3

3.1K 208 8
                                    

Dear Future
.
.
🍒


"omo ada apa ini??"

Pintu tabung besar tersebut terbuka perlahan dan membuat Jeonghan terkejut. Ia takut sang ayah akan memarahinya karena sembarangan masuk ke ruang penelitiannya.

Setelah pintu terbuka lebar, Jeonghan melihat didalamnya terdapat banyak sekali jam analog antik, jam pasir dan kompas yang menempel di dindingnya.

Lagi-lagi ia mengikuti rasa penasarannya dan berakhir masuk ke dalam tabung tersebut. Tak lama kemudian ia mendengar suara aneh dan pintu tertutup perlahan.

"Appaaaa tolonggg Appaaa tolong Hanie Appaaa!!!!" teriak Jeonghan sekencang mungkin. Ia panik karena tak tahu harus bagaimana dan tidak mengerti dengan puluhan tombol disana.

Jeonghan menangis sekencang-kencangnya berharap ada yang menolongnya. Ia berusaha menggedor pintu tersebut namun nihil karena tabung terbuat dari besi dan baja.

Suara seperti petunjuk terdengar dalam bahasa Inggris. Jeonghan tak fokus mendengar, ia hanya sedikit mengerti.

'The time machine will take another ten years. Ready in 3..2..1..'  suara bising terdengar sangat kencang dan menyebabkan Jeonghan tak sadarkan diri.

*mimpi end*


"Appaaaaaa!!!" teriak Jeonghan terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu.

"sayang ada apa? Kau mimpi buruk?" panik Seungcheol terbangun karena teriakan sang istri

Jeonghan berusaha menetralkan nafasnya, Seungcheol memberinya segelas air agar ia tenang.

"tarik nafas dalam lalu hembuskan" tuntun Seungcheol diikuti Jeonghan.

Setelah lebih tenang, Jeonghan menatap Seungcheol. "Seungcheol-ssi"

"ada apa sayang? Kau bermimpi apa?" tanya Seungcheol lembut

"aku bermimpi datang ke laboratorium Appa lalu aku masuk ke sebuah ruangan berisi tabung yang sangat besar dengan banyak tombol. Lalu aku masuk kesana dan aku pingsan" ucap Jeonghan

"itu hanya mimpi sayang, hanya bunga tidur tak ada yang perlu dikhawatirkan" ucap Seungcheol menenangkan istrinya.

"ayo kembali tidur, aku akan menjagamu" lanjutnya.

Jeonghan mencoba memejamkan matanya kembali namun tak berhasil. Akhirnya Seungcheol meminta maid membuatkan susu hangat dan Jeonghan terlelap tak lama setelahnya.

Pagi harinya Jeonghan terbangun lebih dulu. Ia beranjak ke kamar mandi lalu membuatkan sarapan untuk keluarga kecil yang masih belum sepenuhnya ia ketahui. Jeonghan berusaha membalas kebaikan Seungcheol dan Hana dengan menyiapkan keperluan mereka.

"pagi Papa" sapa Hana masih dengan wajah mengantuk sambil membawa boneka kelinci.

"pagi Hana-ya ayo kita mandi dulu. Hari ini aku akan memandikanmu, bagaimana?"

"sungguh?? Asiiikkk Hana mandi dengan Papaaaaa" teriak Hana senang sambil berloncat-loncat. Ia menjadi segar setelah mendengar tawaran sang Papa

"ada apa ini? Kenapa kau ribut sayang?" heran Seungcheol yang baru saja datang ke dapur.

"aku akan mandi dengan Papa, Daddy!" pekik Hana

"waahh Daddy iri. Apa Daddy boleh ikut?" pinta Seungcheol memasang aegyo.

"no no no no" larang Hana menggerakan telunjuknya di depan wajah sang Daddy.

"ayo kita ke kamarmu Hana" lerai Jeonghan

Dear FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang