Love or Hate

4.5K 288 37
                                    

Ginny, sahabat kecil sekaligus sekretaris Hermione itu memasuki ruangan atasannya yang sudah seperti kapal pecah. Wanita itu terlihat dalam mood tidak baik hari ini. Terbukti dari beberapa orang yang keluar dari dalam ruangan ini dengan muka masam.

"Oh Ginny, kebetulan sekali kau disini. Aku baru saja akan bertanya progres undang-undang baru tentang kesejahteraan house elves internasional." Kata wanita itu dengan cepat.

"Ya.. err sebenarnya aku baru ingin melaporkannya padamu.. Draco Malfoy tidak mau menandatanganinya." Ucap Ginny takut-takut sambil memberikan dokumen yang minggu lalu Hermione berikan padanya. Dokumen itu masih kosong bersih, seolah tidak pernah disentuh.

Hermione membanting map berisi dokumen itu ke mejanya dan berteriak.

"Apa?!" Suara wanita itu menggelegar sampai Ginny mundur selangkah. Hermione memang menakutkan jika sudah marah. Seperti ada tanduk setan dan asap mengepul yang muncul di kepalanya.

"Ia bilang waktunya kurang tepat untuk saat ini karena hukum internasional sedang mengalami perdebatan." Kata Ginny gugup, berusaha menjelaskan.

"That bloody ferret!" Hermione tidak mau mendengar alasan klise itu. Ia pun keluar dari ruangannya dengan langkah cepat sementara Ginny mengikutinya dari belakang.

Begitu sampai di ruangan kepala Departemen Kerjasama Sihir Internasional, Hermione langsung membuka pintu tersebut dengan mantra bombarda.

"What the fuck!" Draco Malfoy terkejut setengah mati karena pintu ruangannya hancur. Ia segera bangkit dari tempat duduknya dan melihat Hermione Granger beserta sekretarisnya datang ke ruangannya tanpa diundang.

"You fucking evil wizard! Mengapa kau tidak mau menandatanganinya?" Tanya Hermione yang sudah menodong dada lelaki itu dengan dokumen di tangannya.

"Malfoy, aku sudah menjelaskannya padanya tapi dia tidak-"

"Diam Ginny!" Bentak Hermione, menghentikan Ginny yang berusaha menjelaskan.

"Ada masalah yang lebih penting saat ini daripada peraturan house elvesmu itu, mudblood!" Jawab Draco.

"Jadi kau pikir masalah house elvesku tidak penting hah?!"

"Aku tidak berkata seperti itu!"

"Cepat tanda tangani atau aku akan membuat hidupmu menderita, you loathsome git!" Ancam Hermione yang kini sudah melangkah mendekati Draco. Wajahnya seolah berkata, 'Jangan berani bermain-main dengan singa betina'.

"Try me, bitch." Balas Draco dengan senyum miring khas Malfoy. Ia juga melangkah mendekati wanita itu, tanda ia tidak mau kalah.

Mereka berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Mata mereka menatap tajam dengan kobaran api seolah menyatakan perang.

Hermione tidak tahan lagi, ia menarik dasi lelaki itu sampai ia tercekik kemudian membenturkan bibirnya dengan bibir sialan itu.

Draco dengan cepat meraih pantat Hermione yang terbungkus rok kerja super mini dan merapatkan tubuh mereka masih dengan mulut yang berperang.

"Aku ingin menghancurkan mulut sialanmu ini." Ucap Hermione penuh benci. Jemarinya menyelusup ke rambut silver pirang tersebut dan menjambaknya kecil.

"Aku akan menghancurkanmu duluan, little bitch." Jawab Draco lalu kembali menyerang bibir itu.

Ginny di belakang sana hanya memijat kepalanya yang makin pusing. Pemandangan ini tidak membuatnya kaget lagi. Dua orang itu selalu seperti ini saat mereka bertemu.

"Halo, aku masih disini."

Dua orang itu tampak tidak peduli karena Draco sudah mengangkat Hermione keatas meja kerjanya dan saling membuka pakaian satu sama lain dengan kasar.

"Sepertinya aku harus pergi. Nikmati waktu kalian." Kata Ginny lalu berjalan keluar.

Tak disangka, diluar ruangan ia bertemu dengan Harry yang baru saja datang.

"Apa yang terjadi, Ginny? Aku baru saja ingin mengunjungimu dan Hermione. Tapi orang-orang divisimu berkata Hermione bertengkar lagi dengan Malfoy." Tanya Harry bingung.

Belum sempat Ginny menjelaskan, terdengar suara tamparan keras dari dalam ruangan itu.

Plak!

"You fucking bitch! Beraninya kau menamparku!" Teriakan Draco terdengar sampai ke luar ruangan yang tidak punya pintu lagi itu.

Harry membelalak cemas dan hendak masuk ke ruangan Draco namun Ginny menghentikannya. Karena suara berikutnya adalah suara Hermione mendesah dan meminta Draco untuk menyetubuhinya dengan keras.

"Harder! Fuck me harder with your filthy cock!"

"Take it bitch, I'll fuck your tight and wet cunt until you can't walk."

Lalu terdengar suara barang-barang berjatuhan diikuti erangan dan geraman nikmat keduanya.

"Demi Merlin.." Harry merasakan pipinya memerah sampai ke telinga karena mendengar hal yang tidak seharusnya ia dengar.

"Percaya lah Harry, aku sudah mendengar dan melihat yang lebih parah dari ini. Biarkan saja mereka."

Harry tentu saja syok karena sebagai Auror, ia lebih banyak bekerja di lapangan. Ia tidak tahu apa yang terjadi di Kementrian tiap hari. Sedangkan pegawai Kementrian lain termasuk Ginny, sudah sangat terbiasa dengan kejadian ini.

"Jujur, aku tidak mengerti dengan hubungan mereka. Bagaimana bisa kedua orang yang setiap bertemu saling menghina, mengutuk dan memukul satu sama lain itu bisa menikah?" Tanya Harry.

Ginny mengangkat bahunya. "Me neither." Katanya lalu merangkul lengan suaminya untuk pergi dari sana. "Lebih baik kita makan siang."

Sementara itu di dalam sana, Draco dan Hermione tampak berantakan. Keduanya terengah setelah menyelesaikan satu sesi percintaan yang keras.

Draco menjatuhkan dirinya ke kursi kerja sementara Hermione duduk diatas meja kerjanya dengan posisi yang sangat menggoda. Kadang Draco berpikir apa yang ia lakukan di masa lalu sampai dirinya diberkati dengan wanita secantik, seseksi dan secerdas Hermione Malfoy nèe Granger.

"Kau masih tidak mau menandatanganinya? Atau aku perlu memaksamu lagi?" Tanya Hermione sambil menjalankan kaki berstockingnya diatas penis Draco.

Draco tersenyum miring. "Alright you win my sexy witch. Come here, i wanna kiss you."

Hermione turun dari meja lalu mendudukkan dirinya diatas pangkuan Draco. Ia mencengkram dagu lelaki itu lalu mencium bibirnya. Kali ini benar-benar berciuman dengan lembut dan manis.

"I love you." Bisik Hermione.

"I love you too." Balas Draco kemudian kembali mencumbu istri seksinya itu.

lovesick (dmxhg; dramione)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang