For(ever) With You - Nesa Insani

37 2 0
                                    

╔═════ೋೋ═════╗
For(ever) With You
╚═════ೋೋ═════╝





╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
HAPPY READING
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
≪━─━─━─⊰᯽⊱┈──╌❊╌──┈⊰᯽⊱─━─━─━≫

Matahari begitu terik saat menggantung di atas langit. Memberikan cahaya bagi dunia yang fana ini. Tak lelah dan tak peduli meski harus tetap berada di atas sana sampai beberapa jam ke depan. Karena memang itulah sang tugas mentari untuk menyinari dunia dari kegelapan yang sempat membelenggu.

Kendati demikian, panasnya matahari yang terasa menyiksa—itu karena musim panas telah tiba beberapa waktu yang lalu—tak begitu terasa karena hembusan angin yang memberikan kesan menyejukkan. Hangat dan sejuk secara bersamaan, kombinasi yang begitu apik.

Sayang seribu sayang, Kouga tak terlalu menikmatinya. Matanya memandang lurus ke depan, meski tatapannya seperti kosong, hampa.

Padang rumput itu tak memiliki kenangan dengan Aria sama sekali baginya. Kouga memang sengaja memilih tempat ini. Berharap kenangan menyakitkan itu dia lupakan sejenak.

Namun, perkiraannya salah. Kenangan itu tak bisa Kouga lupakan sampai sekarang.

Are you happy there?” Kali ini lelaki itu baru menikmati sejuknya angin yang berhembus sembari memejamkan mata sejenak, menerbangkan beberapa helai rambutnya dengan begitu lembut.

Waktu terus berlalu, pertumbuhan manusia terus bertambah, tak akan berhenti. Namun, masih tak dapat menghilangkan jejak luka yang sudah lama tak kunjung sembuh. Luka itu bahkan masih membekas, hingga sekarang.

Tak ada penawar untuk lukanya.

Aria tewas, dengan cara yang mengenaskan. Begitu pula dengan perpisahan. Memang benar, perpisahan tak ada yang indah. Selalu menyakitkan.

Kepergiannya memang masih melekat di ingatan, meski harus dengan cara yang mengenaskan. Namun, dia yakin sekarang Aria telah bahagia di atas sana. Mungkin dia jauh lebih bahagia daripada saat masih berada di dunia. Senyumannya yang menenangkan pasti akan selalu terukir di tempatnya yang baru, surga.

Kouga, aku tak harus kembali kepada Mars, bukan?

Tapi, aku harus pergi dari kalian semua.

Arigatou, Kouga.

Kouga kembali memejamkan mata, bersamaan dengan air mata yang turun membasahi pipi. Seolah membuat anak sungai berupa liquid bening. Lelaki itu mencoba menghapus air matanya.

Ah, seharusnya tidak perlu ditanyakan. Aria pasti sudah bahagia di atas sana.

“Tapi, melupakanmu membutuhkan waktu. Biarkan kenangan itu akan tetap kuingat meski menyakitkan. Biarkan kenangan itu tetap ada dan bukti bahwa kau bersamaku dengan bahagia.” Air matanya kian deras membasahi, kini luka yang sempat kering dan selama ini terpendam di hati kembali basah. Dia menangis dalam diam, hanya angin berhembus lembut yang menjadi teman penenang luka. Meski luka itu selamanya tidak akan pernah sembuh.

Setidaknya Kouga sudah membuat Aria bahagia meski sebentar. Sebenarnya dia masih ingin mengukir kenangan membahagiakan bersamanya yang lain hingga maut memisahkan. Namun, tak apa. Aria kini bahagia di atas sana sudah lebih dari cukup.

Memang, tidak pernah ada yang abadi. Seandainya Aria masih hidup, perpisahan antara Kouga dan Aria akan tetap ada. Orang yang ada di sisi kita tak selamanya akan terus menemani. Adakalanya mereka akan pergi selama-lamanya.

Ujian Kelulusan Member BWG Angkatan 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang