Kabar Buruk

150 9 0
                                    

"Terkadang orang yang berada jauh di bawah kita jauh lebih bersyukur dari pada kita"

"Nenek biasa jalan jauh kayak gini?" Tanya Arania sambil menyeka keringat di keningnya.

"Iya, soalnya sayang uangnya kalau mau di pakai buat naik angkot" Jawab nenek tersebut.

"Neng capek?".

" Ngga kok nek, harusnya kan aku yang tanya kayak gitu " Jawab Arabella pelan.

Keduanya berjalan menyusuri jalanan. Menahan diri di bawah teriknya sinar matahari.

✨✨✨

"Gue nggak bisa jamin keselamatan lo di sini ra, gue takut lo kenapa napa" Tasya menatap Arabella.

"Nggak ada yang perlu di takutkan, semuanya sudah takdir dan akan berjalan semestinya" Jawab Arabella tenang.

Tasya menatap lurus kedepan. Membiarkan angin menerpa wajahnya.

"Takdir jika masih bisa di rubah namanya mungkin bukan takdir" Tasya menatap lurus ke depan.

"Apa? Nasip? Atau apa?" Tanya Arabella.

"Gue nggak tau"

"Perlahan semua orang ninggalin gue satu persatu. Yang tersisa ya gue sendiri, mau siapa lagi"

"Kita nggak perlu gantungkan semua kebahagiaan kita dengan seseorang. Karena, apabila orang itu pergi bahagia kita juga ikut pergi" Lirih Tasya.

"Kita gantungkan semuanya kepada Tuhan. Dia nggak akan pernah ninggalin kita, jika kita berharap kepada Tuhan, percayalah, kita nggak akan pernah kecewa" Jawab Arabella.

Arabella menatap ke bawah lantai dasar. Ada perasaan rindu yang membelenggu di dalam dirinya.

"Kita sama sama merindukan dia orang malaikat di hidup kita kan Tasya" Lirih Arabella.

"Iya" Jawab Tasya.

"Dua malaikat..... Orang pertama yang gue lihat di bumi ini. Dan sekarang..... Gue nggak akan pernah bisa liat lagi selain hamparan tanah itu. Kita sudah sama sama terhalang dinding yang kokoh dan jurang yang dalam" Jawab Tasya dengan suara parau.

"Mungkin kematian nggak akan menyelesaikan semuanya, tapi kita bisa berharap untuk di pertemukan sebentar saja kan" Arabella menundukkan kepalanya.

"Suatu hari nanti semuanya pasti akan terbayar" Tasya menatap lurus.

✨✨✨

Arania melirik nenek yang terlelap sejenak di tengah keramaian. Sampai sekarang dagangannya sama sekali belum laku.

Arania mengerti. Wajahnya begitu lelah sekali, nenek pasti sangat lelah.

"Mangga muda mangga muda! Di jamin enak..!!! Yok ibu ibu semuanya di beli!" Promosi Arania.

Hingga ada beberapa ibu ibu yang membelinya. Arania tersenyum tipis diam diam.

"Makasih ya bu"

Arania mengusap keringat yang mengalir dari kening sang nenek. Dia terlalu mengkhawatirkan Arania hingga lupa untuk memperhatikan keadaan dirinya sendiri.

ARABELLA  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang