Part 12

17 13 2
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca dan komen di setiap paragraf👏

HAPPY READING❤
________________________________________

Sebenarnya perutnya masih terasa nyeri tapi cewe itu terus menyangkalnya dan bergegas pergi dari hadapan Alca.

Itreula melangkah gugup sambil terkadang meremas kuat perutnya, kepalanya yang terasa seperti diberi benda berton-ton membuatnya kesulitan berjalan.

Kenapa anak tangga malah terlihat sangat banyak??

"Shit!" umpatnya kesal

Cewe itu membanting skateboardnya asal,  kemudian bersiap melakukan trik darkslide, meluncur di sepanjang pegangan tangga.

Oke!  belokan pertama ia berhasil mendarat dengan cantik.  Tapi lihat!  masih ada dua belokan lagi dan kepalanya  mulai berdenyut nyeri.

"Dua lagi,  Itreula. Lo bisa! " gumamnya menyemangati dirinya sendiri.

Untuk kedua kalinya, ia melakukan trik darkslide.  Awalnya biasa saja tapi ketika sampai di pertengahan pegangan tatapannya mulai buyar, ceww itu kehilangan keseimbangannya.

BRAKK!!!

kepala Itreula terjedot tangga keras, badan cewe itu terguling ke bawah.

Kejadian itu terjadi begitu cepat,  ia melihat skateboardnya yang terpental jatuh ke bawah dan tanpa cewe itu sadari darah segar mengalir dari pelipisnya.

Dengan posisi terbaring tak berdaya, Itreula tetap berusaha bangkit sambil memegangi kepalanya yang terasa seperti akan pecah.

Sakit dan nyeri. Rasanya seperti terbakar  dan ditusuk-tusuk.

Sial! Perutnya kram sekarang. Itreula mengatur napasnya yang tak beraturan, keringat dingin mengucur deras dari dahinya ditambah dengan darah yang  menghiasi wajah putih Itreula.

Itreula mencoba merogoh saku celananya mencari benda pipih miliknya yang ternyata terjatuh di samping tubuhnya yang sekarat.

Cewe itu melihat sepasang sepatu berdiri tepat disamping handphonenya sebelum semuanya menjadi gelap.

Hitam....

Suram....

Seperti hidupnya yang menyedihkan.

☕☕☕

Itreula mengerjapkan matanya perlahan, kepalanya masih terasa sangat pusing. 

Ia melihat sekeliling ruangan, nuansa putih dan bau obat-obatan menyeruak di hidung cewe itu. UKS? IGD?  atau Rumah sakit?

Entahlah ia tidak peduli hal itu sekarang. Cewe itu bangkit dari tempat tidurnya, tapi matanya terfokus dengan kotak P3K diatas nakas meja dengan stick note tertempel disana.

'Peduliin diri lo sendiri '

Ia mengambil kotak P3K itu kemudian mengambil kain kasa dan obat berdarah.

Meraciknya kemudian dengan hati-hati mengobati lukanya.

"Siapa pun lo,  makasih karena udah peduli." gumamnya lirih menatap lukanya yang kini sudah ditutup dengan kain kasa.

Itreula beranjak berdiri kemudian berjalan tertatih menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi.

☕☕☕

Itreula mengusap wajahnya kasar melihat bahasa asing di bukunya.  Cewe itu menutup bukunya kesal kemudian menelungkupkan wajahnya di meja belajar.

Ia beralih menatap jendela balkon, hujan mengguyur langit malam ini.

"Anak nakal," decaknya kesal meremas perutnya yang terasa nyeri lagi.

EPOCH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang