Draco terpaksa masuk ke kamar lebih dulu. Tak lama Hermione menyusul setelah menidurkan Scorpius di kamarnya.
Draco yang belum tidur hanya memperhatikan wanita cantik itu mengganti bajunya dengan baju tidur satin, memakai krim wajah di depan meja rias sebelum menidurkan diri disamping Draco. Namun wanita itu tidur memunggunginya.
Belum 24 jam berada disini, ia bahkan sudah membuat kesalahan. Lagi-lagi ia menyakiti gadis itu.
Sudah cukup ia merusak hubungannya dengan Hermione di 'masa'nya. Draco mungkin masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, tapi ia tidak ingin merusak hubungannya dengan Hermione di masa ini.
"Maaf." Lirih Draco pada punggung sempit Hermione. Kata itu begitu susah keluar dari tenggorokannya. Egonya terlalu tinggi untuk mengucapkan kata itu.
"Aku memang tidak pantas mendapat pengampunanmu. Aku banyak melakukan kesalahan di masa lalu. Tapi kau harus tahu bahwa ini hal terindah yang pernah aku impikan. Berada di dekatmu membuatku ingin memiliki kesempatan kedua. Aku ingin bersamamu, bersama Scorpius." Ucap Draco sambil menahan sesak di dadanya.
Hermione membalik badannya kearah Draco dengan raut bingung. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada suaminya hari ini.
Lelaki itu seolah meminta maaf untuk hal lain.
"Apa yang kau bicarakan? Kau layak mendapatkan kesempatan kedua. Kalau tidak, untuk apa aku disini? Aku mencintaimu dan jangan ragukan itu, Draco." Jawab Hermione.
'Cinta?? Benarkah itu?' Draco membatin.
Draco lalu memberanikan dirinya untuk meraih Hermione kepelukannya. Jantungnya berdetak tidak karuan dan rasanya begitu nyaman, begitu benar.
Apakah ia juga mencintai Hermione?
Draco terkekeh pada dirinya sendiri. Sampai kapan ia mau denial terhadap perasaan itu? Perasaan mendamba yang sudah lama ia rasakan sejak tahun keempat.
Sudah lama ia menginginkan Hermione, namun keadaan tidak memungkinkan mereka untuk bersama. Ia penyihir kelahiran darah murni, sedangkan Hermione kelahiran muggle. Perang sihir membuat kesempatan itu semakin kecil.
Namun sekarang perang telah usai, tidak ada lagi perbedaan antara kasta darah. Haruskah ia mencobanya? Haruskah ia menghadapi ketakutannya?
Pelukan erat itu membuat Hermione mengerti akan kegundahan yang dirasakan Draco. Hermione teringat sosok Draco sepuluh tahun lalu, anak laki-laki berumur 18 tahun yang memiliki banyak ketakutan di pikirannya.
"You are so much more than your thoughts, Draco. I'm here for you and please don't run away. Jangan buat asumsi sendiri tentang kebahagiaanku. Kau tidak akan tahu jika tidak mencoba." Perkataan itu seolah menampar Draco telak.
Tiba-tiba Draco memiliki keinginan untuk kembali ke masanya dan memperbaiki kesalahannya pada Hermione. Ia tidak ingin masa depan ini hilang.
"Aku akan mencobanya dan tidak akan lari lagi. Terima kasih sudah memberiku kesempatan, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku..." Draco terasa kesulitan mengucapkan kata terakhirnya. Jujur saja, ia tidak pernah mengucapkan kata itu pada siapapun. Bahkan pada dirinya sendiri atau kedua orang tuanya.
"Aku.. mencintaimu." Kata Draco akhirnya. Begitu ia mengucapkannya, seolah beban yang menghimpit dadanya terlepas.
Hermione tersenyum bahagia dan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami.
Draco meletakkan bibirnya di pelipis Hermione dan mengecupnya beberapa kali sebelum mereka tertidur.
Ia bermimpi aneh malam itu, tubuhnya terasa melayang dan berputar kemudian dirinya seperti terjatuh ke dalam lubang, hingga ia tersentak dari tidurnya.
Bruk!
"Sedang apa kau tertidur disana, Malfoy?" Mendengar suara asing itu, Draco segera bangun dan menyadari dirinya berada di ruang rekreasi asrama Slytherin, bukan di tempat tidur bersama Hermione dewasa.
"Tanggal berapa, tahun berapa dan jam berapa ini?" Tanya Draco pada murid Slytherin itu.
"6 September 2000 jam 06.00 pagi. Kau kenapa?" Jawab murid itu bingung.
Waktu kembali seperti sedia kala. Apa kemarin Draco ketiduran seharian lalu bermimpi basah tentang Hermione Granger?
"Tidak mungkin." Draco menghiraukan murid Slytherin itu lalu berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengganti baju dengan seragam bersih.
Setelah cukup rapi, Draco berjalan ke Great Hall untuk menemukan sosok yang ia cari. Kebetulan sekali, gadis itu juga tengah berjalan menuju Great Hall dan mereka bertemu di persimpangan lorong yang sepi.
"Granger." Sapa Draco dengan nafas terengah, tanda ia habis berlari.
Hermione terdiam lalu hendak berbalik untuk menghindari lelaki itu.
"Please, wait." Ucap Draco cepat, mendekati gadis itu.
Hermione pun berhenti namun tidak mau menatap kearah Draco.
"Aku mengerti kau pasti membenciku. Perkataanku kemarin sungguh keterlaluan. Aku ingin minta maaf. Tapi kumohon berikan aku satu kesempatan lagi dan aku berjanji akan menggunakannya dengan baik. Daripada berlari darimu, aku lebih ingin berlari mengejarmu, Grang-Hermione.." Ungkap Draco.
Dalam hati ia memohon agar Hermione mendengarkannya dan mempertimbangkan perkataannya. Seperti yang ia ucapkan pada Hermione dewasa, ia akan mencoba dan tidak akan lari lagi.
Terjadi keheningan sejenak di antara mereka sampai akhirnya Hermione berbalik menatap Draco dan mencari ketulusan dari mata abu tersebut.
Draco berdiri gugup karena dipandang seperti itu. Tidak, ini bukan saatnya untuk mengingat keseksian Hermione saat berada dipangkuan--STOP!
"Aku lapar." Balas Hermione setelah yakin bahwa perkataan Draco tulus. Ia lalu berjalan melewatinya menuju Great Hall.
Apa artinya? Pikir Draco bingung.
Merasa Draco masih terdiam, Hermione menghentikan langkahnya dan menoleh, "Kau tidak lapar?"
"Y-ya, sedikit." Jawab Draco gugup.
"Mau sarapan bersamaku?" Tanya Hermione lalu melanjutkan langkahnya.
"Tentu saja." Draco tersenyum sumringah karena Hermione mengajaknya makan bersama di Great Hall. Haruskah ia menghitungnya sebagai penerimaan maaf?
Hermione tersenyum kecil ketika merasakan Draco mengikutinya di belakangnya. Ia menyentuh bandul kalungnya dan berkata dalam hati,
'Aku tahu kau tidak akan lari lagi, Draco.'
⊱ ───ஓ๑♡๑ஓ ─── ⊰
[TAMAT]
(a/n: singkat padat jelas ya namanya jg threeshot xixi. thanks gais yg udh baca 🙏🏻☺)
KAMU SEDANG MEMBACA
lovesick (dmxhg; dramione)
Fanfiction[ DRAMIONE ONESHOT COLLECTION ] ⚠️⚠️trigger warning⚠️⚠️ (a lot of swearing, bad words, explicit mature scene, pwp) author's note: oneshot collection yang isinya berbagai genre