Gerimis kini berganti hujan deras yang kian gencar membasahi setiap sudut jalanan, tak peduli seberapa banyak umpatan yang keluar dari mulut para manusia berdasi yang hendak bergegas menuju ke tempat mereka berutinitas, atau bahkan seperti anak kecil berbaju pink yang berlarian sambil diteriaki ibu penjual gorengan untuk segera berteduh, yang mungkin itu adalah ibunya.
Di sudut lain di sebuah cafe, seorang gadis berseragam putih abu-abu yang duduk santai mendengarkan alunan lagu dari earphone yang terselip di balik kerudung yang ia kenakan sambil sesekali menyesap coklat panas. Ia tampak begitu fokus pada sebuah novel di tangannya, sesekali Ia berdecak kesal mengumpat tokoh di novel itu, gadis itu bernama Keynala Ratusya.
Tak jauh dari tempat Ia duduk sepasang suami istri mengamati gerak-gerik gadis manis itu."Dia persis seperti putri kita, aku yakin gadis ini suatu saat juga akan sukses sepertinya," ucap pria berkacamata dengan rambut yang mulai nampak memutih, istrinya pun mengangguk mengiyakan.
Selang beberapa menit gadis itu beranjak hendak pulang karna hari semakin larut dan hujan pun sudah mulai reda. Ia melangkah santai dengan hati yang sebenarnya sudah sangat cemas karna pasti ibu dirumah mengkhawatirkannya. Ia menaiki sebuah angkutan umum menuju rumahnya, tidak terlalu ramai namun tidak bisa dikatakan sepi, ini membuatnya sedikit lega karna berarti perjalanannya akan aman.
Keynala mengamati jalanan basah dengan manusia yang masih setia berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing, pikiran Keynala berkecamuk berusaha memahaminya, mengapa manusia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri seperti ini masih sempat mengurus kehidupan orang lain?mengapa Tuhan memberikan kehidupan yang sangat menguntungkan beberapa orang, namun disisi lain justru ada banyak orang yang harus mati-matian bermandikan peluh hanya untuk memenuhi kehidupan sehari-hari?***
Tidak semua orang mendapatkan bahagia, dan tak semua orang sanggup menangkup kesedihan
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Dan Sedikit Isi Kepala Ku
Novela JuvenilPada ruang tanpa batas, sangat banyak hal yang bisa kamu peroleh disana, seperti kesedihan hingga kau harus merangkak untuk melewati, atau bahkan cacian yang membuatmu harus menunduk sembari terus berjalan, di ruang tanpa batas itu pula ada ribuan c...