✨-Pasien

3 2 0
                                    

✨✨✨

Kejadian itu terjadi sekitar satu tahun yang lalu. Kebaikan yang membawaku pada keadaan saat ini.

Flashback On

Satu kata yang menggambarkan keadaan di rumah sakit ini. Aku baru saja selesai memeriksa beberapa pasienku dan disini lah aku sekarang berada, ruanganku.

Entah cuaca yang memang panas atau pendingin ruanganku yang tidak berjalan dengan baik. Aku mengambil sarapanku yang belum tersentuh sejak tadi pagi.

Aku meringis saat menyadari jika aku belum makan dari tadi malam. Menjadi seorang dokter kandungan membuatku harus siap siaga selalu, hal ini kerap kali membuatku lupa akan diriku sendiri. Seperti saat ini contohnya.

Hanya nasi goreng dan telur mata sapi. Wajar saja, aku pria dewasa yang belum berkeluarga. Aku hanya sempat membeli makanan sederhana ini tadi pagi.

Baru saja aku ingin menyuapkan makanan ini, sebuah panggilan masuk dan menggagalkan acara makanku, lagi?

"Iya, halo?"

"Dok, bisa turun ke bawah sekarang? Ada pasien yang mengalami kecelakaan, seorang ibu hamil."

"Bisa-bisa. Saya turun sekarang, siapkan ruangan operasinya. Saya tutup telponnya."

Aku menghela napasku kasar dan segera bergegas ke ruang operasi tadi.

Sesampainya disana, ibu yang merupakan pasienku tampak berteriak histeris.

"Saya nggak mau di operasi. Saya mau mati aja!"

"Ada apa ini?!"tanyaku.

"Jadi gini, Dok. Ibu ini ternyata sengaja menabrakan tubuhnya—percobaan bunuh diri mungkin. Tadi ada yang melihatnya dan untung saja membawa dia kesini. Tapi, ibu ini tid—"

"Biar saya yang urus, siapkan saja ruang operasinya."

"Baik, Dok."

Aku menghampiri wanita tadi, dia masih sangat muda. Aku mengecek keadaan dan usia kandungannya. Agak sulit, karena dia terus saja berteriak dan memukul kesana kemari.

"Ibu tolong tenang! Kasian bayi di kandungan ibu."

Teriakannya semakin kencang,"Saya tidak peduli! Bunuh saja anak ini!"

Untung saja tidak ada hal yang serius dari keadaannya. Hanya kaki dan pergelangan tangannya saja yang terluka. Bayinya juga baik-baik saja.

Aku kembali menenangkannya, dan dia justru memukul tanganku dengan kencang.

"Saya tidak mau tenang! Saya mau anak ini meninggal! Dia anak haram, Ayahnya sudah meninggalkan saya! Bunuh saja dia!"

Keadaan semakin runyam kala ia melempar sebuah vas bunga ke arah seorang perawat. Aku memegang tangannya, mencoba untuk membuat dia diam.

"Percuma dia lahir, dia hanya akan menjadi aib bagi saya. Dia juga tidak akan mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. JIKA BUKAN DIA YANG TIADA, MAKA BUNUH SAYA SAJA! SAYA TIDAK BISA HIDUP DENGAN SEMUA KEADAAN INI. BUNUH SAYA, DOK!"

"SAYA AKAN BERTANGGUNG JAWAB AKAN ANAK ITU! SAYA AKAN MENJADI AYAHNYA! IBU BISA TENANG SEKARANG?!"

Aku melepaskan genggaman tanganku. Apa yang baru saja aku ucapkan? Karena emosi sesaatku, aku harus terjebak dengan semua masalah wanita ini.

Flashback Off

Kejadian tidak terduga kala itu membawaku pada keadaan sekarang. Dengan seorang anak dan istri yang tidak pernah aku kenali sebelumnya.

Mungkin ini cara Tuhan mempertemukan aku dengan jodohku. Kini, wanita yang dulu menjadi pasienku, berada disampingku sebagai seorang istri.

Masalah istriku dengan mantan pacarnya—ayah anakku, juga sudah selesai. Dia melepas tanggung jawab nya begitu saja.

Ya, sudahlah. Yang terpenting aku bahagia dengan kehadiran dua malaikat ini dihidup ku, bukan?

—END—

Jumlah kata : 494

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tempat Untuk Kembali PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang