Satire

8 3 0
                                    

Di tengah obrolan, tiba-tiba Sera berceletuk ke arah Dela.

"Sudah pacaran belum?" celetuk Sera.

"Apaan, sih," jawab Dela pelan takut yang lain dengar.

Tiba-tiba Sera mengeraskan suaranya, "Belum-belum kok, udah sakit hati duluan," sindir Sera.

Dela melotot ke arah Sera, semua mata memandang ke arahnya. Sera berbisik, "Udah, gapapa. Biar doi peka," Sera mengedipkan matanya.

Jimmy yang mendengar percakapan mereka tertawa geli. Ia sudah tahu kabar kedekatan Dela dengan Devan. Sera bercerita kalau Dela habis curhat soal Devan dengannya. Apalagi Jimmy salah satu saksi hubungan mereka saat pacaran dulu. Ya, mereka sudah pernah menjalin hubungan, tetapi harus kandas karena hal kecil yang membutuhkan pendewasaan.

Kandasnya hubungan mereka bukan keinginan mereka, jadi tidak heran bila mereka masih menyimpan perasaan satu sama lain. Namun, tidak ada yang berani memulai.

"Indahnya dunia per-ghosting-an," celetuk Sera dengan muka dramatisnya.

Semua orang tertawa mendengar celetukan Sera. Dela hanya diam menahan malu. Apalagi jelas sindiran itu diarahkan padanya. Semua mata bergantian menatap Dela dan Devan yang mana mereka mengikuti arah pandang Sera sebelumnya. Dela menunduk malu.

"Anak zaman now suka main hantu-hantuan," celetuk Hoobie.

Jimmy dan teman-temannya terbahak-bakah dan saling menimpali gurauan Hoobie.

"Gini ya, Hwaa ihihihih," timpal Vinzo menirukan suara hantu, membuat semua orang tergelak.

Devan ikut tergelak, meskipun ia juga merasa tersindir. Itulah cara Devan mengurangi rasa malunya, berusaha ikut terjun dalam gurauan mereka.

"Hahaha, sialnya yang sering jadi korban itu cewek," ujar Vanya.

"Bener, tiba-tiba datang ngajak terbang-" belum selesai Rena bicara, tiba-tiba Agus memotongnya.

"Terus dijatuhin ke dasar jurang, hahaha," potongnya dengan mulut yang terbuka lebar, menikmati tawanya.

Rasanya Dela ingin menyumpal mulut Agus dengan gelas di depannya. Ia juga berusaha tidak merasa terintimidasi dengan ikut tertawa kecil. Di hatinya, ia sangat malu sampai tak mampu menyembunyikan wajahnya lagi.

"Harusnya tu lo, dorr! Gitu," ujar Jimmy dengan jari yang membentuk pistol, lirikannya mengarah ke Devan.

"Ya, nggak?" lanjutnya sambil melirik ke Dela dengan memainkan alisnya.

"Apaan, sih," gerutu Dela memanyunkan bibirnya.

Dela tersadar, ini bukan pilihan sehat untuk hatinya. Harusnya ia menolak ajakan Jimmy.

Di kafe Dela dan Devan tidak ngobrol sama sekali, hanya saling mengirim sinyal melalui tatapan sirri-nya.

Sampailah di mana Sera menarik lengannya dan membawanya duduk di samping Devan. Ia tidak mengerti apa maksud Sera. Jimmy yang awalnya duduk bersama Devan lantas bangkit meninggalkan mereka berdua.

"Lo sama Devan dulu, ya? Gue mau pacaran dulu sama Sera," ujar Jimmy seenak jidatnya.

Dela mendengus, capek dengan kelakuan Kakak sepupunya itu. Di sini, tersisa Devan dan Dela dengan kecanggungan yang masih tersisa.

"Sini, loh, duduk," pinta Devan mencairkan suasana.

"Lo kok, nggak bilang sih, kalo ke sini?" tanya Dela setelah mendaratkan pantatnya di kursi.

"Gue baru dikabarin Jimmy semalam, dia juga nggak bilang ada lo, jadi gue pikir ini party Jimmy bareng teman segengnya," jawab Devan.

"Uhm, gitu..." ucap Dela manggut-manggut.

"Lah, Lo? Kok bisa ada di sini?" tanya Devan balik.

Dela menyadari ada yang aneh dari obrolannya. Ya, "lo - gue". Biasanya mereka menggunakan sapaan "kamu - aku", sebab kecanggungan tadi membuat mereka menjadi sosok lain dari biasanya.

"Iya, tadi Bang Jimmy datang ke rumah dan nyulik gue ke sini, haha," ujar Dela.

"Hahaha, kayaknya siapa pun bakal suka nyulik lo, deh," timpal Devan.

"Kok bisa?" tanya Dela.

"Iyalah, wong gemesin gini," rayu Devan berhasil melukis semu di pipi Dela.

Dela mendengus tersipu, Devan ingin sekali mencubit pipi gembilnya memainkannya layaknya squisy.

"Ehh, by the way, gue suka style lo hari ini, nggak berlebihan untuk party kayak gini," puji Devan.

Saat ini Dela mengenakan celana jeans hitam dan crop top yang dibalut dengan cardigan rajut warna cream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Dela mengenakan celana jeans hitam dan crop top yang dibalut dengan cardigan rajut warna cream. Dela tampak natural dengan pakaiannya.

"Hehe, iya, gue nggak tahu malah, kalo ada party gini," timpal Dela.

"Emang Jimmy nggak bilang?" tanya Devan.

"Enggak, dia emang resek, kesel gue," kesal Dela dengan memajukan bibirnya seperti biasa.

Devan tertawa gemas melihatnya, dari tadi ia hanya bertemu muka kesalnya, apalagi waktu dijulidin Jimmy dan kawan-kawan.

Dela adalah view terindah yang selalu ingin Devan nikmati, seperti saat ini.

🕊🕊🕊🕊🕊

662 words

Spot favoritku adalah kamu, bolehkah kumengabadikan moment di sana? -jeongyeoun

Jangan lupa tinggalkan jejak vote and comment yah, betapa itu sangat berarti, sweet regards💜

SerasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang