self harm dan Self injury

9 3 0
                                    

Kebahagiaan yang sebenarnya dibutuhkan adalah ketenangan
pikiran

Acha, gadis itu tidak dapat melawan gangguan mental yang ia derita sejak ia memasuki SMP. Berawal dari permasalahan keluarganya gadis itu tidak seperti anak penderita Self harm lainnya.
Acha masih bisa mengontrol rasa ingin menyakiti dirinya sendiri

Self harm adalah semua hal yang dilakukan untuk menyakiti diri sendiri, self harm menggambarkan berbagai hal yang dilakukan orang terhadap diri mereka sendiri dengan cara yang disengaja dan biasanya tersembunyi

Penyebab self harm itu sendiri ialah, Karena ketidaktahuan diri mengenai bagaimana cara mengatasi rasa emosi negatifnya, kurangnya pemahaman tentang emosi yang dia rasakan, kesulitan mengekspresikan emosi membuat individu tersebut akhirnya melakukan self-harm dan menjadikannya sebagai jalan keluar.

Sedangkan self injury ialah  perilaku menyakiti dan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja. Ini merupakan salah satu bentuk dari gangguan perilaku yang terkait dengan sejumlah penyakit kejiwaan. 

Self-injury dapat berupa tindakan melukai tubuh dengan benda tajam atau benda tumpul, seperti menyayat atau membakar kulit, memukul tembok, membenturkan kepala, dan mencabuti rambut. Penderita self-injury juga dapat dengan sengaja menelan sesuatu yang berbahaya, seperti cairan deterjen atau obat nyamuk, bahkan menyuntikkan racun ke dalam tubuh.

Self-injury dilakukan untuk melampiaskan atau mengatasi emosi berlebih yang tengah dihadapi, misalnya stres, marah, cemas, benci pada diri sendiri, sedih, kesepian, putus asa, mati rasa, atau rasa bersalah. Bisa juga sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu.

Perilaku self-injury rentan terjadi pada orang yang sedang mengalami kesulitan hidup dan masalah sosial, misalnya menjadi korban bully (perundungan) di sekolah, atau tertekan dengan tuntutan dari orang tua dan guru.

Bisa juga karena sedang konflik dengan keluarga, pasangan, dan teman, atau mengalami krisis identitas yang menyangkut orientasi seksual.

Self-injury ini juga bisa muncul sebagai gejala dari beberapa penyakit mental, seperti gangguan mood, depresi, gangguan makan, gangguan stres pascatrauma (PTSD) gangguan penyesuaian, atau gangguan kepribadian ambang.

Ciri-ciri penderita Self injury biasanya:

-Memiliki sejumlah luka di tubuhnya, seperti luka sayat di pergelangan tangan, luka bakar di lengan, paha, dan badan, atau memar di buku jari-jari tangan. Umumnya mereka akan menyembunyikan luka tersebut dan akan menghindar bila ditanya apa penyebabnya.

-Memperlihatkan gejala depresi, seperti suasana hati yang buruk, sering merasa sedih, menangis, dan tidak memiliki motivasi dalam hidup.

-Sering mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, untuk menyembunyikan luka.

T

erapi dan konseling dengan psikiater atau psikolog bertujuan untuk mencari tahu penyebab tindakan self-injury, sekaligus menemukan cara terbaik untuk mencegah pasien melakukan tindakan ini lagi. Jenis terapi yang bisa dilakukan antara lain psikoterapi, terapi perilaku kognitif, terapi kelompok, dan terapi keluarga.

*****
Tidak seperti anak penderita selfharm dan Self injury lainnya, Acha bahkan cenderung menutupi rasa kesedihannya dengan terus tersenyum dan tertawa.

Tidak jarang yang menyangka bahwa gadis itu adalah korban Self injury dan sel harm, gadis itu cenderung lebih memakai pakaian tertutup seperti sweater.

Gadis itu lebih baik dengan semua orang terutama orang tuanya, semua orang bahkan mengira bahwa gadis itu tidak pernah memiliki masalah.

Namun siapa sangka dibalik keceriaan Acha gadis itu banyak menyimpan luka, baik fisik maupun mental.

"Kamu emang anak yang gak bisa dibanggakan! Apa yang bisa dibanggakan dari kamu?" seorang pria melempar wajah gadis itu menggunakan buku latihan matematika. "Apa yang bisa dibanggakan dari kamu?" Sambungnya.

"Cape-cape papa nyekolahin kamu, tapi ini yang papa dapat? Anak gak tau diri!" Acha yang sudah tidak tahan dengan yang dilakukan oleh ayahnya gadis itupun berlari menuju kamar.

Sesampainya di kamar Acha langsung mengunci pintu dan mencari sebuah cutter di bawah tempat tidurnya, setelah mendapatkan pisau itu, Acha dengan cepat menggores di tangannya dengan gerakan cepat.

Beberapa detik kemudian, tangan gadis itu sudah dialiri dengan darah segar yang keluar dari tangannya.

Sakit? Bahkan sakit yang ia rasakan di tangannya tak sebanding dengan tekanan hidupnya selama ini.

Setelah darah itu cukup banyak, Acha bergegas menuju kamar mandi untuk mandi sembari menikmati sensasi perihnya luka sabetan ditangannya.

Bersambung..

Yok bisa yok lawan selfharm and self injury!

Perlahan pasti bisa Pren😚

i'm fineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang