Chapter 5

1.4K 174 8
                                    

Ohm mengusap kasar wajahnya setelah membaca pesan singkat dari sang daddy, ia sudah bisa menebak topik apa yang akan dibicarakan nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ohm mengusap kasar wajahnya setelah membaca pesan singkat dari sang daddy, ia sudah bisa menebak topik apa yang akan dibicarakan nanti. Hari ini dia benar-benar sibuk karena semua pekerjaan menumpuk. Masih sama seperti hari-hari sebelumnya, ia harus meng-handle sendiri segala urusan kantor tanpa sekretaris sama sekali. Terhitung 5 hari sudah, Jan -mantan sekretarisnya- mengundurkan diri dengan alasan karena dirinya akan menikah dengan Ssing, pacarnya, dan Ohm juga menyempatkan diri untuk hadir ke pernikahan mereka, ditengah kesibukan yang melanda. Dan sampai sekarang, Ohm belum sama sekali menemukan pengganti sekretarisnya, belum ada yang cocok katanya.

Punggung tegak itu diistirahatkan sejenak ke sandaran kursi, berharap pegal yang dirasa dipunggung berkurang, sedikit pijatan pelipis mungkin juga bisa membantu menghilangkan stressnya. Tak lupa secangkir kopi hitam panas favoritnya yang sudah habis disesap separuh.

Mata tegas Ohm sedari tadi tak teralihkan dari benda persegi panjang dihadapannya. Tangannya pun juga tak berhenti ditarikan diatas papan ketik itu. Saat tengah fokus, tiba-tiba satu notif masuk dari email Ohm. Lantas, seringai panjang menghiasi wajah rupawan seorang Ohm Pawat.

...

"Non????"

"Gak usah chat gue!"

"Sorry 😭 gue tadi kejebak di kamar mandi anjing!"

"Bacot"

"Kok lo jahat sih Non :( maafin gue ya ya ya"

/read

"Ck.. Phuwin bacot"-gumam Nanon.


"Kenapa sayang?", tanya Newwie saat mendapati putranya menggumam kesal, dengan mata menatap ponsel.

"Gakpapa, pa"

"Yakin tuh?"

"Iya"

"Jangan ditekuk gitu dong mukanya dek, jelek loh"

"Ih.. papa jangan nyebelin"

Newwie terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, melihat ekspresi cemberut sang anak.

Perasaan Nanon sudah tak karuan lagi, antara badmood, gugup, takut, semua bercampur jadi satu, hingga keringat dingin mengucur di dahi mulusnya. Matanya menatap kosong ke jendela mobil yang terus melaju.

"Dek? Are you okay?", tanya Newwie.

Sebagai seorang papa, Newwie sangatlah peka dengan perubahan sikap anaknya. Ia tahu bahwa Nanon sedang dilanda cemas. Jari lentiknya perlahan mengelus tangan dingin si bungsu, berharap bisa menyalurkan rasa tenang dan nyaman.

OhmNanon Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang