PROLOG

1.4K 80 29
                                    

MAAF KALO ADA TYPO YANG BERTEBARAN. KOMEN DI SETIAP PARAGRAF.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.

INI AKU PUBLISH ULANG KARENA CUMA MAU NGASIH PESAN MORAL UNTUK KALIAN. SO... JANGAN PERNAH BOSEN SAMA CERITA-CERITA AKU.

HAPPY READING!

***

Gadis cantik dengan rambut yang berantakan sudah terbangun dari tidurnya. Arina Queenza nama gadis itu.

Arina melihat jam yang ada di atas nakas. jam menunjukan pukul 8 pagi.

Gadis itu keluar dari kamar. ia melihat sekeliling. banyak barang-barang yang pecah berantakan.

Arina tersenyum miris."Lagi?" tanya gadis itu sendiri.

Arina adalah anak broken home. papanya selingkuh dengan sahabat mamanya sendiri dan mama Arina tidak terima karena laki-laki itu sering membawa selingkuhannya ke dalam rumah.

Setiap malam Arina selalu mendengar suara pecahan barang. entah itu kaca, gucci, atau vas bunga.

Gadis itu melewati pecahan-pecahan kaca yang berserakan.

Ia menuju ruang makan. sepi... itu adalah kehidupan Arina yang sebenarnya.

Gadis itu duduk di meja makan. lalu mengambil satu lembar roti dan mengolesi dengan selai coklat.

"Non Arina sudah bangun? bibi kira tadi masih tidur." ucap bi ningsih. salah satu asisten rumah tangga yang sudah bekerja selama belasan tahun.

Arina mengangguk. ia masih menghormati bi Ningsih, karena dia yang mengurus Arina dari kecil."Udah bi. mereka kemana?"

Bi Ningsih tersenyum lembut."Berangkat ke kantor, non."

Arina menghela napas lelah."Bi."

"Iya non?"

"Kenapa papa gak berubah? Arina udah cape," gadis itu menerawang ke depan. ia membayangkan masa-masa kecil yang penuh kebahagiaan.

"Non Arina kuat, bibi yakin itu. jangan pernah nyerah non—non Arina pasti bahagia kayak dulu lagi," jelas bi Ningsih memberi semangat.

Gadis itu sering menangis diam-diam. tanpa sepengatahuan orang rumah.

"Makasih bi. kalo gitu aku ke kamar ya mau pergi sama temen-temen." pamitnya. gadis cantik dengan baju tidur berwarna putih-biru itu berjalan menuju kamar.

Ia tidak perduli kalo misalkan kaca-kaca yang berserakan mengenai kakinya. gadis itu menutup pintu rapat-rapat dan mengunci dari dalam.

Arina duduk di belakang pintu, air matanya menetes. tidak ada yang boleh melihatnya menangis. bukankah seperti ini jauh lebih baik? menyimpan semua luka sendirian.

Gadis itu menjambak rambutnya. batin dan fisik sudah ia rasakan sedari dulu. sekuat apapun seseorang pasti mempunyai sisi lemah.

Arina mengambil silet yang ada di dalam laci. ia menggoreskan silet itu ke tangannya sendiri, yang masih ada luka sayatan bekas kemarin.

Darah mengalir, menetes di lantai yang bersih. tidak ada rasa sakit lagi waktu silet tajam itu menggores kulit putihnya.

"Cape... pengen rasanya bunuh diri," lirih gadis itu, terisak pelan.

Satu persatu air mata menetes mengenai luka yang baru ia sayat. rasa sakit yang ada di tangan gadis itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang ada di hatinya.

"Ya tuhan. kapan masalah ini selesai,"

***

Tanpa sadar banyak orang tua yang tidak mengerti hati seorang anak. mereka hanya tahu anak mereka baik-baik saja.

Di sini kita belajar banyak anak-anak yang kurang beruntung. entah itu kehidupan keluarganya atau kebutuhan sehari-hari mereka.

And untuk semua orang tua atau calon orang tua. please... perhatiin anak-anak kalian. tanda kalian sadari mereka hanya butuh sandaran, pelukan dan kesenangan. kadang banyak anak di luaran sana merusak diri mereka hanya untuk kesenangan mereka. bukan hanya fisik yang keganggu tapi mental juga.

Dan juga untuk kalian yang mungkin anak broken home. you are great, never give up in everything. You can live life as it is now even though your heart hurts a lot.

Jangan pernah nyerah, kalian bisa. semangattt.

***

HAI SEMUA MAKASIH YANG UDAH BACA DAN VOTE CERITA AKU🤍🤍

SPAM NEXT SEBANYAK-BANYAKNYA.

KALIAN SUKA SAMA CERITA INI? TOLONG SHARE KE SOSIAL MEDIA ATAU KE TEMAN-TEMAN KALIAN.

SEE U.

ARINA & ERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang