03. LUKA

485 42 4
                                    

MAAF KALO ADA TYPO YANG BERTEBARAN. KOMEN DI SETIAP PARAGRAF.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN.

BACANYA SAMBIL DENGERIN LAGU YANG DI ATAS YA.

HAPPY READING!

***

Arina memakirkan mobilnya di garasi. ia melihat ada mobil sang papa.

Cewek itu masuk ke dalam rumah. terlihat papanya sedang bersama seorang wanita.

Gadis itu melewati mereka begitu saja. jika ia menengok sudah di pastikan hatinya akan sakit.

"Arina," panggil Surya—papa Arina.

Cewek itu terus berjalan tanpa peduli panggilan papanya.

"ARINA! APA KAMU TIDAK PUNYA TELINGA?!" teriak Surya.

Arina berhenti. ia membalikan badan... runtuh sudah pertahanannya agar tidak melihat wanita itu.

Arina bersidekap."Kenapa?"

"Kamu abis dari mana semalam?"

Cewek itu terkekeh sinis. papanya pura-pura peduli atau hanya ingin memarahi."Bukan urusan papa."

"Anak kurang ajar. kamu dan mama-mu itu sama saja. sama-sama wanita kurang ajar!"

Arina menatap tajam papanya."Papa boleh bilang aku kurang ajar. TAPI JANGAN PERNAH PAPA BILANG ITU KE MAMA!!" gadis itu berteriak marah.

Siapa yang tidak marah? jika ibu yang melahirkan kamu ke dunia ini di caci maki oleh ayahmu sendiri.

Bukan kah seorang ayah adalah cinta pertama anak perempuan? tapi Arina tidak merasakan itu.

Mungkin iya, waktu dulu cinta pertamanya adalah papanya sendiri. tapi... setelah papanya selingkuh dengan wanita lain hilang sudah rasa kepercayaan gadis itu terhadap papanya.

"Dan satu hal lagi. gak usah sok peduli sama aku. bawa aja selingkuhan papa keluar dari rumah ini," setelah mengucapkan itu Arina menaiki tangga menuju kamar.

"TAU APA KAMU HAH?!"

"ARINA! PAPA BELUM SELESAI BICARA!!"

Gadis itu mengunci pintu rapat-rapat. ia melempar tasnya ke sembarang arah.

Arina membanting bingkai foto bersama papanya. gadis itu menangis. rasanya sakit ketika papanya sendiri berbicara seperti itu.

"Salah gue apa? gue gak minta di lahirin..." Arina memeluk lututnya sambil menangis.

" Arina memeluk lututnya sambil menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melihat pergelangan tangannya. gadis itu mengambil pembersih wajah, lalu membersihkan foundation yang ia gunakan untuk menutupi goresan di tangan.

Gadis itu memegang rambutnya, dan terlihat banyak sekali helaian rambut yang berjatuhan di lantai.

Arina tersenyum miris. ia mengambil serpihan kaca. belum gadis itu menggores lengannya lagi, tiba-tiba ada telpon masuk.

ARINA & ERZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang