Tricky

8 5 0
                                    

Dela dan Devan sedang menunggu seseorang di sebuah kafe. Orang tersebut merupakan salah satu karyawan di toko kue tempat ibunya bekerja. Semalam Dela menghubungi orang tersebut, dia berkata memang ada yang aneh dengan gerak-gerik Sarah. Dia bersedia bertemu Dela untuk berbagi informasi.

"Dengan, Dela?" tanya wanita itu ketika sampai di depan meja Dela.

"Iya, Mbak Ririn, ya?" tanya Dela balik.

Setelah duduk, Ririn menjelaskan semua yang ia ketahui. Sebagai bawahan, ia tidak berani mencampuri urusan Bima dan Sarah. Tetapi ada yang mengganjal menurut Ririn, setiap Bima menghampiri Sarah atau mengajaknya pergi keluar, raut Sarah terlihat datar. Tidak ada raut semringah di wajahnya. Mungkin ada sesuatu yang disembunyikan Sarah.

Ririn merupakan junior di sana, ia baru kerja tiga bulan di sana. Namun, ia cukup mengetahui apa yang terjadi di dalam sana. Ririn sempat tidak menghiraukan apa yang ia lihat, tetapi seringnya hal itu terjadi membuatnya tidak nyaman dan beruntungnya Dela meneleponnya. Ririn menceritakan semuanya pada Dela tanpa terkecuali.

Setelah menemui Ririn, Dela dan Devan menyusun rencana selanjutnya. Mereka memilih membahasnya di rumah Dela, kebetulan masih siang dan ibunya masih di toko. Di perjalanan pulang, Dela melihat ada penjual martabak manis. Devan yang mengerti tatapan Dela pun menghentikan motornya. Devan sudah hafal apa saja kesukaan Dela.

"Martabak manis komplet satu dan martabak telur spesial satu ya, Pak," pesan Dela.

"Iya, Neng," jawab penjual itu.

Berbeda dengan Dela, Devan justru lebih suka martabak telur. Jadi, Dela memesan dua porsi martabak yang berbeda. Mereka pun bisa berbagi dan mencicipi satu sama lain martabak kesukaan masing-masing dari mereka. Itulah kebiasaan mereka ketika ingin berdiskusi atau hanya sekadar ngobrol, mencari camilan adalah hal yang wajib bagi mereka.

Setibanya di rumah mereka mulai menyusun rencana selanjutnya. Mereka berpikir keras sembari menikmati martabaknya. Selain menyusun rencana, mereka juga memikirkan risiko terberatnya. Mereka tidak ingin gegabah, lalu jatuh tanpa mendapatkan apa pun.

Di tengah pikiran mereka yang berkelana, tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Mereka saling pandang satu sama lain, kemudian Dela bangkit dari duduknya menuju ke sumber suara. Ketika membuka pintu, Dela dikejutkan dengan seseorang yang berada di luar rumah. Mendengar teriakan Dela, Devan bergegas menyusulnya.

🕸🕸🕸🕸🕸

349 words

Rumit, sepertimu yang membuatku kesulitan menerka-nerka sikapmu. -jeongyeoun

Aaaaa tengkyuu readers, jan lupa tinggalkan jejak vote and comment ya! Nggak dipungut biaya sepeser pun kkkkk

Sweet regards💜

SerasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang