Darling Play with Me

787 18 0
                                    

Warning: Typos, OOC, Modern AU, NieLan, sweet!smut with proper storyline, Good Fam!Lan, Below 18 Y.O forbidden to read this chapter

Despite unable to see each other for long, the love still blooms. )

.

.

.

.

.

Telah kesekian kali liburan ini berlangsung. Jepang sudah bak kampung halaman kedua. Bukan bosan, namun senang yang selalu tampil di hati Lan Huan.

Masih bersama orang tuanya dan sang adik, ia memboyong lagi mereka menuju Jepang untuk mengelilingi Tokyo setelah tempo lalu mereka melalang di area Kyushu.

Berhubung ada seseorang juga berada di sana, dihubunginya seorang tersebut dengan niat mengajaknya pula dalam tour keluarga kecilnya.

Itu kemarin. Sekarang, keluarga Lan sedang berada di puncak Tokyo Tower, sebagai anak tertua yang telah memiliki penghasilan, Lan Huan mengabulkan pinta orangtuanya untuk bertandang ke sana saat musim semi sedang berkembang seperti ini. Jalanan penuh sakura, begitu pun membawa pemandangan indah dari atas Tokyo Tower.

Sejenak, ia melepas pandang pada kedua keluarganya untuk diberi pada seorang berjalan ke arahnya. "Mingjue, terima kasih sudah mau datang."

Nie Mingjue seseorang yang baru datang itu, jujur baru pertama kalinya ia berada di puncak Tokyo Tower dan melihat betapa indahnya Tokyo di hadapan mata. Walau telah seminggu berada di sana, kebanyakan waktunya habis untuk berbisnis. Hanya suara Lan Huan yang mampu membuyarkan fokusnya pada pekerjaan untuk sekali ini bepergian. Kini ia memandang kepada sejawatnya itu. Senyuman khas yang ramah ditunjukkan oleh Lan Huan membuat kedua kaki semakin cepat melangkah hingga berhenti tepat di depannya.

"Tidak masalah, Xichen," Balasnya, "Malah mungkin aku yang harusnya berterima kasih. Ternyata— pemandangan di atas sini indah juga." 

Matanya menyipit ketika tersenyum, Lan Huan senyaman itu berjalan-jalan dengan sang tertua dari Nie bersaudara. Di lain sisi, sang Nie ikut tergugah tersenyum.

Sudah menjadi rahasia umum jikalau Nie Mingjue pemilik perusahaan kontraktor Nie adalah yatim piatu sejak umur belia dan Nie Mingjue telah terpaksa menjadi dewasa lebih dini dari kawan sejawatnya, di tambah ia juga perlu membesarkan adiknya, Nie Huaisang yang jauh lebih kecil darinya. Itu merupakan hal berat yang membentuk persona Nie Mingjue sekarang ini. Tapi, dengan keluarga Lan, dengan orang tua Xichen yang menyambutnya hangat kapan pun di mana pun, kali ini tidak terkecuali, dengan Lan Wangji sebagai sosok adik yang intelektual, Nie Mingjue merasa bukan orang asing.

Nie Mingjue mengikuti Xichen menemui kedua orang tuanya. Mereka sangat baik padanya dan bahkan Wangji mau mengajaknya bicara sesekali. Memang benar buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, sekeluarga sangat ramah— walau juga kadang sangat kuno. Tapi Nie Mingjue tetap merasa hangat dan nyaman berada di dekat mereka. 

Mereka menghabiskan beberapa waktu di Tokyo Tower itu. Berbincang, saling mengambil potret, meneropong— untuk Lan Huan, dan turun ketika langit telah berwarna oranye.

"Mingjue," Yang terpanggil serta di tarik ujung lengan kemejanya menoleh, pandangan teralih khusus teruntuk pemanggilnya, Lan Huan dan memberinya ruang berbicara selama orangtua dan adik Lan Huan sudah lebih dulu menunggu di depan lift. "Ya, Xichen?" Pria tersebut menggenggam tangan sosok yang lurus memandang ke hadapannya. "Bagaimana kalau kau ikut bersama kami ke Hotel? Kita makan malam bersama."

What If? (Sexy Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang