4

100 18 4
                                    

Siang ini Yoshi sedang santai di kamarnya, ia baru saja selesai belajar dengan guru privat nya.
Kerjaan nya dari tadi hanya melamun, saat tidak berada bersama Hyunsuk ia merasa sepi.
Tiba-tiba saja ia mengingatkan gitarnya, gitar paling bersejarah baginya, gitar pemberian mendiang pacarnya itu, gitar yang entah sudah berapa tahun tidak disentuh nya. Bukan tanpa sebab, setiap kali memainkan gitar tersebut, Yoshi merasa dadanya sesak tak karuan, untuk menyentuhnya saja Yoshi tidak kuasa, kenangan itu terlalu manis dan.... Terlalu pahit.

Drrttt!

Ada suara panggilan masuk dari handphone milik Yoshi, menampilkan nama Haruto disana.
Ya, Haruto adalah teman sebaya nya dulu di Jepang, teman satu band nya, bersama Danny juga tentunya.
Sudah berkali-kali Haruto menelepon Yoshi sekedar untuk bertanya kabar, Yoshi bahkan tidak pernah menjawab panggilan dari Haruto. Demi tuhan, saat ini Yoshi benar-benar tidak ingin berurusan dengan hal hal yang berbau Danny sedikitpun. Hal itu hanya membuat Yoshi kembali kedalam keterpurukan nya.

Satu pesan pun mendarat di handphone Yoshi

RutoHa

Kak yo, gmn kabar?
anak band disini
Butuh lo

Sebenarnya band itu adalah band yang dibentuk oleh yoshi dan Danny saat di Jepang dulu, band itu berisi kumpulan anak-anak jalanan yang tidak memiliki pekerjaan dan orang tua sama sekali. Band tersebut berisi Mashiho sebagai vocalist nya, Haruto sebagai Drummer nya, Asahi sebagai keyboardis nya, Yoshi sebagai gitarist nya, dan Danny sebagai bassist nya.
Setelah meninggal nya Danny, dan kepergian Yoshi Ke Korea Selatan membuat sisa anggota dari band tersebut terbengkalai. Bak tak ada pondasi kini. Bagaimana tidak, Yoshi adalah salah satu alasan berdirinya mereka, dan semua biaya keperluan band di tanggung Yoshi.
Sudah beberapa kali manager mereka yaitu Jihoon Park, menyarikan pengganti posisi gitar dan bass dalam band mereka, tetapi nihil, tidak ada yang cocok, dan se klop Yoshi dan Danny.
Mereka frustasi bukan main.

Yoshi dengan ragu ragu hendak menghampiri gitar yang terbungkus dengan rapi di sudut kamarnya. Dengan keraguan ia membuka gitar tersebut dan menaruhnya di pangkuan, yoshi gemetar hebat, dadanya berderu dengan kencang, seperti orang trauma. Yoshi mencoba mengalahkan semua rasa tersebut. Saat ini ia lebih mementingkan perasaan adik-adiknya yang terlantar itu. Ya, Yoshi merasa sangat berdosa, sebab pesan terakhir yang di berikan Danny...

"Yo, ntar kalau misalkan aku ga ada nih, misalkan, kamu jangan pernah bubarin band ini ya, band ini harus terus hidup, anggep aja band ini anak kita anak hasil kerja keras kita hehe, jangan telantarin anak-anak, mereka gak punya apa-apa selain band ini. Ya?"

"Dannnny..... Kok kamu ngomong nya kayak pengen ninggalin aku sih? Ayo jujur kau mau ninggalin aku kan??"

"Enggak sayang, aku akan selalu disini, sama kamu"

Yoshi bertekad untuk membuang semua rasa takut ini, semua ini ia lakukan juga demi Danny, demi mereka, demi janji yg terpaut di antara mereka.

Tiba tiba saja wajah Hyunsuk terlintas dipikiran Yoshi, membuat yoshi sedikit agak tenang, itulah perbedaan antara Hyunsuk dengan Danny. Jika Yoshi mengingat wajah Danny, yang ia rasakan adalah ketakutan dan rasa bersalah yang besar, berbeda dengan Hyunsuk yang memberikan kehangatan dan kenyamanan. Apakah ini tanda yoshi......
Handphone Yoshi berdenging dengan keras tanda panggilan masuk, kini bukan dari Haruto melainkan dari Hyunsuk, dengan cepat Yoshi menaruh gitarnya di kasur dan beralih ke handphone nya

GIVEN ; YoshisukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang