Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuai sama omongan Jian, pagi ini Nael sama Nathan beneran di anter ke sekolah sama Jian. Mumpung Jian lagi gak ada jam kuliah jadi dia bisa bebas.
"Bolos aja kali ya?" Kata Nael
Mereka berdua tuh sekelas ges.
"Ck bolos pala lu, itu jam pertama aja BK jam kedua Agama. Ngapain bolos?" Kata Nathan.
"Iya juga si wkwk Agama kan gampang" kata Nael sambil ketawa ketawa gajelas.
"Yeu" kata Nathan noyor kepala kembarannya itu, eh emg kembar?
"Idih homo lo" ucap Devan
"Ck julid lo Dewo"
"Nama gua Devan di plesetin jadi Dewo jir, Dewo 19" kata Devan
"Dewi 19 kali" kata Nathan
"Yang bener Dewa 19 astaga" kata Yogan yang kebetulan lewat.
"Denger aja lo Gan"
"Lu kata gua agan agan seller olsyop jir pake gan gan" kata Yogan
"Ya daripada yoyo" kata Nael
"Hm ya in" kata Yogan pergi
Mereka masuk ke dalem kelas trus duduk di tempat mereka. Selama pelajaran mereka nyimak dengan serius, tumben. Biasanya ngobrol atoga tidur, padahal duduk paling depan.
Tapi anehnya otak dua anak itu tetep aktip jadi mereka tetep peringkat 1 sama 2 sekolah. Pokoknya antara Nael yang 1 trus Nathan 2 atau sebaliknya.
KRINGG
Bel Pulang bunyi, Nathan sama Nael kompak doa trus langsung keluar duluan. Ponsel Nathan bunyi, ada telepon masuk dari Jian.
Bang Jianying
Gak sopan emg :)
"Lama lo berdua kek siput, bel udh bunyi juga" protes Jian
"Asu lo kak, lo kira kita teleportasi?"
"Buru ah lama lo pada"
"Ck sabar kek Bang"
Akhirnya telepon terputus, Nael sama Nathan langsung lari ke parkiran mobil. Trus mereka buka pintu, naro tas sama ambil baju ganti trus pergi ke toilet deket parkiran situ.
Baru udh rapih, mereka balik lagi ke mobil. Duduk di belakang soalnya depan udh Jian sama Juan.
"Udah kan?" Kata Jian
"Gass ngeng" kata Nael
Random emang mereka.
Akhirnya mobil jalan menuju PIM. Selama perjalan di isi sama Nael sama Juan yang mendadak jadi biduan.g maksudnya penyanyi.
"KALA KU PANDANG KERLIP BINTANG NAN JAUH DISANA~"
"Saat ku dengar melodi cinta yang bergemaaa"
"Terasa kembali gelora jiwa muda ku"
"Karna tersentuh, alunan lagu semerdu?"
"KOPI DANGDUT, ASOOY"
"TARIK MAANG"
"Asooy, jangan lupa nyawer"
"Cikiwirr"
"Cikiwirr"
"Gak asik ah" kata Nael
"PAK CEPAK CEPAK JEDER"
"IHIW IHIWW"
"ASOY GEBOY"
"DI GEBOY GEBOY MUJAER"
"NANG NING NUNG NANG NING NUNG"
"WOY UDAH SAMPE" kata Jian
Akhirnya mereka diem lagi karna malu sama embak embak yang jaga tempat karcis parkir.
"Kiw mbak" kata Nael
"Jiah baper" kata Nathan
Sedangkan mbak mbak nya cuma nahan senyum, malu.
"Jieilah malu malu gemoy" goda Nael
Makin sesat nih.
"Hus brisik lo, duluan mbak" kata Jian trus nutup kaca nya dan lanjut ke parkiran ninggalin mbak karcis hang udh meleyot.
Kasian, mana masih muda.
Setelah parkir mereka keluar, mulai kalan masuk ke dalem. Yang pertama kali mereka datengin apa? Yang pasti tempat makan karena Nathan sama Nael pasti berisik kalo laper.
"Nah makan di sini aja Hakben" kata Jian sambil memberi buku menu.
Mereka memesan makanan lalu memakannya dengan nikmat. Sembari bercanda tawa dan bercerita.
"Bang Jian katanya mau lulus cepet ya?" Kata Nael
"Tau aja lo" kata Jian
"Mangat skripsi bang wkwk selamat stress" kata Nathan
"Alah skripsi gampang, gua udh ada setengah kali, masih ngetik lagi" kata Jian
"Gila pasti dosen pembimbing lo Lee Sooman kan?" Kata Juan
"Tau aja lo awoakwok" kata Jian
"Ck enak lo sama tuh bapak tua, mana banyak duit" kata Juan
"Beh aroma aroma cuan" kata Jian
"Bang? Jadi ke cafe situ gak?" Kata Nael
"Eh iya ehe maap lupa" kata Jian
Akhirnya mereka beranjak dari sana. Membayar lalu pergi ke cafe yang biasa mereka kunjungi kala liburan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Update Gaiss untuk sementara cerita ini aku keep dulu yak, jadi tetep terpublikasi tapi jadi slow up karena aku ada publish cerita baru lagi, cerita misteri pembunuhan hehe.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
