2.

15 4 0
                                    

Bruk!


Seonghwa yang sebelumnya tergopoh-gopoh membawa tiga buah susu pisang kini tergeletak mengenaskan di lantai.

"Ah, maaf, aku terburu-buru." Ujar Seonghwa entah pada siapa. Ia tak berani menatap seseorang yang ia tabrak. Seonghwa sedang memikirkan kemana perginya susu pisang yang baru ia beli di kantin.

"Tidak apa-apa. Maaf, tadi aku juga tidak memerhatikan jalan." Sesosok pemuda jangkung menyodorkan dua susu pisang milik Seonghwa.

"Oke, terima kasih!" Seonghwa melanjutkan langkahnya ke kelas. Kali ini dengan setengah berlari.

Seonghwa menaruh susu pisang di meja Kang Yeosang, sebagai rasa terima kasih sudah meminjamkan kursinya selama jam istirahat. Bisa ia rasakan Hongjoong memperhatikannya, kemudian diam-diam mengambil susu pisang milik Yeosang.

"Hey, itu untuk Yeosang! Aku juga sudah membelikan—" perkataan Seonghwa terhenti ketika menyadari susu pisang di tangannya hanya ada satu.

Seonghwa yakin ia membeli tiga susu pisang. Satu untuk Yeosang, satu untuk Hongjoong, dan satu untuknya. Tapi, kenapa sekarang tinggal satu? Kemana susu pisang miliknya?

Yeosang sudah kembali ke kelas sebelum Seonghwa sempat menemukan jawabannya. Buru-buru ia memberi sebuah susu pisang di tangannya pada pemuda itu.

"Yeosang-ah, ini untukmu. Terima kasih sudah meminjamkan tempat dudukmu padaku!"

Reaksi tak terduga datang dari Yeosang. Ia mengernyit, tak merasa mengijinkan Seonghwa atau siapapun menempati tempat duduknya. "Aku? Maaf, aku tidak pernah meminjamkan tempat dudukku pada siapapun, seingatku."

"Ah, kalau begitu terima ini sebagai permintaan maafku. Lain kali aku akan pinjam tempat duduk yang lain." Seonghwa kembali duduk di kursinya.

Yeosang menghela napas. Sepertinya Seonghwa salah paham. Bukan itu yang ia maksud. Ia memang tidak pernah meminjamkan tempat duduknya sebab beredar rumor kalau tempat duduknya dihantui oleh murid yang mendudukinya sebelum Yeosang.

Yang Yeosang dengar, dia meninggal setelah sebuah truk menabrak bus terakhir yang ditumpanginya. Siapa sangka bus terakhir sekolah adalah bus yang paling dihindari semua orang sejak saat itu. Yeosang sendiri percaya dengan kronologi meninggalnya murid itu, tetapi tidak dengan rumor tentang tempat duduknya.

Sejauh ini Yeosang yang tidak pernah merasakan sesuatu. Atau ia malah belum merasakan sesuatu?


"Kau tidak membeli susu pisang untukmu?" Hongjoong menyolek lengan Seonghwa, yang langsung dibalas oleh gelengan lesu.

"Tadinya aku beli tiga susu pisang. Untukku, kau dan Yeosang. Tapi aku terburu-buru sampai menabrak seseorang dan susu pisangku tinggal dua."

Hongjoong terkekeh. "Mau ambil punyaku?"

"Aku ti—"

"Selamat siang, anak-anak." Seorang guru berbadan tegap memotong konversasi semua murid di kelas, termasuk Hongjoong dan Seonghwa. Beliau adalah guru yang terkenal disegani bukan hanya karena wajahnya yang tampan, tetapi juga karakternya yang santai meski tetap tegas.

"Selamat siang, Taecyeon-ssaem."

"Aku tidak apa-apa, kok." Seonghwa melanjutkan kalimatnya. Suaranya sedikit dipelankan. Sedangkan Hongjoong masih melayangkan susu pisang di depan wajah Seonghwa.

"Ya, Kim Hongjoong, jangan menggoda seseorang dengan susu pisang." Taecyeon menunjuk ke arah mereka yang hanya bisa tersenyum kikuk.



"HAHAHAHAHAHA..."



Taecyeon mengambil penggaris kayu, memukulkannya beberapa kali ke papan tulis. "Sudah, sudah. Saya mulai pelajarannya, ya."

"Kita bisa berbagi nanti." Ucap Hongjoong final, menyimpan susu pisangnya di kolong meja.

Seonghwa menunduk, kali ini menyembunyikan tawanya agar tidak menyembur.

Coffee and CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang