Mei, 2019.Kalau Tuhan menawarkan satu kekuatan super untuk setiap Hambanya, maka saya akan memilih kekuatan untuk bisa memilah kenangan mana yang ingin saya simpan apik dalam otak, dan kenangan mana yang ingin saya hapus.
Karena sejujurnya, bagian paling sulit setelah mengalami perpisahan adalah bagaimana kenangan-kenangan itu terus menghantui saya.
Saya benci ketika hari-hari indah yang dulu saya lalui kini berubah menjadi mimpi buruk. Kenangan itu mulai terlihat seperti antagonis yang terus menertawakan nestapa saya.
Saya benci nostalgia, itu hanya membuat saya semakin sadar kalau hari-hari menyenangkan itu tidak lagi bisa saya ulangi. Tapi sekalipun saya tidak ingin mengingatnya, mereka terus berputar seperti kaset rusak.
Semakin banyak hari yang dihabiskan bersama dia, semakin banyak hal-hal yang membawa saya pada kenangan-kenangan itu. Sepotong es kiko pun bisa mengantarkan pikiran saya kembali ke masalalu.
—
“Tapi, beneran loh alien bisa aja beneran ada. Alam semesta kan luas, jadi gak menutup kemungkinan makhluk kayak gitu emang ada.”
Saya memberikan sepotong kiko rasa jeruk kepada Kinan yang masih mengoceh perihal alien yang katanya memang eksis. “Kan gak ada bukti valid kalau alien ada. Video-video yang tersebar di sosmed pun bisa aja cuma editan.”
Saya lihat Kinan merengut sambil kakinya menendang kerikil. “Justru itu! Belum ada yang bisa nemuin alien, itu bukan berarti alien tuh gak ada. Bisa aja kan mereka ada, cuma emang gak bisa kita temuin aja.”
Alih-alih menyangkal, saya pilih buat mengiyakan. Kinan itu punya imajinasi yang kadang bikin saya terkaget-kaget. Dia bisa membayangkan hal-hal yang belum pernah saya pikirkan seumur hidup, saya pikir itu lucu. Kinan itu menarik. Menarik dan cantik.
Kinan membawa langkah menuju taman di komplek tempat dia tinggal. Hari ini hari Rabu pagi, jadi taman cukup sepi. Kami bisa menikmati waktu cukup lama sambil bermain ayunan dan makan kiko yang sudah kami beli di minimarket tadi.
“Kamu pernah denger teori Multiverse gak, Der? Katanya kita punya kembaran loh!”
Saya kembali memberikan sepotong kiko pada kinan. Kali ini rasa anggur. “Iyakah? Menurut kamu, kamu yang di universe lain itu sama enggak?”
Dia memegang dagunya sambil mendongak ke atas. Rambut panjangnya sedikit berantakan, tapi dia cantik. Pacar saya cantik sekali.
“Katanya sih, kembaran kita itu bisa mengambil keputusan yang berbeda sama yang kita ambil disini. Aku pikir, aku yang disana berbeda?“
Saya suka. Suka sekali melihat Kinan menceritakan semua pikirannya kepada saya. Saya suka mendengar suaranya. Saya suka melihat dahinya mengerut saat sedang berpikir serius. Semua tentang Kinan saya suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernah Patah Hati
Random"Lem Korea bisa nempelin hati yang patah, gak? Kalau bisa, saya mau satu." Nama : Derrian Aksara Usia : 21 Tahun Status : Gamon