"Yur udah berapa lama Lo make barang barang kek gini" tanya minju, memecah keheningan dari keduanya
Yuri kembali menghisap benda berukuran kecil yang biasa di kenal sebagai Vape itu, tanpa menjawab pertanyaan dari minju
"Yur, gue nanya! jawab dong" dengus minju, ia merebut paksa Vape yang sedang di genggam Yuri, lalu membuangnya
"apa apaan sih Ju!" protes yuri ia berjongkok kembali mengambil vape itu
"Lo yang apa apaan, di tanyain malah diem, itu barang ga bagus buat Lo.. Jo Yuri, aduh cape gue.. semenjak mama Lo pergi lo jadi berubah drastis gini yur, gue jadi khawatir sama lo" celoteh minju
"ga usah khawatir sama gue, gue gapapa kali"
"yur, wajar kalo gue khawatir sama lo, gue temen lo" ucapnya lagi
"sejak kapan, emang kita temenan?" tanya Yuri, minju menatapnya kesal
"excuse me, siapa yang dulu tiba tiba ke ruang osis nyariin orang secantik gue dan bilang ke gue katanya ada yang darurat, taunya cuma bilang mau kenalan" ucap minju, Yuri tertawa di buatnya karna ekspresi minju
"gue sih, tapi gue ga minta no telp Lo duluan ya" kata Yuri tak mau kalah
"ya karna emang lagi butuh banget yur" ucap minju dengan nada semeles mungkin, Yuri hanya mengangguk ngangguk ngeiyain
"udah berapa lama make ni barang" ulangnya, Yuri menghela nafasnya panjang
"sekedar ngilangin stres doang Ju, enak aja gitu, bikin rilex" jawabnya
"Stres?" tanya minju, Yuri mengangguk
"oh kalo gitu, gue minta dong" katanya, mengambil paksa Vape yang sedang di pegang yuri
"eh jangan" larang Yuri, ia kembali merebut vapenya
"ih kok gitu yur, kan gue juga lagi stres karna pelajaran" ucapnya kecewa, nge-pout in bibirnya yang bikin Yuri nahan ketawa karna gemes
"ga boleh pokonya, lo masih kecil"
"apaan, gue sama lo juga tuaan gue kali"
"nah tuh tau Lo dah tua"
"Terserah Lodeh, cape gue"
"Tidur"
"Di liang lahat" lanjutnya, minju melotot lalu mencubit lengan Yuri kesal
"a-ah aduh sakit Ju" ringisnya
"Lagian lo nya"
Hening. Minju dan Yuri sama sama diam dengan posisi duduk tanpa alas, di taman
merasa bosan, Yuri menidurkan tubuhnya di antara rerumputan hijau, di ikuti minju
minju menjadikan tangan kanan Yuri sebagai bantal untuk kepalanya, menatap langit langit sore menjelang malam, Yuri menghembuskan nafasnya
"huh.., Yuri kangen banget ma.." ucapnya lirih, namun masih bisa di dengar oleh minju, minju menoleh ke arahnya
Di lihat Yuri sedang memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa wajahnya
"Lo kangen sama mama Lo, gue kangen sama papah gue" ucapnya, membuat Yuri mengalihkan pandangannya pada minju, ia tersenyum
"kita punya kekurangan dan kelebihan, setiap kelebihan lo, pasti ada kekurangan Lo yang bisa gue isi, begitupun sebaliknya, iyakan?" ucap Yuri sambil tersenyum
"maksudnya kekurangan itu apa ya, gue cantik tuh" ucapnya kepedean, Yuri hanya mendengus sebal, ia kembali menatap langit langit.
"Iya gue tau, maksud gue kekurangan tuh, Lo ga punya bapak gue ga punya emak, setiap Lo ga di kasih duit sama emak Lo kan, Lo always minta duit ke gue, alias ngutang" jelas Yuri, sedikit meledek minju