𝑾𝒂𝒓 𝒊𝒏 𝒍𝒊𝒇𝒆
“APA yang buat lo dateng ke acara ini?” tanya seorang gadis yang sedang memegang gelas berisi wine, ia duduk dengan menyilangkan kedua kakinya.
Dira Natayya—ia menyandarkan punggungnya pada sofa, sebelumnya meneguk wine itu hingga tandas, karena memang hanya sedikit. Dira menoleh perlahan kesamping, menatap Cintia yang sedang menatap lurus-lurus kedepan. Namun mendengar pertanyaan Dira gadis itu terdiam, Cintia menoleh kebelakang.
“Gabut di rumah.” Jawab Cintia singkat.
Dira menangkat kedua alisnya, ia bersedekap sambil memiringkan kepalanya ke kanan. “Lo?” Dira bertanya pada gadis yang ada di samping Cintia; Killa.
Killa meneguk wine-nya hingga tandas, lalu menaruh gelas itu di atas meja di depannya. Killa menatap sekitarnya, dan berhenti tepat pada manik mata Dira.
“Why are you asking like that? as if, you don't know me.” Tukas Killa menatap Dira santai, begitupun dengan gadis itu.
Dira menarik dirinya tidak menyandar lagi, ia menaruh kedua tangan di atas paha dengan mencondong. Gadis itu menelisik sekitarnya, kemudian berdecak malas, ia mengalihkan tatapannya pada Killa. “Lo ... gak betah di rumah.” Ucap Dira menunjuk Killa, yang langsung di angguki oleh gadis itu.
“Boring.” Gumam Dira pelan, yang masih di dengar oleh Cintia dan Killa, walaupun sekarang suasananya sangat berisik.
Cintia terkekeh pelan, ia mengangkat bahunya sambil menoleh kesamping, menatap wajah cantik Dira. “Mau nyari pasangan? semua orang udah dansa, di sana.” Ujar Cintia menunjuk kedepan menggunakan dagunya.
Di depan sana sudah banyak yang sedang berdansa ringan, sebenarnya tidak semua. Karena Cintia sempat melihat di depan ujung sana, masih ada kumpulan para lelaki yang sedang berbincang.
Dira mengikuti arah tunjukan Cintia, ia melihat di sana ada empat orang lelaki yang berdiam diri sambil berbincang, lelaki lainnya sedang bermesraan dengan gadis-gadis di samping mereka. Dira beranjak berdiri, ia ingin melangkah, namun Cintia menahan tangannya.
“Apa?” tanya Dira tanpa mengalihkan tatapan dari depan sana.
“Lo mau ke mereka?” Cintia menatap Dira, kemudian beralih menatap keujung depan sana.
“Lo pikir gue semurah itu?”
“Terus lo mau kemana?”
Killa menatap Dira, Dia mengernyit. “Lo mau ke wc ya?”
Dira mengangguk. “Hm.”
“Ayo gue temenin, bahaya kalo lo sendiri.” Ujar Killa. Dan diangguki oleh Cintia.
KAMU SEDANG MEMBACA
War In Life
Teen FictionDi kampus kami ada satu jurusan yang paling ditakuti oleh semua orang, dan diakui oleh para petinggi hukum. Universitas Merak Biru. Fakultas Hukum. Sulit untuk masuk, sulit untuk dijalani, namun mudah untuk keluar. ❝Rintangan di perlukan bagi kesu...