Bapak Tri Komsun, beliau lahir di desa Kali Jeruk, kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, pada 9 Juli 1991. Orangtuanya bernama Bapak Suharyono dan Ibu Sugiharyah. Beliau merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara, yakni 2 kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Riwayat pendidikan SD hingga SMP nya ditempuh di daerahnya, sedangkan SMA nya ditempuh di kota Yogyakarta.Usai beberapa tahun menyelesaikan pendidikannya, beliau menikah dengan istrinya yang bernama Ibu Sumiyati dari desa Banjarsari, Kertek, dan saat ini tinggal bersama 1 anaknya yang masih berusia 3 tahun, didesa Kali Jeruk. Sambil merintis usahanya sebagai tukang bakso, yang dilakuan setelah menikah, usaha itu telah berjalan sekitar 4 tahun, sebelum menjadi tukang bakso, Bapak Tri Kusman bekerja di sebuah toko elektronik. Beberapa lama kemudian saat beliau bekerja, ada seorang ibu menawarkan bakso yang dijualnya, secara terus menerus. Semakin lama beliau berpikir bahwa sepertinya enak menjadi pedagang, tinggal buat produk dan menawarkannya,lalu mencari pelanggan, tanpa di atur oleh bos. sehingga Bapak Tri komsun memutuskan untuk berpamitan pergi dari toko elektronik, dan menjadi karyawan Ibu penjual bakso tersebut. Setiap hari beliau memasarkan bakso yang dibuatkan oleh bos-nya, namun setelah beberapa tahun kemudian setelah menjadi karyawan, ibu bos merasa lelah untuk terus menerus mengolahkan bakso agar dijual Bapak Tri Komsun, karena usianya yang telah terbilang tua, sehingga beliau di perintahkan mendirikan usaha bakso sendiri, akhirnya Bapak Tri Komsun menjalani usaha baksonya hingga saat ini. Segala kendala terus dihadapi sekuat tenaga, apabila bakso krucil tersebut tidak laku, mau tidak mau harus dikasihkan ke tetangga terdekat, atau jika masih layak untuk dikonsumsi, maka bakso tersebut akan beliau jual kembali esoknya, sedangkan jika bakso itu sudah basi, banyak atau sedikitnya harus dibuang. Di samping adanya kendala yang dialami juga terdapat beberapa peristiwa pentingnya.
Seperti pada umumnya, para penjual yang memberikan bonus ataupun THR untuk pelanggannya, namun tidak dengan Pak Tri, nama panggilan dari para pelanggan yang telah akrab, justru pelanggan lah yang memberikan THR untuk Bapak Tri Komsun.Sedikit demi sedikit ia jalani sehingga menjadi kesuksesan usaha baginya, karena semenjak 5 tahun usahanya berjalan, beliau telah mendapat banyak pembeli dan pelanggan. Adapun cara beliau memasarkan dan mendapatkan pelanggan yakni dengan cara menempatkan gerobak baksonya di kompleks trotoar Masjid Al-Manshur Kauman Utara, karena jarak antara tempat berjualan dengan rumahnya jauh, beliau menitipkan gerobaknya di penitipan gerobak dekat Masjid Al-Manshur, dan berangkat berdagang sekitar jam 10.00 sampai menjelang maghrib. Harga bakso yang di jualnya pun terjangkau, mulai dari 1k hingga sebanyak-banyaknnya, sedangkan harga normal yang di jajakan kalangan pelajar yakni 2k-5k. Usaha bakso beliau merupakan usaha pribadi, sehingga tidak mengandalkan banyak karyawan, hanya saja mendapatkan bantuan dari sang istri dan keluarga kecilnya pada saat masa produksi bakso.
Motivasi kunci kesuksesan menurut Pak Tri, bagi para pemuda yang berjiwa interprainership yakni harus nyaman dan suka terlebih dahulu dengan pekerjaan yang dilakukan, dengan rasa suka pekerjaan akan berjalan mudah, dan semakin lama akan membuahkan kesuksesan. Selain rasa suka dan nyaman, sebagai calon pengusaha juga harus Percaya Diri, tetap semangat, dan tak perlu gengsi, asalkan pekerjaan yang dilakukan adalah hal yang benar, tidak melanggar aturan agama dan negara.
Menurut saya Pak Tri adalah orang yang percaya diri, ulet, supel dan juga ramah, baik kepada para pembeli maupun orang lainnya. Sehingga sampai saat ini banyak pelanggan yang sangat akrab kepada beliau, bahkan sampai memberikan THR kepadanya.
By: Ikrima Amalia( nama pena: Amikri Ailama)
Narasumber:
1. Bapak Tri KomsunDitulis pada Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan biografi Perintis UMKM Wonosobo
Non-FictionBapak Asnawi, Bapak Daroji, Ibu Dwi Astuti