#TWO ¡
Kehidupan pagi hari yang normal.
"AAKH! JANGAN DIBUKA KORDEN-NYA, KAK! " pekik si bungsu, rindou.
Tidak mempedulikan, gadis perempuan itu malah mengikat korden-nya agar terbuka dan pergi meninggalkan adik-nya.
Menggaruk rambut frustasi, lelaki bersurai kuning dengan campuran mint itu membangunkan diri-nya.
Ia mencibir, berjalan keluar kamar dengan tidak ikhlas.
"Pagi, kak. " sapa kakak kedua yang tak lain adalah anak tengah, ran.
Yang disapa sibuk memakai celemek-nya, bersiap untuk membuat sarapan.
"Pagi. " balas-nya tanpa menoleh.
"Mau kubantu? "
"Tidak usah, bangunkan saja adikmu itu. "
— • —
Pintu kamar dibuka, baru saja ran ingin membangunkan rindou, namun makhluk tersebut tidak ada.
"Rindou! " panggil-nya menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Apa, sih? " balas sang adik dari kamar mandi yang tak jauh dari kamarnya.
Ran berkedip sekali, "tumben kau sudah bangun. "
"Andai kakak tua itu tidak membuka korden-nya, sampai siang pun aku masih memeluk bantal gulingku di kasur. "
Sebuah benda dilempar, refleks ran menghindar dan mengenai pintu kamar mandi.
"Apa kau bilang tadi!? "
"Aku hanya bercanda! "
Tangan-nya menutup mulut, ran menahan tawa, teringat betapa keras bunyi benturan panci yang membuat semua-nya terkejut.