Sudah dua jam Dela menatap layar laptopnya. Setelah mengerjakan tugas kuliah, Dela mencari informasi terkait tempat ibunya bekerja. Tiada lelah Dela terus berselancar untuk mengumpulkan informasi. Ia begitu berharap akan segera menemukan titik terang, sehingga bisa lega dan kembali fokus pada kuliahnya.
Dela merupakan mahasiswa semester akhir, dan semester depan ia sudah harus fokus mengerjakan skripsi. Ia tidak yakin bisa menyelesaikan skripsinya dengan baik, jika masalah ibunya belum ia tuntaskan. Ia tidak akan bisa merasa tenang.
Ia manfaatkan sebaik mungkin kesempatan ini untuk mencari tahu akar masalah yang menimpa keluarganya. Jam berubah menjadi hari, hari berubah menjadi minggu. Semangatnya kian meningkat saat satu per satu fakta terkumpul.
Dela jadi lebih sering keluar rumah untuk melakukan penyelidikan bersama Devan. Untung saja ibunya tidak mencurigai perilaku Dela. Ibunya justru senang karena Dela bisa mencari udara segar dan tidak hanya mengurung diri di dalam kamar.
Beruntungnya ada Devan yang bisa mengubah kebiasaan buruk Dela. Mengajaknya melihat dunia luar yang tidak sekejam seperti yang Dela bayangkan. Devanlah yang selama ini mewarnai dunianya. Dela berharap ia bisa selalu berada di dekat Devan.
"Neng, melamun ae," ucap Devan sembari menoel ujung hidung Dela
"Ihh, apaan, sih! Main noel-noel saja!" ujar Dela sembari memanyunkan bibirnya.
"Kalau manyun gini, cantik tauk," ujar Devan menggoda Dela.
"Gaje!" balas Dela lantas membalikkan badannya untuk menutupi semu merah di pipinya.
Devan selalu berhasil membuat pipi Dela bersemu. Selain tutur katanya yang menenagkan, sikapnya pun kerap membuat Dela salah tingkah bahkan salah paham. Namun, Dela selalu mengingatkan dirinya bahwa ia bukan siapa-siapa. Ia tidak lebih dari sekadar gadis kecil yang selalu merepotkan Devan.
Dela tidak ingin munafik, lelaki idamannya tidak jauh dari sosok Devan. Pria dewasa yang bisa mendewasainya dan bisa menjaganya. Soal usia, Dela tidak terlalu memusingkan. Karena baginya, pria dewasalah yang paling cocok menjadi pendampingnya kelak. Dewasa di sini dari segi emosional, sikap, san pemikirannya. Bukan hanya usianya, karena orang yang berusia dewasa belum tentu memiliki pemikiran layaknya orang dewasa.
"Kan... Melamun lagi. Besok jadi nggak?" dengus Devan melihat Dela yang terus melamun.
🕊🕊🕊🕊🕊
335 words
Bolehkah aku mendambamu? Tolong jangan beri sinyal kalau kamu enggan. -jeongyeoun
Aaaaa tengkyuu readers, jan lupa tinggalkan jejak vote and comment ya! Nggak dipungut biaya sepeser pun kkkkk
Sweet regards💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Serasa
ChickLitPerjuangan seorang gadis menggapai cita (kesuksesan, cinta, dan kebahagiaan) berbekal ribuan asa yang terkumpul.