"Salam hormat, Putri Kartika dari Keraton Akashaloka. Perkenalkan, nama saya adalah Nathaniel Iangsis, keturunan ketujuh dari Ratri Iangsis dan penerus dari Simon Setheus."
Kartika hanya mengangguk pelan, bertanya-tanya tentang nama-nama yang muncul dari bibir anak lelaki itu lalu memperkenalkan dirinya. Lelaki bernama Nathaniel itu berambut hitam dengan sepasang mata cokelat cemerlang yang tajam. Seolah meskipun masih berfisik remaja tanggung, ada kebijaksaan yang bersemayam disana.
"Jadi Nathaniel Iangsis, adakah permasalahan terhadap Nirvana yang ingin kau bicarakan padauk?"
Anak lelaki itu tertawa, ia sepertinya tak menyangka akan disambut dengan pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin ia dengar.
"Maaf Putri Kartika. Anda mungin belum tahu hubungan kami dengan Nirvana. Sama seperti organisas-organisasi esoteris lainnya, kami tidak mengharapkan apapun dari Nirvana selain informasi mengenai perkembangan penemuan pusaka yang mungkin sangat membantu keberlangsungan organisasi kami, seperti ketika organisasi anda menemukan potongan naskah kitab Iangsis yang hilang."
Kartika terlihat kebingungan mendengar kata-kata Nathaniel, ia hanya mengangguk dengan raut wajah panik mencoba mencari tahu tentang naskah Iangsis di dokumen di laptopnya.
"Anda tidak perlu risau putri, urusan kami dengan Nirvana sebenarnya tidak terlalu berkaitan dengan apa yang akan kita bicarakan."
"Oh, baiklah. Maaf, hanya saja jabatan baru ini membuatku merasa agak terlalu kalut."
"Jangan khawatir, untuk saat ini meskipun kita baru berkenalan, anggaplah aku ini kawanmu. Usiamu terlihat muda Putri, mungkin dua puluhan? Dan di usia itu mengemban nama Niskala dan Keraton Akashaloka, benar-benar hal yang luar biasa, akan tetapi bukan berarti aku menganggap masalah anda ringan."
"Iya, panggil saja aku Kartika, dan aku akan memanggilmu Nathan. Lalu setelah ini kita bias melepaskan formalitas. Entah mengapa aku merasa tujuanmu menghubungiku adalah karena masalah pribadi dan bukan berkaitan dengan organisasi."
"Tepat sekali."
Merasakan beban dan tekannya berkurang, terlebih yang dihadapinya adalah anak muda dan bukan orang tua kolot yang akan mempertanyakan integritas ataupun profesionalitasnya sebagai perwakilan dari Niskala, Putri Kartika langsung mengambil botol air minum di laci mejanya dan meminumnya untuk melemaskan rasa tegang.
"Baiklah, Nathan. Aku siap mendengarkan sebagai Kartika."
"Tanpa mengurangi rasa hormat, saya berniat untuk menjelaskan kondisi organisasi kami dan tentu niskala dan Keraton Akashaloka. Apakah itu akan membantu, atau Putri ingin langsung ke permasalahan utama?"
"Sudah kubilang panggil saja Kartika."
"Baik"
"Untuk hal ini, aku memilih kau menjelaskan segala sesuatu tentang organisasimu, Niskala, dan mungkin semua hal yang kau ketahui tentang organisas-organisasi ini."
Putri Kartika menunjukkan secarik kertas pada kamera, berikut nama-nama dan organisasi-organisasi yang tertulis di atasnya. Nathaniel mengangguk sambil mencatat sesuatu di buku catatan kecilnya.
"Baiklah Kartika, hal ini akan sangat panjang. Akan tetapi saya akan menjelaskannya sebagik-baiknya.
Nirvana, atau sekarang bisa kusebut sebagai Niskala merupakan organisasi penelitian pusaka dan fenomena supranatural yang sebelumnya berada di bawah kementrian budaya. Sementara kita tahu sekarang Akashaloka-lah yang melanjutkan organisasi ini dan mengganti namanya."
"Akashaloka pada awalnya merupakan keraton yang namanya nyaris terhapus dari sejarah akibat pengkhianatan yang dilakukan Akashaloka terhadap Majapahit. Sampai kemudian penerus keluarganya berusaha untuk memunculkan nama itu pada tahun 99 sampai akhirnya aku bisa mengemban nama keluargaku dengan hormat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Jumat [5] Kayon
ParanormalSetelah insiden Swarbhanu, Jerusalem dan Niskala (Dulu Nirvana) mendapatkan masalah yang lebih besar semenjak menghilangnya Aji Saputra, yakni sebuah pohon raksasa yang tumbuh di bukit Sujati. Sementara itu Aya Nathania yang telah menjadi manusia da...