dengan Tante Mama? Emang ga terlalu panjang manggilnya? Hem?"

"Kan, Tante bakal jadi mamanya Anggi. Jadi, kata papa untuk latihan biar nanti manggil tantenya mama." Ucapnya dengan polos. Aku sudah tak tau akan semerah apa wajahku saat ini. Hubunganku dengan Mas Gerald memang terbilang dekat dan lancar saat ini, Mbak Dania memang tak salah dalam mendekatkanku dengan Mas Gerald. Namun, sampai saat ini aku masih merasa digantung oleh Mas Gerald, karena secara gamblang ia belum mengatakan apapun akan kejelasan kemanakah langkah untuk hubungan kami ini. Tapi, mendengar ungkapan Anggi, aku sungguh senang apabila hubunganku dengan Mas Gerald akan menjejeki kearah serius.

"Tante ga suka ya Anggi panggilnya Tante Mama?" Anggi membuyarkan lamunanku.

"Enggak kok, Tante suka. Senyaman kamu aja sayang."

"Jadi, Tante beneran bakal jadi mamanya Anggikan?"

"Em"/ "Anggi sayang." Mas Gerald keburu datang sebelum aku bisa menjawab pertanyaan Anggi. "Papa" Gadis kecil itu lalu berlari menghambur kedalam dekapan papanya.

"Kamu mau Tante Mamanya segera buat cake kesukaan kamu kan?" Mendengar Mas Gerald menyebutku dengan kata 'Mama' untuk putri kecilnya membuat darahku mendesir. Astaga Mas, halalin aku segera mas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU NEVER KNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang