Chapter 3

1.8K 191 2
                                    

Selang beberapa hari setelah Jan mengundurkan diri sebagai sekretaris. Semua pekerjaan harus di handle sendiri oleh Ohm Pawat, ia harus bekerja ekstra demi tetap mempertahankan perusahaan orang tuanya. Tak ada lagi waktu untuk bersantai, yang ada hanyalah kerja, kerja, dan kerja. Hingga Ohm tak sadar jika waktunya untuk mencari pasangan tersisa 2 hari lagi. Ia tak tau apa yang akan dilakukan daddy-nya jika dalam 1 hari kedepan, dirinya tak kunjung menikah.

"Hah... Capek juga ngurus semua sendirian", ucap Ohm sambil meregangkan badannya yang lelah setelah 5 jam berada dalam posisi duduk.


Tok.. Tok.. Tok

"Masuk!"

"Permisi pak, ini kopinya"

"Hm.. Taruh saja dimeja"

Segelas kopi hitam panas pesanannya sudah sampai, berharap dengan istirahat sejenak dirinya bisa kembali fokus bekerja.

Sambil sesekali ia menyeruput kopinya, sambil pula matanya mengedar menelisik meja yang penuh dengan lembar-lembar mengerikan. Bagaimana tak mengerikan? Salah sedikit saja, aset perusahaan daddy-nya yang jadi taruhan.

Habis kopi itu diminum dan diletakkan kembali ke meja. Jemari Ohm meraih keyboard laptop, kemudian menuliskan sesuatu disana.










....







"Ah... pusing pusing pusing"

"Kenapa lo?"

"Liat nih skripsi gue salah terus, padahal menurut gue kemaren udah bener"

"Yaelah kayak lo gak ngerti dosen pembimbing lo aja"

Dua mahasiswa sedang duduk berhadapan di sebuah kantin, sedikit banyak mereka mengeluhkan revisi skripsi yang dari jauh hari tak pernah ada benarnya sama sekali di mata dosen.

"Win..."

"Hm?"

Pria yang namanya dipanggil itu segera mengalihkan pandangan dari sepiring nasi goreng yang dari tadi disantapnya.

"Kalo gue cari kerja aja gimana ya? Sumpah gue stress banget"

"Hah? Gak usah neko-neko deh Non, skripsi lo aja gak kelar-kelar, malah sekarang lo mau cari kerja???"

Lelaki yang akrab disapa Phuwin itu melayangkan beberapa protes ke sahabatnya, sambil sesekali mulutnya diisi dengan sesuap nasi goreng yang masih mengebul hangat.

"Lagian nih ya.. Nanon Korapat anak konglomerat Vihokratana, gue kasih tau. Cari kerja tuh gak segampang lo beli mobil lamborghini series terbaru", lanjutnya.

"Belum lagi lo mau kerja apa? Lo aja belum wisuda", timpalnya sekali lagi.

Phuwin dibuat heran dengan sikap sahabatnya yang tiba-tiba ingin bekerja hanya karena dia pusing memikirkan skripsi. Padahal tak usah kerja pun uang jajan Nanon selalu terpenuhi.

Ya wajar saja, namanya juga anak konglomerat, sekali diberi duit 5 milyar pun harta Tay Tawan takkan berkurang.

"Ih.. gue serius Win, itung-itung buat refreshing juga, mumet banget ini sama skripsi. Lo tuh sebagai sahabat harusnya mendukung keputusan gue", ujar Nanon sambil tangannya memijat bagian dahinya yang benar-benar pusing tujuh keliling.

"Serah lo deh, capek ngomong sama batu. Tapi awas aja nanti kalo udh kerja, lo nyambat lagi"

Nanon tersenyum bangga atas kemenangannya dan Phuwin hanya melirik ke arahnya, tanpa mengucap satu katapun.

Selagi menemani Phuwin makan, Nanon memainkan ponselnya, siapa tau dia dapat rejeki nomplok. Benar saja, belum juga 10 menit sebuah iklan lowongan pekerjaan lewat di layar ponselnya.

Brakkk...

Nanon menggebrak meja, membuat Phuwin yang sedang asyik makan tiba-tiba tersedak.

Uhuk.. uhukk

"Ehh.. sorry sorry ini minum minum..", segelas air putih disodorkannya ke arah Phuwin.

"Gila ya lo! Lo mau bikin gue mati??"

"Hehe sorry gak sengaja", ucap Nanon sambil cengar cengir menampakkan deretan giginya yang putih.

"Gak sengaja, gak sengaja. Ada apa sih? Kenapa harus gebrak meja juga anjir??"

Mendapat pertanyaan demikian, Nanon langsung mengarahkan layar ponselnya tepat didepan muka Phuwin.

"Lowongan kerja anjir... Gue dapet lowongan kerja, mana cuma butuh ijazah SMA doang", sontak Nanon langsung kegirangan melihat iklan yang menggiurkan itu. Kali ini dewi fortuna berpihak kepadanya.

"Posisi dibagian apa tuh?", tanya Phuwin.

Nanon kembali mengamati iklan yang masih terpampang diponselnya, tapi tak ada keterangan lebih lanjut soal hal itu.

"Hm.. Gak dijelasin disini butuhnya posisi apa"

Nanon menatap lurus mata Phuwin, tatapannya menyimpan berbagai tanda tanya. Aneh juga jika ada orang yang ingin mencari karyawan, tapi di iklan tak disebutkan posisi apa yang sedang dibutuhkan.

"Yaudah besok lo dateng aja langsung ke kantornya"

"Hmm.. Ide bagus, tapi anterin ya hehe"

"Cih dasar, gue jadi babu lo doang disini?"

"Ayolah Win, temenin gue ya, please"

"Gak"

"Ps 5"

"Oke deal"










Bersambung...



Btw, sebelum lanjut kalo misal ada saran atau kritik boleh silahkan ditulis di kolom komentar ya...😁




Jangan lupa pencet bintangnya 😉






Thank you.

OhmNanon Happy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang